Lelang Amal Motor Gesits Dimenangi Putra Hary Tanoe
Panitia lelang telah menetapkan Warren Tanoesoedibyo sebagai pemenang lelang motor listrik Gesits milik Presiden Jokowi. Hal ini dilakukan setelah M Nuh, pemenang lelang pertama, tak mampu menebus motor Rp 2,5 miliar
Oleh
Rini Kustiasih dan Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Putra Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo, yakni Warren Tanoesoedibjo, dinyatakan sebagai pemenang lelang motor listrik Gesits yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo. Pengumuman pemenang itu dilakukan penyelenggara setelah pemenang lelang sebelumnya atas nama M Nuh asal Jambi ternyata tidak dapat memenuhi kewajibannya menebus motor itu seharga Rp 2,55 miliar.
Motor itu sebelumnya dilelang dalam acara konser ”Berbagi Kasih Bersama Bimbo” yang diselenggarakan atas kerja sama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (17/5/2020), akhir pekan lalu. M Nuh yang mengaku sebagai pengusaha dari Jambi dinyatakan sebagai pemenang setelah menawar motor itu seharga Rp 2,55 miliar. Akan tetapi, saat dikontak setelah acara, yang bersangkutan ternyata tidak dapat menebus motor itu. Nuh juga diketahui bukan seorang pengusaha, melainkan pekerja lepas harian. Nuh juga sempat dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
Pengumuman pemenang lelang amal itu dilakukan di Graha BNPB, Jumat (22/5/2020). Hadir dalam acara itu Ketua MPR Bambang Soesatyo, artis Olivia Zalianty, Ketua BPIP Yudian Wahyudi, Ketua Kamar Dagang dan Industri Rosan Roeslani, Warren Tanoesodibjo, dan Hary Tanoesoedibjo. Dalam kesempatan itu, Bambang menjelaskan dan mengklarifikasi sejumlah informasi yang berkembang di seputar penyelenggaraan acara.
Bambang mengatakan, dirinya tidak enak hati dengan Presiden Jokowi karena persoalan ini telah menimbulkan isu-isu liar yang berkembang dan menyudutkan Presiden.
”Sebenarnya beliau tidak tahu apa-apa. Beliau hanya ingin membantu gagasan para seniman, pekerja seni yang sebelumnya datang kepada saya, Kepala BPIP dan BNPB, untuk melakukan gagasan konser dengan niat membantu saudara-saudaranya sesama seniman pekerja seni yang membutuhkan. Syukur-syukur bisa lebih untuk ditujukan kepada saudara-saudara yang terdampak,” katanya.
Atas peristiwa dan ketidaknyamanan ini, Bambang menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden dan pihak-pihak lain yang merasa tersudutkan. Menurut dia, penyelenggaraan acara itu memang diwarnai banyak atensi masyarakat, termasuk dari mereka yang tidak beritikad baik dengan menyebarkan kabar bohong dan penipuan. Setelah acara, penyelenggara juga menerima informasi adanya kelompok masyarakat yang ditangkap Polda Kalimantan Tengah karena menghasut.
”Yang kedua, kita kena prank (tipu), seorang buruh di Jambi yang mengaku pengusaha tambang bernama M Nuh. Kemudian katanya diamankan oleh Polda Jambi. Kepada keduanya kami telah memohon kepada Polda Jambi dan Kalteng untuk dilepas,” katanya.
Kita kena prank (tipu), seorang buruh di Jambi yang mengaku pengusaha tambang bernama M Nuh. Kemudian katanya diamankan oleh Polda Jambi. Kepada keduanya kami telah memohon kepada Polda Jambi dan Kalteng untuk dilepas. (Bambang Soesatyo)
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Negara RI Inspektur Jenderal Raden Prabowo Argo Yuwono mengonfirmasi bahwa kepolisian tidak melakukan penangkapan dan penahanan kepada M Nuh. Mengutip yang disampaikan Kepala Kepolisian Daerah Jambi Irjen Firman Santyabudi bahwa M Nuh hanya diwawancara oleh kepolisian tentang apa yang terjadi. Yang bersangkutan ternyata tidak paham bahwa acara yang diikuti adalah acara lelang. Sebaliknya dia mengira bakal mendapatkan hadiah.
Beredar pula informasi bahwa acara konser itu dihadiri ribuan orang dan dihadiri Presiden secara fisik. Menurut Bambang, hal itu tidak benar. Konser itu pun tidak sampai menelan biaya miliaran rupiah sebagaimana informasi yang banyak beredar. Semua biaya penyelenggaraan, termasuk artis yang dilibatkan, menurut Bimbo, ditanggung dengan biaya gotong royong baik oleh seniman maupun donatur.
Terlepas dari berbagai isu dan kabar bohong yang berkembang, menurut Bambang, ada hikmah yang bisa diambil. Dengan perbuatan M Nuh yang mengaku pengusaha itu, misalnya, harga motor listrik itu menjadi naik menjadi Rp 2,55 miliar. Dengan naiknya angka lelang itu, kesempatan untuk membantu orang lain lebih besar pula. Konser amal itu sendiri juga mendapatkan perhatian luas dan menjadi pembicaraan di tengah publik baik melalui media sosial maupun kanal-kanal media lainnya.
Bambang melaporkan, hingga Jumat ini telah terkumpul donasi Rp 4,24 miliar dari target Rp 5 miliar untuk bantuan sosial. Dana itu berasal dari banyak pihak, yang mencapai 1.300 orang.
Sementara itu, Olivia Zalianty mengatakan, Warren Tanoesoedibjo dinyatakan memenangi motor listrik Gesits karena ia menjadi penawar tertinggi kedua, yakni Rp 1,5 miliar. Namun, Warren bersedia menebus motor itu seharga Rp 2,55 miliar sebagaimana yang ditawar oleh M Nuh.
Olivia menyayangkan niat baik konser amal itu disambut dengan niat yang kurang baik oleh sejumlah pihak. Penyelenggara pun meminta maaf kepada Presiden Jokowi atas peristiwa yang menyeret-nyeret namanya tersebut.