Presiden Perintahkan Hitung Daya Dukung Taman Nasional Komodo
Kendati kunjungan ke kawasan wisata strategis Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, terus digenjot, permasalahan lingkungan tetap menjadi perhatian pemerintah
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·2 menit baca
LABUAN BAJO, KOMPAS — Kendati kunjungan ke kawasan wisata strategis Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, terus digenjot, permasalahan lingkungan tetap menjadi perhatian pemerintah. Presiden Joko Widodo memerintahkan jajaran Balai Taman Nasional Komodo menghitung daya dukung agar kelestarian flora dan fauna tetap terjaga.
Perintah tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat meninjau Pulau Rinca, salah satu pulau yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo, Kamis (11/7/2019). ”Saya tadi sudah sampaikan kepada kepala balai untuk betul-betul dihitung daya dukungnya. Jangan sampai kita los, bukan hanya urusan tourism, tetapi tidak juga melihat bahwa ini adalah kawasan konservasi,” ujar Presiden Jokowi di sela-sela peninjauan ke Pulau Rinca.
Pada hari kedua kunjungan kerja ke NTT, kemarin, Presiden Jokowi bersama Nyonya Iriana mengunjungi Pulau Rinca, salah satu pulau yang menjadi habitat komodo. Didampingi Mensesneg Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, serta Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Jokowi berjalan kaki menyusuri jalan setapak di Pulau Rinca.
Rombongan Presiden Jokowi melihat komodo di belakang kantin yang berada sekitar 300 meter dari dermaga Pulau Rinca. Di tempat itu pula Presiden Jokowi, Gubernur Viktor, dan para menteri membicarakan pengembangan pariwisata di Taman Nasional Komodo dan lokasi lain di Labuan Bajo.
Presiden Jokowi menegaskan, pembangunan sarana pendukung pariwisata di Labuan Bajo harus terintegrasi. ”Di Labuan Bajo ada Pulau Komodo, ada Pulau Rica, kemudian ada lautnya sehingga pembenahan kawasan, pembangunan fasilitas pendukung itu harus benar-benar terintegrasi semuanya karena ini memang ingin kami jadikan wisata yang premium,” tuturnya.
Taman Nasional Komodo merupakan kawasan konservasi bagi komodo dan habitatnya. Berdasarkan data dari Balai Taman Nasional Komodo, populasi komodo di Pulau Rinca pada 2018 sekitar 1.040 ekor, sedangkan di Pulau Komodo 1.700 ekor.
Gubernur Viktor menegaskan, komodo tetap menjadi ikon utama pariwisata meski banyak potensi wisata lain di Labuan Bajo. ”Bagaimanapun komodo tetap menjadi ikon pariwisata di NTT,” ujarnya.
Meski menjadi destinasi wisata utama, pemerintah tidak ingin pengembangan pariwisata justru merusak lingkungan hidup. Karena itu, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya menghitung daya dukung untuk menentukan kawasan wisata dan kawasan konservasi.
”Kami akan menyusun disain besar penataan kawasan pariwisata, mana yang untuk turis, mana yang untuk konservasi. Mana yang dikuota, mana yang tidak,” ujarnya.
Presiden Jokowi mencontohkan, Pulau Komodo bisa diperuntukkan sebagai kawasan konservasi. Karena itu, jumlah kunjungan wisata harus dibatasi. Tak hanya menetapkan kuota maksimal kunjungan wisatawan, harga tiket masuk Pulau Komodo juga bisa saja dibuat lebih mahal.
Untuk menyusun rancangan besar kawasan wisata Labuan Bajo, Presiden Jokowi akan segera menggelar rapat terbatas. Disain besar itu diharapkan bisa segera dikerjakan dan selesai paling lambat tahun 2021.