TANGERANG, KOMPAS - Anak-anak muda memiliki potensi besar dalam politik. Namun, perlu ada ekosistem yang mendukung. Untuk itu, semestinya dimunculkan narasi kepemimpinan yang menumbuhkan keberanian dan optimisme.
Semangat dan energi besar anak-anak muda diakui Calon Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo, saat menghadiri peringatan hari jadi keempat Partai Solidaritas Indonesia di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang, Minggu (11/11/2018) petang. Hadir pula dalam acara ini Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, serta Ketua Tim Kampanye Nasional Erick Thohir.
Menurut Jokowi, potensi anak muda dalam berpolitik akan muncul bila ada kondisi yang sesuai dan menumbuhkan optimisme. Narasi yang mendorong Indonesia menuju kegelapan apalagi menuju bubar tak akan menghasilkan apa-apa.
“Yang dibutuhkan adalah narasi kepemimpinan yang menumbuhkan keberanian. Bukan politik genderuwo yang menebar ketakutan,” tutur Jokowi.
Menakut-nakuti atau memunculkan narasi pesimisme hanya akan membunuh kreativitas. Padahal, hal tersebut modal untuk bekerja keras dan terus maju. Semangat, optimisme, keyakinan, kepercayaan diri, dan keberanian perlu terus dipompa.
Jokowi mencontohkan, anak-anak muda tak takut. Terbukti saat bom meledak di Jalan MH Thamrin Jakarta, teroris berusaha menebar ketakutan, tetapi semua anak muda dan masyarakat Indonesia melawan bersama-sama. “Teroris yang ingin menebar ketakutan, kita lawan. Indonesia tidak takut. Kita tidak takut,” ujar Jokowi.
Ketua Umum PSI Grace Natalie dalam pidatonya menyampaikan optimisme yang sama. “Politisi zaman old melihat negara lain sebagai ancaman. Akan stop impor. Menyebutnya bahaya asing. Politisi zaman old gemar menyebar ketakutan yang disebut Bro Jokowi sebagai politisi genderuwo,” tuturnya.
Namun, PSI menegaskan politik yang diusung PSI adalah politik yang membawa optimisme, politik yang cerdas, politik kegembiraan. “Kita generasi optimis yang melihat negara lain sebagai kesempatan atau peluang untuk kerja sama atau kolaborasi,” tambahnya.
PSI sendiri menetapkan tiga agenda utama untuk para calon legislatifnya yang terpilih di parlemen baik di daerah maupun di pusat. Pertama, menjaga para pemimpin reformis baik di tingkat nasional maupun lokal dari gangguan politisi hitam. Kedua, PSI akan menghentikan praktik pemborosan dan kebocoran keuangan negara di parlemen. Ketiga, mencegah ketidakadilan, diskriminasi, dan tindakan intoleransi di Indonesia.
Saran kampanye
Namun, untuk meloloskan caleg-calegnya ke DPR, Jokowi mengingatkan supaya dilakukan kampanye dari pintu ke pintu. Hal ini diterapkan Jokowi sejak mencalonkan diri dalam Pilkada Solo maupun Pilkada DKI. “Siapa yang kenal Joko Widodo saat saya maju dalam Pilkada Solo 2004 lalu,” ujarnya. Hal serupa terjadi saat Jokowi mencalonkan diri dalam Pilkada DKI 2012 silam.
Dengan kampanye dari pintu ke pintu, silaturahmi terjaga. Para caleg juga bisa menjelaskan apa yang akan dilakukan dan ide-idenya. Saat selesai dan menyalami warga, caleg juga bisa merasakan dukungan, keraguan, ataupun tidak adanya dukungan.
Para politisi muda PSI dinilai akan sanggup melakukan kampanye seperti ini. Sebab, energi dan potensi masih sangat besar. Namun, energi dan potensi ini perlu berpadu dengan semangat dan optimisme.
Grace pun menyebutkan anak-anak muda sebagai penggerak mulai zaman memperjuangkan kemerdekaan sampai saat ini. Soekarno menulis pledoi Indonesia Menggugat ketika masih sangat muda, demikian pula RA Kartini ketika menulis surat-surat berisi gagasannya yang kemudian dijadikan buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Ketika menurunkan Presiden Soeharto dan menghentikan Rezim Orde Baru tahun 1998, anak-anak muda pula yang turun ke jalan.