DENPASAR, KOMPAS — Kepolisian Daerah Bali menyiapkan personel pengamanan Pemilu 2019. Lebih dari 2.800 polisi di jajaran Polda Bali dilibatkan dalam operasi kepolisian terpusat Mantap Brata 2018 yang digelar selama 397 hari, terhitung mulai Kamis (20/9/2018) sampai dengan Oktober 2019.
Untuk mengetahui kesiapan personel dan perlengkapannya, Polda Bali menggelar apel gelar Operasi Mantap Brata 2018 di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali, Rabu (19/9/2018). Apel gelar pasukan Operasi Mantap Brata 2018 itu dipimpin Wakil Kepala Polda Bali Brigadir Jenderal (Pol) I Wayan Sunarta.
Selain melibatkan polisi, Operasi Mantap Brata, yang bertujuan mengawal dan menjamin keamanan dan kelancaran dalam Pemilu 2019, juga menyertakan tentara dari Kodam IX/Udayana dan jajarannya serta institusi lainnya di daerah. Menurut Kepala Staf Kodam IX/Udayana Brigadir Jenderal Kasuri, unsur TNI yang dilibatkan dalam Operasi Mantap Brata 2018 di Bali juga berjumlah sekitar 2.000 tentara.
Dalam apel gelar pasukan, Sunarta membacakan amanat Kepala Polri berkaitan dengan pelaksanaan Operasi Mantap Brata 2018. Polri, menurut Kepala Polri, berkomitmen dan bekerja keras untuk menjamin penyelenggaraan Pemilu 2019 berjalan lancar, aman, dan damai.
Polri bersinergi dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk TNI, dalam menjamin terjaganya keamanan dalam negeri. Polri dan TNI juga berkomitmen menjaga netralitas dalam penyelenggaraan Pemilu 2019.
Menurut Sunarta, Polda Bali sudah dan akan terus menggelar kegiatan kepolisian, atau dikenal dengan operasi cipta kondisi, untuk menjaga situasi keamanan di Bali. Sunarta menyatakan, Polda Bali berusaha mengantisipasi kerawanan di Bali melalui langkah pendeteksian dan pencegahan sejak dini selain melalui penindakan.
”Bersamaan pengamanan pemilu itu, kami di Polda Bali bersama Kodam Udayana juga mempersiapkan pengamanan untuk kegiatan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia pada Oktober nanti,” kata Sunarta seusai apel gelar Operasi Mantap Brata.