MATARAM, KOMPAS — Pelaksanaan pemungutan suara pemilihan kepala daerah di Nusa Tenggara Barat berjalan lancar pada Rabu (27/6/2018) pagi hingga siang. Masyarakat di Kota Mataram, Lombok, ibu kota NTB, mendatangi tempat pemungutan suara guna mencoblos tanda gambar pasangan calon gubernur-wakil gubernur NTB periode 2018-2023.
Di Kota Mataram, masyarakat mulai berdatangan bertahap ke TPS, baik secara individu maupun berkelompok dengan anggota keluarganya. Hesti (51) dan seorang anaknya datang ke TPS 8 Kelurahan Mataram Barat, Kota Mataram. ”Anak saya bilang, ’Mama jangan golput karena surat suara yang tidak dicoblos bisa-bisa dipakai untuk hal yang tidak baik’,” ucap Hesti.
Suasana nyaris sama terjadi di Dusun Jereneng, Desa Bagek Polak, Lombok Barat. Bahkan, Kepala Dusun Jereneng, Paslun, mengatakan, petugas proaktif mengingatkan warga untuk datang ke TPS. Namun, inisiatif itu belum optimal mengingat di TPS 3 Dusun Jerenang, dari 391 warga yang masuk daftar pemilih tetap, sebanyak 86 orang (meliputi kalangan tua dan muda) yang tidak mencoblos.
”Mereka malas saja karena siapa pun jadi gubernur bupati, kehidupan sosial ekonominya tetap tidak berubah,” kata Paslun mengutarakan sikap apriori warganya.
Proses pemungutan suara di Mataram dan Lombok Barat berjalan kondusif. ”Alhamdulillah, pemantauan tadi pagi dari seluruh perangkat negara terkait kesiapan surat suara dan logistik sudah sehingga pemungutan suara berjalan lancar dan kondusif,” tutur Gubernur NTB seusai mencoblos di TPS 1 Pancor, Lombok Timur.
Menurut Gubernur Majdi, masyarakat diminta tetap menjaga kondusivitas itu. Masyarakat juga diminta segera pulang seusai mencoblos guna menjaga hal yang tidak diinginkan dan mengawal bersama proses rekapitulasi guna memperkecil peluang manipulasi. ”Tidak perlu ada provokasi. Tunggu hasil pilkada dari KPU daerah. Siapa yang menang, itulah pemimpin kita,” ujarnya.
Zulkifliemansyah (berpasangan dengan Sitti Rohmi Djalilah sebagai calon gubernur-wakil gubernur NTB bernomor urut 3) mencoblos di TPS 5 Desa Bajur, Lombok Barat. Zulkifliemansyah juga menilai, masyarakat mampu menjalankan demokrasi dengan baik, aman, dan damai di NTB.
”Kalau ada dikit-dikit black campaign biasalah, tapi secara umum Pilkada NTB berlangsung aman damai. Ini menunjukkan semakin matangnya kehidupan berdemokrasi, yang nantinya mudah-mudahan melahirkan pemimpin yang baik untuk NTB,” ujarnya.
Ditanya peluangnya menang dalam pilkada ini, Zulkifliemansyah mengaku optimistis karena hasil survei menunjukkan pasangan nomor 3 cukup kompetitif dan unggul di sejumlah tempat. ”Tetapi, yang namanya kontestasi, ada yang menang dan ada yang kalah. Apa pun hasilnya, insya Allah yang terbaik buat NTB,” ucapnya.
Sebelumnya Sohardi Soud, Ketua Divisi Teknis KPU NTB, menyebutkan, daftar pemilih tetap (DPT) di NTB sebanyak 3.511.890 ditetapkan dalam rapat koordinasi dengan lintas sektor 28 April lalu. Di luar jumlah DPT itu, ada 15.664 orang karena tidak bisa melakukan rekam KTP elektronik.
Pasangan calon dalam pilkada ini meliputi Suhaili (petahana Bupati Lombok Tengah)-M Amin (petahana Wakil Gubernur NTB) dan Ahyar Abduh (Wali Kota Mataram)-Mori Hanafi (DPRD NTB), Zulkifliemansyah (anggota DPR)-Sitti Rohmi Djalilah (Rektor Universitas Nahdlatul Wathan Mataram), serta pasangan dari jalur independen Ali bin Dahlan (petahana Bupati Lombok Timur)-Lalu Gede Sakti Amir Murni (tokoh agama).