Katanya Ganteng, Nyak Sandang Ingin Lihat Wajah Presiden Jokowi
Oleh
DD06
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kondisi mata penyumbang pesawat pertama Republik Indonesia, Nyak Sandang, sudah membaik setelah operasi katarak, Rabu (28/3/2018). Warga Aceh itu berharap bisa bertemu kembali dengan Presiden Joko Widodo untuk melihat rupa Jokowi.
”Saat ditanya, spontan beliau ingin melihat wajah Pak Jokowi secara langsung. Soalnya beliau dengar dari orang-orang katanya Presiden Jokowi ganteng,” ucap Maturidi, anak dari Nyak Sandang, saat dihubungi, Sabtu (31/3/2018), dari Jakarta.
Sebelumnya, Nyak Sandang sempat bertemu dengan Jokowi pada 21 Maret 2018 di Istana Merdeka. Pertemuan itu terjadi sebelum mata Nyak Sandang dioperasi. Karena itu, dia hanya sempat mengusap-ngusap tangan Presiden.
Maturidi mengatakan, Jokowi belum hadir untuk menjenguk Nyak Sandang setelah operasi. ”Pak Jokowi lagi di luar kota. Jadi belum bisa hadir menjenguk ke sini. Pak Jokowi hanya menyampaikan salam dan meminta perwakilannya untuk menjenguk,” katanya.
Saat ini kondisi Nyak Sandang perlahan-lahan semakin baik. Saat diuji oleh dokter, Nyak Sandang sudah berhasil menebak dengan benar jumlah jari yang diacungkan dokter. Namun, matanya belum optimal karena masih dalam pengaruh obat yang harus diminum tiap satu jam.
Menurut rencana, pada Rabu depan, kondisi mata Nyak Sandang akan kembali diperiksa oleh tim dokter. Apabila kondisi sudah memungkinkan, dia dan Maturidi akan memikirkan waktu untuk kembali ke Aceh.
Operasi katarak itu merupakan pemberian dari Jokowi. Pada pertemuan di Istana, Nyak Sandang menyampaikan tiga permintaan, yaitu operasi katarak, naik haji, dan pembangunan masjid di dekat rumahnya di Lamno, Aceh, (Kompas, 30/3/2018).
Nyak Sandang merupakan salah satu orang yang berjasa dalam pembelian pesawat terbang pertama RI. Pada 1950, dia dan orangtuanya menyumbang dengan menjual kebun. Sumbangan itu diberikan sesuai permintaan presiden pertama RI Soekarno kepada rakyat Aceh.
Dengan sumbangan yang digabung dengan ribuan rakyat Aceh, Soekarno membeli dua pesawat Dakota. Pesawat tersebut dinamakan Seulawah R-001 dan Seulawah R-002.