Pengamalan Pancasila Syarat Mutlak NKRI Tetap Tegak
Oleh
Erwin Edhi Prasetyo
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia bukan sekadar jargon yang tanpa makna. Pengamalan Pancasila secara tepat dan bijaksana menjadi syarat mutlak tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal itu disampaikan Hadi saat memberi kuliah umum berjudul ”Pancasila sebagai Nilai-nilai Kedaulatan Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Global Kekinian” di Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Selasa (20/3).
Hadi mengatakan, era revolusi industri 4.0 saat ini yang ditandai dengan lahirnya inovasi disruptif, terutama di bidang teknologi, yaitu informasi digital, biologi, dan transportasi, telah mengubah tatanan lama menjadi betul-betul baru yang dampaknya sulit diprediksi. Dalam konteks tertentu, dampak tersebut dapat bertransformasi menjadi ancaman baru bagi kedaulatan bangsa. Sebagai contoh, kemajuan teknologi informasi digital membuka peluang lahirnya berbagai industri kreatif. Namun, juga dapat disalahgunakan sebagai sarana indoktrinasi terhadap individu-individu hingga siap melakukan teror demi agenda kelompok tertentu.
Hadi menambahkan, ancaman nyata terhadap keutuhan bangsa adalah kemunculan fenomena hiper realitas, yaitu fakta yang bersilang sengkarut dengan rekayasa. Prinsip-prinsip kebenaran, kepalsuan, keaslian, isu, dan realitas membaur menjadi satu. Akibatnya, sebagian masyarakat akan kebingungan untuk mencerna mana yang benar dan yang palsu.
”Perkembangan yang mengkhawatirkan adalah adanya upaya untuk memecah belah bangsa Indonesia yang sejatinya telah direkatkan oleh Pancasila dan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, pengamalan Pancasila secara tepat dan bijaksana merupakan syarat mutlak demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Hadi.
Bukan sekadar jargon
Hadi menegaskan, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia bukan sekadar jargon yang tanpa makna. Pancasila lahir dari kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa yang hakiki. ”Pancasila berisi kebenaran dan pembuktian bahwa hanya dengan memedomani dan mengamalkan sila-sila di dalamnya, eksistensi Indonesia tetap dapat dipertahankan dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang selalu mendera,” katanya.
Menurut Hadi, berbagai fenomena yang cenderung mereduksi atau merusak marwah Pancasila sebagai ideologi negara perlu terus diwaspadai dan diantisipasi. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia tidak boleh direduksi atau dikaburkan oleh hal-hal yang bukan berasal dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
”Mempertahankan tegaknya Pancasila adalah sama halnya dengan mempertahankan kedaulatan negara Indonesia itu sendiri,” ujarnya.
Rektor UNS Ravik Karsidi mengatakan, sejak berdiri 42 tahun lalu, UNS disebut sebagai Kampus Benteng Pancasila. Hal itu antara lain diwujudkan UNS dengan membangun tempat ibadah untuk semua agama di lingkungan kampus. ”Nilai-nilai toleransi kita kembangkan dan kebinekaan akan kita jaga terus,” katanya.