Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama lebih dari satu setengah tahun, hingga mempengaruhi kesehatan mental masyarakat. Kondisi ini juga berpengaruh pada anak-anak di usia sekolah terutama pada anak usia prasekolah hingga sekolah menengah.
Oleh
Kendar Umi Kulsum
·3 menit baca
Menurut data dari Save The Children, selama pandemi anak-anak kehilangan kesempatan bermain di sekolah bersama teman-temannya. Sekitar 646.000 sekolah tutup dan ada 60 juta siswa yang belajar di rumah sehingga ada perubahan pola perilaku karena mereka dipaksa untuk beradaptasi dengan perubahan yang cepat.
Sejak awal pandemi Maret 2020, anak-anak mulai belajar daring atau pun Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal itu membuat anak-anak terputus lingkungan sosialnya. Mereka tidak lagi mendapatkan kesempatan bermain dengan teman sebaya.
Ternyata hal itu berlangsung cukup lama hingga kini, hampir empat semester anak-anak melewati waktu belajar sendiri di rumah tanpa pendampingan pengajar atau guru seperti di sekolah. Awal tahun ajaran baru Juli 2021 tanpa diduga pandemi justru semakin mengganas akibat munculnya varian delta, maka pupuslah harapan untuk kembali berkumpul di sekolah.
Situasi demikian berpengaruh pada emosi dan kejiwaan anak-anak karena mereka menghadapi situasi yang terus berubah dengan cepat. Ketidakpastian akan hari esok, kecemasan akan kesehatan diri dan keluarga, karantina di rumah dan pembelajaran jarak jauh dapat mengakibatkan terganggunya kesejahteraan emosional anak.
Menurut hasil penelitian di Amerika yang dilakukan pada 19 Maret – 22 April 2021 menemukan bahwa ada enam hal yang dapat berpengaruh pada kesehatan anak pada masa pandemi; yaitu isolasi sosial, pembelajaran jarak jauh, terlalu lama menatap gawai, ketakutan akan ketularan virus, kurang aktifitas fisik, dan paparan berita yang mengkhawatirkan.
Lebih jauh lagi, pola hidup yang tiba-tiba berubah dapat mengakibatkan anak-anak kesulitan tidur, idealnya anak-anak tidur antara 9–12 jam. Dari hasil penelitian Departemen Ilmu Komputer Universitas Warwick, Inggris, dan Universitas Fudan, China, terhadap 11.000 anak usia 9--11 tahun, ditemukan sebanyak 53 persen dari anak yang tidur kurang dari 7 jam mengalami masalah perilaku.
Selain itu, suasana jauh dari teman dan guru membuat anak cenderung menjadi pasif dan jenuh bahkan sebagian anak kehilangan motivasi belajar. Oleh karena itu, anak-anak membutuhkan dorongan semangat baik dari guru maupun temannya meskipun hanya lewat online, hingga PJJ tetap menyenangkan jika anak-anak memiliki teman pendamping belajar.
Kesehatan mental
Menurut laman Mentalhealth.gov, kesehatan mental mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial kita. Itu mempengaruhi cara kita berpikir, merasa, dan bertindak. Ini juga membantu menentukan bagaimana kita menangani stres, berhubungan dengan orang lain, dan membuat pilihan. Kesehatan mental penting pada setiap tahap kehidupan, dari masa kanak-kanak dan remaja hingga dewasa.
Kondisi pandemi membuat anak teralienasi dengan lingkungan pendukungnya, hingga dapat menimbulkan ketidakstabilan emosi dan kejiwaan. Kesehatan mental menyangkut emosi, psikologi, kehidupan sosial yang berdampak pada kemampuan mengatasi stress, hubungan dengan orang lain dan kemampuan membuat keputusan. Kesehatan mental ini sangat penting bagi setiap pribadi di semua tahapan perkembangan usia baik anak anak, remaja maupun dewasa.
Gangguan kesehatan mental dapat mengakibatkan seseorang mengalami stres, gangguan kecemasan ataupun depresi. Pada anak anak gangguan kesehatan jiwa akan tampak pada perilaku mereka yaitu:
Sangat ketakutan
Sangat agresif
Sulit bergabung dengan yang lainnya
Tidak mengerti perbedaan khayalan dan kenyataan
Tidak mengungkapkan banyak emosi
Kesulitan tidur, makan dan toilet
Gangguan kesehatan mental pada anak, antara lain:
Kesulitan tidur dan makan
Mimpi buruk
Menarik diri atau agresif
Keluhan fisik tanpa sebab yang jelas
Ketakutan ditinggal sendiri
Selalu ingin berada di dekat orang tua atau sangat tergantung
Timbul ketakutan baru (takut kegelapan)
Kehilangan minat (bermain, hobi)
Sedih, menangis lebih dari biasa tanpa alasan
Untuk dapat menjaga kesehatan mental ketrampilan yang harus dibangun pada anak-anak, yaitu emosi diri, berempati dengan orang lain, membuat keputusan, mengatasi tantangan, mengembangkan hubungan dan bertanggung jawab atas kesalahan. Hal itu akan memengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka sepanjang hidup.