logo Kompas.id
OpiniDemokrasi Memang Mahal
Iklan

Demokrasi Memang Mahal

Demokrasi mahal, tetapi hanya demokrasi yang memastikan transparansi dan kesempatan bagi rakyat untuk memilih pemimpin.

Oleh
REDAKSI
· 2 menit baca
Perdana Menteri India Narendra Modi (dua dari kiri) menerima cendera mata dari Menteri Utama Negara Bagian Uttar Pradesh Yogi Adityanath seusai meresmikan kuil Hindu di Ayodhya, 22 Januari 2024.
AP PHOTO/RAJESH KUMAR SINGH

Perdana Menteri India Narendra Modi (dua dari kiri) menerima cendera mata dari Menteri Utama Negara Bagian Uttar Pradesh Yogi Adityanath seusai meresmikan kuil Hindu di Ayodhya, 22 Januari 2024.

Demokrasi jelas bukan sistem yang ideal. Prosesnya mahal, berlarut-larut, dan belum tentu hasilnya memberikan pemimpin yang baik.

Di tengah pandangan-pandangan terhadap demokrasi sebagai sistem yang mahal dan bertele-tele, pertanyaannya ialah adakah sistem alternatif yang tidak mahal, tak bertele-tele, tetapi sekaligus transparan dan melibatkan publik dalam menentukan pemimpin atau partai berkuasa? Pertanyaan ini muncul bukan hanya karena kita—bangsa Indonesia—baru merampungkan pemungutan suara pada pertengahan Februari lalu, tetapi juga karena belum lama ini India mengumumkan bakal menggelar pemilu berskala sangat besar.

Editor:
ANTONIUS TOMY TRINUGROHO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000