Perpustakaan tanpa awak jadi solusi untuk memenuhi kebutuhan akan fleksibilitas waktu kunjungan ke perpustakaan.
Oleh
TAUFIQ A GANI
·4 menit baca
Di tengah gelombang inovasi teknologi yang melanda berbagai aspek kehidupan, perkembangan perpustakaan juga mengalami transformasi yang signifikan. Salah satu konsep yang muncul adalah unmanned library atau perpustakaan tanpa awak, sebuah paradigma baru dalam layanan perpustakaan yang menghilangkan kehadiran manusia dalam operasionalnya. Sebelum kita membahas lebih jauh tentang urgensi dan implikasi dari konsep ini, penting untuk memahami perbedaan antara unmanned dan self-service.
Unmanned merujuk kepada obyek atau layanan yang beroperasi tanpa kehadiran manusia seperti kendaraan yang dikendalikan secara otomatis dengan teknologi mekanik dan elektronik. Sementara itu, self-service menempatkan pengguna dalam kendali langsung terhadap layanan, seperti ATM atau check-in mandiri di hotel. Perbedaan ini mencerminkan sudut pandang yang berbeda dalam menggambarkan obyek atau layanan tersebut.
Perpustakaan modern telah mengadopsi layanan mandiri, seperti peminjaman dan pengembalian buku melalui kios atau stasiun yang terhubung ke sistem informasi perpustakaan. Namun, konsep unmanned library mengambil langkah lebih jauh dengan menghadirkan ketidakhadiran manusia dalam seluruh aspek layanan perpustakaan. Dalam konsep ini pengguna dapat mengakses fasilitas lain, seperti ruangan dan peralatan audio visual tanpa dibantu petugas.
Dalam pengembangan perpustakaan ada urgensi untuk memperhatikan perkembangan teknologi guna meningkatkan layanan perpustakaan. Meskipun Indonesia telah membuat langkah maju dengan memiliki banyak perpustakaan modern, terutama di kota-kota besar, masih ada tantangan dalam menyediakan layanan perpustakaan yang merata di seluruh wilayah.
Oleh karena itu, perlu ada inovasi dan investasi dalam pengembangan unmanned library untuk memperluas akses literasi masyarakat, meningkatkan efisiensi layanan perpustakaan, dan memajukan perkembangan perpustakaan di Indonesia menuju masa depan yang lebih canggih dan inklusif.
Inovasi dalam ”unmanned library”
Penelitian oleh Santr, Bhowmick, dan Jana (2021) dalam Jurnal Library Philosophy and Practice, Agustus 2021, menyoroti manfaat drone dalam unmanned library yang memungkinkan pengiriman dokumen secara cepat dan akurat. Dengan teknologi ini, perpustakaan dapat mengatasi kendala waktu dan jarak secara efektif.
Penulis dalam tulisannya di Kumparan (23/12/2004) dan Dyah Ayu Mawarningrum dalam dalam laporan tugas akhir UNS (2020) melaporkan tentang operasional telelift di Perpustakaan Nasional RI. Perangkat ini sangat efisiensi dalam pengangkutan buku antarlantai tanpa perlu tenaga manusia. Sementara itu, Chula UltimateX Library di Thailand, seperti dilaporkan oleh Bangkok Post (27/11/2020), menunjukkan penggunaan facility management secara remote untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengunjung.
Dengan adanya tiga inovasi di atas, pelayanan menjadi lebih cepat sesuai dengan hukum keempat ilmu perpustakaan (Ranganathan, 1931), yaitu untuk senantiasa penghematan waktu pembaca. Hal yang lain adalah perpustakaan dapat memberikan layanan yang lebih luas dan efisien kepada pemustaka.
Ekstensi layanan perpustakaan menjadi sangat penting untuk memfasilitasi kebutuhan pemustaka akan fleksibilitas waktu kunjungan.
Kebutuhan ”unmanned library”
Pemustaka sering menghadapi kendala akses ke perpustakaan di luar jam kerja normal. Pengalaman pribadi penulis selama bertahun-tahun mengelola perpustakaan menyoroti kebutuhan akan layanan yang tersedia di waktu-waktu yang lebih fleksibel. Sebagai contoh, dosen dan mahasiswa sering kali memerlukan akses ke literatur dan ruang kerja di luar jam kerja biasa untuk menyelesaikan tugas atau proyek akademik.
Dalam pengalaman konkretnya, penulis mencatat testimoni langsung dari pemustaka yang dijumpai. Mereka merasa lebih nyaman bekerja di perpustakaan hingga larut malam dibandingkan dengan di ruang kerja di kantor sendiri yang akan sepi di luar jam kerja.
Mereka akan merasa aman dan terlindungi di perpustakaan yang tetap ramai dengan sistem pengamanan yang terkendali baik. Mereka ada juga yang bertestimoni bahwa keberadaan anak atau anggota keluarga lainnya di rumah membuat mereka tidak bisa berkonsentrasi penuh.
Dari pengalaman ini jelas bahwa ekstensi layanan perpustakaan menjadi sangat penting untuk memfasilitasi kebutuhan pemustaka akan fleksibilitas waktu kunjungan. Hal ini menegaskan urgensi pengembangan unmanned library sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan ini tanpa terbatas oleh jam kerja pengelola perpustakaan.
Manfaat tambahan
Ada beberapa manfaat tambahan dari unmanned library. Pertama, pengurangan biaya operasional. Dengan menghilangkan kehadiran petugas, unmanned library dapat membantu mengurangi biaya operasional bagi lembaga perpustakaan. Penghematan ini termasuk pengeluaran untuk gaji, tunjangan, dan manfaat lainnya. Dengan demikian, unmanned library memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih baik, memperkuat keuangan lembaga perpustakaan, dan meningkatkan efisiensi penggunaan dana.
Kedua, peningkatan aksesibilitas. Unmanned library juga berperan penting dalam meningkatkan aksesibilitas bagi mereka yang memiliki keterbatasan mobilitas atau yang tinggal di daerah jauh dari perpustakaan. Dengan layanan yang tersedia 24 jam dalam tujuh hari dan tanpa kehadiran petugas, orang-orang dengan mobilitas yang terbatas atau yang tinggal jauh dari perpustakaan dapat dengan mudah mengakses koleksi dan sumber daya yang tersedia, memperluas cakupan layanan perpustakaan, dan memastikan bahwa literatur dan pengetahuan dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat.
Ketiga, peningkatan keselamatan dan keamanan. Dengan dukungan teknologi pengamanan seperti kamera surveillance, unmanned library dapat meningkatkan keselamatan dan keamanan bagi pengunjung. Pengguna mungkin merasa lebih nyaman dan aman saat menggunakan fasilitas perpustakaan, terutama pada malam hari karena semua risiko kejahatan atau gangguan yang mungkin timbul akan terpantau.
Keempat, pengurangan antrean dan waktu tunggu. Layanan otomatis dan self-service yang ditawarkan unmanned library dapat mengurangi antrean dan waktu tunggu untuk layanan tertentu. Pengguna dapat langsung mengakses sumber daya yang mereka butuhkan tanpa harus menunggu bantuan petugas sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan waktu mereka dan mempercepat proses akses informasi dan literatur.
Sebagai penutup, dalam mengembangkan perpustakaan, perlu ada inovasi dan investasi dalam pengembangan unmanned library untuk memperluas akses literasi masyarakat, meningkatkan efisiensi layanan perpustakaan, dan memajukan perkembangan perpustakaan di Indonesia menuju masa depan yang lebih canggih dan inklusif. Melalui implementasi unmanned library, perpustakaan dapat memanfaatkan teknologi, seperti drone, telelift, dan facility management secara remote, untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan dalam penggunaan perpustakaan.
Namun, perlu diingat bahwa dalam mengembangkan unmanned library, aspek keamanan dan privasi data juga harus dipertimbangkan secara serius. Oleh karena itu, sebagai rekomendasi, pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi perpustakaan perlu terus mendorong inovasi dan investasi dalam pengembangan unmanned library.
Taufiq A Gani, Kepala Pusat Data dan Informasi Perpustakaan Nasional