Mobilitas masyarakat di akhir tahun meningkat. Bepergian, menginap, berbelanja, dan makan-minum menggerakkan roda perekonomian.
Oleh
REDAKSI
·1 menit baca
Libur telah tiba. Libur telah tiba. Hore, hore, hore...!
Lagu karya AT Mahmud itu mewakili antusiasme masyarakat menjelang libur hari raya Natal yang berlanjut dengan pergantian tahun 2023 ke 2024. Rasa senang pulang ke kampung halaman berpadu dengan semangat menjelajahi lokasi wisata baru. Tak ketinggalan, mencicipi makanan dan minuman atau mencoba menu di kedai dan restoran yang sedang ramai di kalangan pesohor. Tak lupa, meninggalkan jejak eksistensi di media sosial.
Hasil Survei Pergerakan Masyarakat pada Masa Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 oleh Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan diprediksi 107,63 juta orang, atau setara 39,83 persen masyarakat Indonesia, akan bergerak pada periode libur Natal dan Tahun Baru.
Pergerakan orang di akhir tahun menimbulkan pergerakan uang. Mudik dan liburan perlu persiapan mengambil cuti jauh-jauh hari dan menyiapkan dana, setidaknya untuk biaya transportasi, menginap, makan dan minum, serta oleh-oleh.
Pergerakan orang di akhir tahun menimbulkan pergerakan uang
Masyarakat Indonesia yang bepergian ke penjuru Nusantara tercatat sebagai wisatawan Nusantara. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Januari-Oktober 2023 ada 688,78 juta perjalanan wisatawan Nusantara (wisnus). Sekitar 74,11 persen perjalanan wisnus di Pulau Jawa.
Adapun dari sisi kegiatan ekonomi, mobilitas warga dan kegiatan pariwisata turut menopang pertumbuhan ekonomi. Salah satu lapangan usaha yang kinerjanya dipicu pergerakan wisatawan adalah akomodasi dan makan-minum. Pada triwulan III-2023, porsi akomodasi dan makan-minum terhadap produk domestik bruto sekitar 2,51 persen dengan pertumbuhan 10,9 persen.
Lapangan usaha yang kinerjanya dipicu pergerakan wisatawan adalah akomodasi dan makan-minum
Bagi pelaku usaha, uang yang dibelanjakan wisatawan bisa diputar lagi untuk membeli bahan baku dan barang modal sehingga usahanya berlanjut. Keuntungannya untuk menopang biaya hidup pelaku usaha.
Cerita akan berbeda jika warga Indonesia bepergian ke luar negeri. Pengeluaran saat bepergian dan berbelanja di luar negeri tercatat sebagai impor dalam neraca transaksi berjalan. Nilainya mengurangi belanja wisatawan mancanegara di Indonesia, yang tercatat di bagian ekspor. Pada triwulan III-2023, sebanyak 2,225 juta pelawat Indonesia ke luar negeri membelanjakan 3,341 miliar dollar AS, sedangkan perjalanan 3,324 juta pelawat dari luar negeri menghabiskan 4,376 miliar dollar AS. Dengan demikian, neraca transaksi berjalan dari jasa perjalanan pelawat surplus 1,034 miliar dollar AS.
Liburan akhir tahun bukan hanya untuk relaksasi, mengubur kenangan buruk, dan menyambut hari-hari baru. Liburan akhir tahun bagi pelaku usaha juga berarti meningkatkan produksi dan menjaring pemasukan ekstra. Liburan pun memutar roda perekonomian. Selamat berlibur.