Pemilu 2024 memasuki masa kampanye sejak Selasa (28/11/2023). Kampanye santun tanpa hoaks dan ujaran kebencian menjadi harapan kita semua.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Sebelum dimulai, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar deklarasi Kampanye Pemilu Damai, Senin (27/11/2023). Deklarasi ditandai pengucapan dan penandatanganan naskah deklarasi oleh calon presiden dan calon wakil presiden Anies R Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD serta perwakilan 18 partai politik nasional peserta Pemilu 2024. Deklarasi juga menjadi akhir rangkaian Kirab Pemilu 2024.
Ada tiga poin deklarasi. Pertama, mewujudkan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, dan adil. Kedua, melaksanakan kampanye pemilu yang aman, tertib, damai, berintegritas, tanpa hoaks, tanpa politisasi SARA, dan tanpa politik uang. Ketiga, melaksanakan kampanye pemilu berdasarkan aturan perundang-undangan (Kompas, 28/11/2023).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Deklarasi kampanye pemilu damai menjadi modal bagi perwujudan kampanye pemilu yang berlangsung tanpa konflik antarkontestan, baik di pemilu legislatif maupun pemilu presiden. Peneguhan komitmen pemilu damai dari elite politik diharapkan efektif menjadi panduan bagi pendukung selama kampanye dan tahapan-tahapan pemilu lainnya.
Harus diingat dan dicatat betul oleh kontestan pemilu bahwa masa kampanye digelar selama 75 hari. Materi, model, dan pola kampanye dalam 75 hari perlu direncanakan secara matang oleh semua kontestan sehingga kampanye betul-betul menjadi proses persuasi politik yang profesional.
Sebenarnya, kampanye bukan hanya lazim di politik. Di dunia bisnis, jamak adanya iklan-iklan mempromosikan produk barang atau jasa. Di dunia pendidikan, terutama di masa penerimaan murid baru, lembaga-lembaga pendidikan juga banyak mempromosikan diri.
Jika dicermati, materi-materi promosi di dunia bisnis dan pendidikan itu tidak banyak menyinggung pesaing atau kompetitor, tetapi lebih berkonsentrasi pada kelebihan atau keunggulan produk masing-masing.
Seharusnya, fenomena itu juga bisa menjadi cermin bagi dunia politik kita. Beberapa pengalaman dalam pilkada dan pemilu presiden menunjukkan betapa politik kita terkadang dipenuhi kampanye hitam yang didominasi berita bohong (hoaks) dan ujaran kebencian.
Celakanya, berita bohong dan ujaran kebencian itu, sesuai investigasi tim Kompas, juga diproduksi dan disebarkan secara masif kepada publik, yang secara literasi juga masih rendah, sehingga materi kampanye yang tak dapat dipertanggungjawabkan itu ditelan mentah-mentah, tanpa disertai upaya mencari konfirmasi.
Elite politik memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan kampanye Pemilu 2024 berlangsung dengan santun dan saling hormat antarkontestan. Kesantunan politik di tingkat elite akan menjamin suasana kondusif di akar rumput, sekaligus menjadi bukti sahih kedewasaan politik kita.