Meminjam pandangan pakar psikologi, watak seseorang di dalam suatu pekerjaan bisa dibedakan menjadi dua jenis: X dan Y.
Teori yang disampaikan McGregor menampilkan bahwa para pekerja jenis X lebih banyak dan memiliki motivasi untuk memuaskan keinginannya sendiri ketimbang memenuhi tujuan lembaga tempat dia bekerja. Sementara jenis Y adalah yang terbanyak. Jenis ini memiliki motivasi untuk menumbuhkembangkan dan memberikan kontribusi bagi lembaga tempat mereka bekerja untuk mencapai tujuan lembaga.
Kacamata teori ini juga bisa kita pakai untuk melihat masalah di Mahkamah Konstitusi (MK) sekarang ini.
Pada dasarnya, demokrasi dan sistem di negara ini akan berjalan baik jika ada mekanisme checks and balances, atau kontrol dan koreksi. Ketidaksempurnaan manusia bisa diatasi dengan kontrol individu ataupun organisasi.
Dasar yang hakiki adalah wibawa dalam interaksi dan saling menghargai. Sangat memprihatinkan mengamati perilaku berbagai lembaga ataupun individu yang seakan tak mengindahkan koreksi dari pihak lain saat ini.
Kesan inilah yang ditampilkan mantan Ketua MK di depan publik sesudah pencopotan jabatan yang disandangnya oleh Majelis Kehormatan MK.
Semangat korsa (esprit de corps), yang menempatkan dirinya sebagai bagian dari suatu profesi terhormat, menuntut kebesaran jiwa serta mawas diri bahwa, disadari atau tidak, telah ada kaidah-kaidah luhur yang ada di dalam berbagai ketentuan MK yang sudah dilanggar.
Sebelumnya, kita juga menyaksikan reaksi masyarakat dan para cendekiawan yang tergabung dalam Maklumat Keprihatinan/Maklumat Juanda, yang menyuarakan kegusaran mereka, pascaputusan MK yang mengubah ketentuan persyaratan batas usia peserta pilpres.
Manusia jenis Y yang memiliki kejujuran dan dorongan nurani kebenaran demi memperjuangkan kepentingan bersama masih lebih dominan mewarnai bangsa ini.
Suara mereka mencerminkan adanya sense of emergency dan kekhawatiran akan masa depan demokrasi yang dewasa, sehat, berlandaskan kejujuran serta integritas.
Kenyataan bahwa lebih sedikit yang mendukung keputusan MK yang kontroversial, daripada yang menentang, memberikan rasa lega dan menunjukkan bahwa nurani kebenaran serta kepantasan masih lebih banyak dimiliki oleh masyarakat di republik tercinta ini.
Manusia jenis Y yang memiliki kejujuran dan dorongan nurani kebenaran demi memperjuangkan kepentingan bersama masih lebih dominan mewarnai bangsa ini. Harapannya, ini juga dimiliki para pelaku politik yang ada di kekuasaan atau tengah berlomba menggapai kekuasaan.
HADISUDJONO SASTROSATOMO, Menteng Raya, Jakarta Pusat