Kata ”bertaburan”, ”bertaburkan”, dan ”bertabur” masih sering keliru digunakan dalam berbahasa. Perlu cermat dalam menempatkan kata agar tidak terjadi kesalahan dalam berbahasa.
Oleh
AMIN ISKANDAR
·3 menit baca
Kekeliruan menggunakan sebuah kata, khususnya kata yang telah mendapat imbuhan, masih kerap dijumpai dalam tulisan-tulisan di media massa, baik cetak maupun daring. Dalam rubrik ini sudah sering dibahas mengenai kekurangcermatan dalam membedakan makna dari sebuah kata berimbuhan, seperti perbedaan kata membawahkan-membawahi, mewariskan-mewarisi, meneladankan-meneladani, dan perlindungan-pelindungan. Kecermatan dalam menempatkan kata diperlukan agar tidak terjadi lagi kesalahan dalam praktik berbahasa Indonesia.
Seperti tidak akan ada habis-habisnya, tulisan ini kembali membahas kesalahan dalam penggunaan kata yang mendapat imbuhan ini. Kali ini bentuk kata yang dibahas adalah bertaburan.
Kita lihat contoh kalimat di bawah ini, yang dikutip dari pemberitaan media daring:
- Dari arah sebaliknya, Jalan Jenderal Sudirman bak langit bertaburan gemerlap bintang.
- Piala Eropa memiliki kekhasan pada tim-tim yang bermain dengan gaya sepak bola modern adaptif dan bertaburan pemain bintang di dalamnya.
- Jalan sehat Hari Radio RRI Palangkaraya bertaburan hadiah.
Sekilas, tak ada yang salah dalam pemakaian kata bertaburan pada ketiga kalimat tersebut. Toh, kata bertaburan juga sering dijumpai untuk maksud konteks seperti di dalam kalimat itu. Namun, benarkah demikian?
Cara paling mudah dan cepat untuk membuktikannya adalah dengan mengecek kata tersebut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Apalagi, saat ini, KBBI juga telah memuat kata-kata yang mendapatkan imbuhan, dari sebelumnya hanya memuat kata dasar.
Di dalam KBBI, kata bertaburan bermakna ’berhamburan ke sana sini’; ’berserakan’. Disebutkan pula contoh penggunaannya dalam kalimat: karungnya pecah dan isinya ~ di lantai.
Di dalam KBBI, kata bertaburan bermakna ’berhamburan ke sana sini’; ’berserakan’.
Dengan pengertian kata berhamburan di atas, dapat dikatakan bahwa pemakaian kata berhamburan dalam tiga kalimat contoh di atas tidak tepat, tidak sesuai dengan makna ’berhamburan’ atau ’berserakan’.
Jadi, kata apa yang sesuai untuk konteks kalimat-kalimat tersebut?
Dengan kembali berpatokan pada KBBI, kata yang tepat adalah bertaburkan. Kata dasar tabur yang mendapatkan imbuhan ber- dan -kan.
Di dalam kamus, kata bertaburkan memiliki dua arti. Pertama, ’dihambur dengan’, dengan contoh kalimat: duduk di hamparan yang ~ bunga aneka warna; langit ~ bintang. Kedua, ’diberi atau dipasangi (permata) banyak-banyak’: di dadanya tersemat bros yang ~ intan berlian.
Dari penjelasan makna yang pertama, yakni ’dihambur dengan’, jelas kata yang tepat untuk kalimat-kalimat di atas adalah bertaburkan.
Bertaburan
Bagaimana dengan kata bertaburan? Sesuai dengan maknanya dalam KBBI, yakni ’berhamburan’, ’berserakan’, contoh pemakaian kata bertaburan yang tepat, antara lain, dapat dilihat dalam kalimat berikut:
- Bintang-bintang bertaburan di langit malam.
- Striker papan atas bertaburan di kompetisi sepak bola Liga Inggris musim ini.
- Ragam hadiah bertaburan di ajang lari yang berlangsung di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman-Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.
Selain bertaburan dan bertaburkan, ketidakcermatan juga terjadi pada pemakaian kata bertabur. Kata ini kerap digunakan dalam kalimat dengan maksud untuk konteks makna kata bertaburkan.
- Semarak HUT Ke-266 Kota Pangkalpinang bertabur artis Ibu Kota dari Kangen Band hingga Gigi.
Padahal, di dalam KBBI, arti kata bertabur adalah (1) berkurik-kurik (hitam, merah, dan sebagainya): ayam ~; (2) bersungkit (tentang kain): kain ~; (3) membagi-bagikan(uang, sedekah, dan sebagainya): ~ berderma.
Dari ketiganya, tidak ada makna kata bertabur yang sama dengan bertaburkan. Oleh karena itu, dengan niat ”taat asas” pada kamus, penggunaan kata bertabur yang maknanya dimaksudkan sama dengan bertaburkan, seperti dalam contoh dua kalimat di atas, sebaiknya dihindari.
Sebagai penutup, agar tak keliru menggunakan kata bertaburan, kutipan lirik lagu anak-anak berjudul ”Bintang Kejora” karya AT Mahmud ini mungkin bisa membantu:
”Kupandang langit penuh bintang bertaburan
Berkelap-kelip seumpama intan berlian
Tampak sebuah lebih terang cahayanya
Itulah bintangku, bintang kejora yang indah selalu”