Kementerian Kesehatan mengonfirmasi satu kasus cacar monyet di Jakarta. Waspada atas penyakit menular ini di Tanah Air.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Cacar monyet atau monkeypox(Mpox) disebabkan virus cacar monyet dari genus Orthopoxvirus. Penyakit ini dapat menjangkiti manusia dan hewan.
Harian Kompas mengutip Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Achmad Farchanny Tri Adryanto untuk mengonfirmasi munculnya kasus baru penyakit cacar monyet tersebut.
Achmad, dalam edisi Rabu (18/10/2023) di harian ini, menginformasikan, gejala dari pasien cacar monyet berupa demam dan lesi atau kelainan di kulit. Pasien tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri. Surveilans masih dilakukan guna mengetahui apakah pasien pernah berkontak erat dengan pelaku perjalanan dari luar negeri.
Kasus cacar monyet di Jakarta ini tercatat sebagai kasus kedua di Indonesia. Kasus pertama diberitakan tahun lalu pada 20 Agustus 2022, juga di Jakarta.
Harian Kompas edisi Sabtu (20/8/2022) melaporkan, kasus pertama menimpa laki-laki berusia 27 tahun yang baru bepergian dari luar negeri. Gejala yang dialami adalah lesi dan ruam yang muncul di wajah, telapak tangan, telapak kaki, dan sekitar alat kelamin.
Meskipun berjarak setahun, kedua kasus cacar monyet ini tidak dapat dipandang ringan. Secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun lalu memberi perhatian pada penyakit ini. WHO mendeklarasikan status kedaruratan kesehatan global atas wabah cacar monyet pada Juli 2022. Saat itu secara total tercatat 87.000 kasus dan 140 kematian di 111 negara yang dilaporkan terkait penularan cacar monyet.
Namun, kasusnya terus menurun sehingga pada 11 Mei 2023, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Geneva, Swiss, mengumumkan pencabutan status kedaruratan cacar monyet. Namun, bukan berarti pekerjaan telah selesai. Cacar monyet terus menimbulkan tantangan kesehatan masyarakat.
WHO menilai, tetap penting bagi setiap negara mempertahankan kapasitas pengujian dan melanjutkan upaya untuk penilaian risiko serta merespons dengan segera jika diperlukan. WHO merekomendasikan integrasi pencegahan dan perawatan cacar monyet ke dalam program kesehatan yang sudah ada.
Kita menggarisbawahi rekomendasi WHO untuk ditindaklanjuti Kemenkes. Kita menghargai langkah Kemenkes yang langsung menindaklanjuti laporan kasus dengan pelacakan, deteksi dini, dan pencegahan.
Selain itu, penting juga pemerintah melaksanakan program edukasi kesehatan kepada masyarakat luas melalui kanal media arus utama dan media sosial. Dengan demikian, sedari dini masyarakat dapat langsung mengenali apabila mendapatkan gejala-gejala mengarah ke cacar monyet.
Editor:
PAULUS TRI AGUNG KRISTANTO, ANTONIUS TOMY TRINUGROHO