Seorang yang terkena stroke perlu mendapat suasana yang mendukung agar proses pemulihan berjalan dan kualitas hidupnya membaik.
Oleh
SAMSURIDJAL DJAUZI
·5 menit baca
Ayah saya berumur 68 tahun dan tinggal bersama saya sekeluarga. Ibu sudah meninggal dua tahun lalu karena kanker payudara. Ayah saya rajin berkebun dan membersihkan rumah. Badannya agak gemuk dan masih merokok. Beliau juga pencinta kopi dan sedikitnya meminum kopi tiga kali sehari. Saya secara teratur memeriksakan kesehatan ayah ke puskesmas.
Selain obesitas, ayah ternyata juga menderita darah tinggi, kencing manis, dan lemak dalam darah berlebih. Dokter memberikan dua macam obat darah tinggi yang berhasil menstabilkan tekanan darahnya. Namun, kadar gulanya belum terkendali, begitu pula kadar lemak darah masih tinggi. Saya sudah sering mengajak ayah berhenti merokok, namun beliau masih sembunyi-sembunyi merokok meski tak banyak.
Ayah pernah mengalami kelemahan tangan kanan sewaktu bangun tidur. Beliau memegang gelas dan gelasnya jatuh. Beliau merasa tangan kanannya lebih lemah. Saya coba untuk bersalaman, memang genggaman tangan kanan beliau melemah.
Semangat untuk pulih serta ketekunan menjalani fisioterapi akan berpengaruh pada pemulihan stroke.
Saya segera membawa beliau berkonsultasi ke dokter dan menurut dokter ayah terkena stroke ringan. Untunglah kelemahan tangan tersebut dapat pulih dalam waktu singkat.
Sekitar enam bulan ayah dalam keadaan baik sampai sewaktu mau ke kamar mandi malam hari beliau terjatuh dari tempat tidur. Saya kira beliau jatuh karena licin, ternyata tangan dan kaki beliau mengalami kelumpuhan mendadak. Saya segera membawa beliau ke rumah sakit terdekat. Kali ini ayah dinyatakan stroke yang cukup berat akibat perdarahan otak.
Dokter sudah menyiapkan tindakan operasi, namun kemudian perdarahan dapat berhenti dan ayah mulai sadar. Ayah dirawat selama dua minggu dan dapat pulang ke rumah setelah menjalani fisioterapi.
Sebelum pulang, dokter mengajak kami sekeluarga berbincang bagaimana menemani ayah di rumah. Kami harus sabar memberi makan ayah karena refleks menelannya masih lemah. Jika makan cepat ada risiko tersedak. Ayah juga harus menggunakan kursi roda jika berjalan jauh serta menggunakan tongkat di rumah. Kami juga harus sabar untuk berkomunikasi dengan ayah karena kemampuan komunikasinya menurun.
Ayah masih mampu menonton TV dan membaca, namun tak sepenuhnya menangkap apa yang dibaca atau ditonton. Kami mempekerjakan seorang pria penjaga orang sakit untuk menemani ayah sewaktu saya dan istri bekerja.
Di rumah ada seorang asisten rumah tangga perempuan, tetapi dia sibuk membersihkan rumah, mencuci, dan memasak. Kedua anak saya masih SMA dan sibuk bersekolah. Suasana di rumah menjadi berbeda setelah ayah mengalami stroke, namun kami semua berusaha untuk mendukung ayah agar dapat menjalani kehidupan senormal mungkin, termasuk kedua anak saya rajin menemani kakeknya.
Apa yang harus kami lakukan di rumah agar ayah dapat hidup nyaman dan agar serangan stroke tak terulang? Benarkah jika terjadi stroke kembali akan berbahaya bagi nyawa ayah saya? Terima kasih atas penjelasan Dokter.
M di S
Penyakit stroke merupakan penyakit yang banyak terjadi di masyarakat. Sebagian mereka yang mengalami stroke dapat pulih, namun banyak juga yang mengalami kecacatan dan kematian. Masyarakat perlu memahami dengan baik kenapa stroke terjadi, bagaimana mengenalinya serta mencegahnya. Jika stroke dapat dikenali secara dini, tindakan bisa segera dilakukan. Para dokter amat menganjurkan agar pertolongan untuk stroke dilakukan sesegera mungkin sehingga pemulihannya juga lebih baik.
Masyarakat mengenal penyakit stroke sebagai kelemahan separuh badan, pada ayah Anda kelemahan pada tangan dan kaki kanan. Sebenarnya, kecacatan akibat stroke bergantung pada kelainan bagian otak yang terpengaruh oleh stroke.
Kita memahami stroke terjadi akibat gangguan suplai darah ke bagian otak yang membawa oksigen dan nutrisi. Di otak kita ada bagian-bagian yang memengaruhi kemampuan gerak, bicara, bahkan penglihatan. Jika diperiksa secara lengkap, mereka yang mengalami stroke mungkin tidak hanya mengalami kelumpuhan anggota gerak, namun juga kemampuan lain, seperti bicara, menelan atau kemampuan berpikir.
Pencegahan stroke
Kita dapat mencegah stroke dengan membiasakan hidup sehat, makan makanan bergizi dan sehat, berolahraga, menjaga berat badan, serta memeriksakan diri ke layanan kesehatan secara teratur. Keadaan yang dapat meningkatkan kejadian stroke, di antaranya, adalah hipertensi, diabetes melitus, kolesterol tinggi, obesitas, dan kelainan jantung. Gangguan irama jantung dapat meningkatkan risiko stroke, di samping kebiasaan merokok.
Stroke lebih sering terjadi pada orang berusia lanjut. Karena itu, mereka yang berusia lanjut perlu memeriksakan diri ke layanan kesehatan secara teratur agar dapat dideteksi faktor risiko yang ada dan faktor risiko tersebut dapat dikendalikan.
Adakalanya serangan stroke ringan merupakan gangguan aliran darah sepintas (transient ischemic attack). Pada keadaan ini, kelainan akibat gangguan iskemik otak dapat pulih menjadi normal. Gangguan ini juga dapat merupakan pendahuluan dari serangan stroke yang lebih hebat. Jadi, mereka yang mengalami serangan iskemik sepintas hendaknya memeriksakan kesehatan menyeluruh agar dapat menemukan dan mengendalikan faktor risiko stroke.
Ayah Anda perlu mendapat suasana yang mendukung agar proses pemulihan berjalan dan kualitas hidupnya membaik. Mereka yang mengalami stroke akan mengalami rasa sedih, bahkan depresi, karena kemampuannya dalam bergerak, berbicara, dan berpikir menurun.
Perlu sikap positif dalam menghadapi stroke. Semangat untuk pulih serta ketekunan menjalani fisioterapi akan berpengaruh pada pemulihan stroke.
Mungkin tidak semua fungsi otak dapat dipulihkan. Pasien dan keluarga harus dapat menerima kenyataan itu dan mencoba menjalani kehidupan dengan keterbatasan.
Penatalaksanaan stroke di negeri kita telah maju. Juga dukungan peralatan diagnostik, seperti CT scan dan MRI, pada umumnya tersedia.
Sekali lagi, kecepatan membawa penderita stroke ke rumah sakit terdekat amat penting. Ada semacam masa emas yang hanya beberapa jam. Jika masa ini dilewati, kesempatan untuk pulih menurun.
Saya berharap ayah Anda akan dapat melalui hari demi hari dengan baik. Beliau dapat menikmatinya bersama dengan anak cucu. Jika ada waktu, ajaklah ayah Anda keluar rumah, ke taman atau tempat-tempat lain yang disukai beliau.
Jangan jadikan stroke sebagai alasan untuk tidak keluar rumah. Komunikasi yang baik dengan dokter dan tenaga kesehatan lain yang menolong ayah Anda perlu dijaga dengan baik. Komunikasi yang baik antara keluarga dan tenaga kesehatan akan dapat meningkatkan hasil terapi stroke. Semoga Anda sekeluarga dapat terus menjaga ayah dengan semangat.