Jika hewan sehat, kita juga terhindar dari penyakit zoonotik.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Interaksi manusia dan hewan turut menularkan penyakit hewan ke manusia. Oleh karena itu, menjaga kesehatan hewan penting jika manusia juga ingin sehat.
Harian Kompas (Kompas.id) edisi Senin (24/7/2023) melaporkan liputan komprehensif tentang hubungan manusia dan hewan serta dampaknya terhadap kesehatan.
Cantolan liputan tersebut adalah meningkatnya kasus kematian akibat anjing gila atau rabies dan antraks. Sebanyak 13 orang meninggal dunia karena rabies di Pulau Flores dan Lembata di Nusa Tenggara Timur pada periode Januari-Juni 2023. Di Bali, tercatat empat orang meninggal karena rabies hingga Juli 2023. Awal Juli 2023, tiga orang meninggal dunia karena penyakit antraks dan gejala antraks di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rabies dan antraks adalah dua dari 200-an zoonosis atau penyakit zoonotik yang tercatat di dunia. Gejala yang ditimbulkan bermacam-macam penyakit zoonotik ini bervariasi, mulai dari yang bergejala ringan, seperti penyakit jamur kulit, hingga mematikan seperti rabies dan antraks. Hewan penularnya juga bervariasi dari kelelawar hingga sapi.
Sejarah penyakit zoonotik ini setua manusia mulai menjinakkan hewan ribuan tahun silam, termasuk di Tanah Air. Arkeolog Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Adhi Agus Oktaviana, misalnya, menunjukkan contoh gambar anjing yang ikut perburuan sudah ditemukan di Muna, Sulawesi Tenggara. Gambar itu diperkirakan berumur 20.000 tahun.
Sejak penjinakan hewan itu pula manusia mulai terjangkit penyakit zoonotik. Catatan tertulis tertua tentang rabies terjadi di Babilonia sekitar 4.000 tahun lalu.
Rabies dan antraks adalah contoh zoonosis yang dapat berdampak fatal jika tertular. Selain kedua penyakit zoonotik itu, terdapat pula sejumlah penyakit yang menjadi perhatian dua instansi terkait zoonosis, yaitu Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian. Penyakit zoonotik itu di antaranya influenza, leptospirosis, tuberkulosis, dan Covid-19 yang baru kita lalui pandeminya.
Perhatian terhadap rabies dewasa ini perlu ditingkatkan karena hewan penularnya berada di sekitar kita, bahkan hidup bersama kita, yaitu anjing dan kucing. Wilayah penyebarannya juga telah berada di daerah strategis, yaitu Provinsi Bali, yang merupakan destinasi wisata utama Indonesia. Menjangkitnya kembali rabies di Bali adalah contoh gagalnya pengendalian rabies karena provinsi ini pernah dinyatakan bebas rabies.
Program pemerintah untuk mengendalikan rabies dengan vaksinasi di atas kertas sudah ada walau faktanya kasus masih ada. Keberhasilan cakupan vaksinasi Covid-19 perlu menjadi contoh meningkatkan cakupan vaksinasi rabies.
Selain mengandalkan program pemerintah untuk pengendalian rabies dan penyakit zoonotik lainnya, para penyayang binatang juga perlu meningkatkan perhatiannya pada kesehatan hewan peliharaannya, termasuk vaksinasi rutin. Jika hewan sehat, kita juga terhindar dari penyakit zoonotik.
Editor:
PAULUS TRI AGUNG KRISTANTO, ANTONIUS TOMY TRINUGROHO