Indonesia menjadi negara pertama dalam lawatan persahabatan Kaisar Jepang Naruhito. Ada kesamaan pandangan soal pentingnya hubungan erat dua negara.
Oleh
Redaksi
·1 menit baca
Ketika mengumumkan diri sebagai kaisar baru pada upacara di Istana Kekaisaran, Tokyo, pada Oktober 2019, Naruhito dalam pidatonya menyebut komitmen dan kontribusi Jepang bagi persahabatan dan masyarakat internasional. Komitmen pada perdamaian itu kembali disinggung Naruhito dalam jumpa pers di Tokyo, dua hari jelang bertolak ke Indonesia. Ia menegaskan posisi dan mata rantai dirinya yang tak terputus dari ayahnya, Kaisar Emeritus Akihito, dalam menjaga dedikasi kekaisaran pada perdamaian.
Lahir pada 1960, Naruhito tentu tak mengalami masa kelam saat negaranya terlibat Perang Dunia II. Ia adalah kaisar pertama Jepang yang lahir setelah PD II. Kendati demikian, seperti dituturkannya, pekan lalu, ia mendengarkan langsung pedihnya penderitaan dan dalamnya duka akibat perang dari orangtuanya. Tidak ketinggalan soal masa kelam penjajahan Jepang di Indonesia.
Ada masa sulit dalam hubungan Jepang-Indonesia, katanya, seperti diberitakan, Kamis (15/6/2023). Di mata Kaisar, sejarah masa lalu itu tak untuk dilupakan. Sejarah kelam, termasuk mengenang mereka yang menjadi korban, dapat menjadi pintu untuk memperdalam pemahaman pada sejarah dan menyuburkan rasa cinta pada perdamaian.
Indonesia, seperti kebanyakan negara Asia Tenggara lainnya, sudah selesai dengan persoalan sejarah kelam itu. Hubungan diplomatik dengan Jepang tahun ini sudah menginjak 65 tahun. Hubungan itu perlu lebih diperdalam.
Perhatian Naruhito pada generasi muda dalam lawatan ke Indonesia, termasuk isu pertukaran pemuda untuk penguatan hubungan Jepang-Indonesia, yang disampaikan di Tokyo, bisa dimaknai sebagai upaya Kaisar agar jalinan relasi dua negara tetap memiliki relevansi hingga jauh ke depan.
Pilihan Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi Naruhito dalam lawatan kenegaraan, seusai dinobatkan menjadi kaisar, empat tahun lalu, tepat seiring posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN tahun ini. Adapun Jepang menjadi Ketua G7, perkumpulan tujuh negara maju. Tahun ini pula hubungan ASEAN-Jepang memasuki 50 tahun.
Tonggak hubungan itu menghadirkan tantangan baru. Tantangan ini berbeda dari masa silam dan jauh berubah dari akhir abad ke-20, saat Jepang masih jadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia. Tampilnya dua negara Asia Timur lain, China sebagai kekuatan ekonomi dan Korea Selatan dengan kekuatan budaya yang kian mengakar, menjadi tantangan baru Jepang.
Lawatan Naruhito memberi fondasi kokoh bagi kerja sama strategis Indonesia-Jepang dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Kaisar Naruhito memang tidak bisa membuat keputusan politis atau jalinan kerja sama. Namun, makna lawatan simbol negara dan persatuan rakyat Jepang itu tetap besar, seperti disebut Perdana Menteri Fumio Kishida, untuk kian memperkuat hubungan erat persahabatan Jepang-Indonesia.