Meningkatkan Relasi dengan Pasangan
Jika Anda ingin mempertahankan relasi yang kuat dan hangat atau memperbaiki hubungan yang terbengkalai, berikut ini beberapa kiat yang bisa Anda praktikkan.
Setelah menikah cukup lama, relasi dengan pasangan cenderung dirasa monoton, rutin dijalani, bisa membosankan, dan hambar, tertutupi oleh kewajiban lain yang dianggap lebih penting. Kondisi seperti ini jika dibiarkan tentu tidak sehat dan dapat menimbulkan masalah bagi yang menjalani.
Dalam setiap relasi, apakah romantis, kekeluargaan, ataupun formal, tetap penting mempertimbangkan bagaimana kita bersikap dan memperlakukan satu sama lain. Hendaknya relasi dengan orang lain diwarnai oleh rasa hormat, menghargai, jujur, dan menyenangkan.
Terjalinnya relasi yang positif akan dapat meningkatkan kesehatan emosional dan sosial setiap pihak. Namun, dengan relasi yang tidak sehat, seseorang mungkin akan merasa kelelahan, terkuras, dan kewalahan.
Menjadi pendengar yang baik tidak berarti Anda harus setuju dengan pasangan atau berubah pikiran, tetapi akan membantu Anda menemukan sudut pandang umum yang dapat menyelesaikan suatu konflik.
Jika Anda ingin mempertahankan relasi yang kuat dan hangat atau memperbaiki hubungan yang terbengkalai, ada beberapa kiat yang dapat membantu Anda merasa dicintai dan terhubung dengan pasangan. Beberapa pendapat saya rangkumkan di sini (Lawrence Robinson, Melinda Smith, dan Jeanne Segal dari HelpGuide, 2023; Kelly Bilodeau dari Harvard Women’s Health Watch, 2021).
Kiat 1: luangkan waktu berkualitas secara tatap muka
Seiring dengan berjalannya waktu, tuntutan pekerjaan, keluarga, kewajiban lain, dan kebutuhan akan waktu untuk diri sendiri dapat mempersulit kita untuk menemukan waktu bersama pasangan. Meski komunikasi digital berguna untuk beberapa tujuan, komunikasi jenis ini kurang berdampak positif terhadap otak dan sistem saraf kita.
Isyarat emosional yang dibutuhkan untuk merasa dihargai dan dicintai hanya dapat disampaikan secara langsung. Karena itu, seberapa pun sibuknya kehidupan, penting untuk berkomitmen menyisihkan waktu bersama pasangan.
Temukan sesuatu yang Anda sukai bersama: hobi, jalan kaki, atau duduk sambil minum kopi di pagi hari. Mencoba sesuatu yang baru bersama bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk terhubung dan membuat hal-hal tetap menarik.
Menjaga selera humor dapat membantu Anda melewati masa-masa sulit, mengurangi stres, dan menyelesaikan masalah dengan lebih mudah. Pikirkan cara menyenangkan untuk mengejutkan pasangan Anda.
Baca juga: Pasangan Pemarah
Manusia terprogram untuk membantu orang lain. Melakukan hal-hal bersama pasangan yang bermanfaat bagi orang lain, seperti menjadi sukarelawan dan kerja komunitas yang bermakna bagi Anda berdua, dapat menjaga hubungan tetap segar dan menarik. Ini juga dapat membuka ide dan cara baru untuk berinteraksi satu sama lain, membantu menghilangkan stres, serta memberikan kesenangan yang luar biasa.
Kiat 2: tetap membuka jalur komunikasi
Komunikasi yang baik adalah bagian mendasar dari hubungan yang sehat. Salah satunya adalah memberi tahu pasangan apa yang Anda butuhkan, jangan membuatnya menebak atau berasumsi dia adalah pembaca pikiran. Memang tidak selalu mudah untuk membicarakan apa yang Anda butuhkan.
Pertama, kita tidak terbiasa memikirkan apa yang benar-benar penting bagi kita dalam suatu relasi. Kemudian, meski tahu apa yang kita butuhkan, membicarakannya dapat membuat Anda merasa rapuh atau bahkan malu. Namun, lihatlah dari sudut pandang pasangan Anda. Memberikan kenyamanan dan pengertian kepada seseorang yang Anda cintai adalah kesenangan, bukan beban.
Begitu banyak komunikasi kita ditransmisikan oleh apa yang tidak kita katakan. Isyarat nonverbal, yang meliputi kontak mata, nada suara, postur, dan gerak tubuh, seperti mencondongkan tubuh ke depan, menyilangkan tangan, dan menyentuh tangan seseorang, menunjukkan komunikasi yang lebih dari sekadar kata-kata. Ketika dapat menangkap isyarat nonverbal pasangan, Anda akan mengetahui bagaimana perasaannya yang sebenarnya dan dapat merespons dengan tepat.
Tanggapan pasangan mungkin berbeda dari tanggapan Anda. Misalnya, seseorang mungkin menemukan pelukan setelah hari yang menegangkan sebagai cara berkomunikasi yang penuh kasih, sementara yang lain mungkin hanya ingin duduk dan mengobrol.
Baca juga: Kritik Batin
Termasuk di sini menjadi pendengar yang baik dan empatis. Jika benar-benar mendengarkan, Anda terlibat dengan apa yang dikatakan, Anda akan mendengar intonasi halus dalam suara pasangan yang memberi tahu bagaimana perasaan yang sebenarnya dan emosi yang ingin disampaikan. Menjadi pendengar yang baik tidak berarti Anda harus setuju dengan pasangan atau berubah pikiran, tetapi akan membantu Anda menemukan sudut pandang umum yang dapat menyelesaikan suatu konflik.
Kiat 3: Pertahankan keintiman fisik
Sentuhan adalah bagian mendasar dari keberadaan manusia. Studi pada bayi telah menunjukkan pentingnya kontak fisik yang teratur dan penuh kasih sayang untuk perkembangan otak, manfaatnya tidak berakhir di masa kanak-kanak, tetapi terus sepanjang hayat.
Dalam perkawinan, relasi seksual sering menjadi dasar hubungan yang berkomitmen, tetapi sebenarnya bukan satu-satunya cara melakukan keintiman fisik. Sentuhan yang sering dilakukan dengan penuh kasih, seperti berpegangan tangan, berpelukan, dan berciuman, juga sama pentingnya. Hanya saja, perlu kepekaan terhadap apa yang disukai pasangan. Sentuhan yang tidak diinginkan atau tawaran yang tidak tepat dapat membuat pasangan tegang dan menolak.
Tip 4: belajar memberi dan menerima
Hubungan yang sehat dibangun di atas kompromi. Namun, dibutuhkan usaha dari setiap pihak untuk memastikan bahwa ada pertukaran yang wajar. Mengetahui apa yang benar-benar penting bagi pasangan dapat sangat membantu membangun niat baik dan suasana kompromi.
Di sisi lain, penting juga bagi pasangan mengenali keinginan Anda dengan menyatakannya dengan jelas. Terus-menerus memberi kepada pasangan dengan mengorbankan kebutuhan Anda sendiri hanya akan menimbulkan kebencian dan kemarahan. Tidak masalah memiliki keyakinan yang kuat tentang sesuatu, tetapi pasangan juga berhak dihargai pandangannya.
Baca juga: Introspeksi Diri
Konflik memang tidak dapat dihindari dalam relasi apa pun, tetapi kedua belah pihak perlu merasa didengarkan, tujuannya bukan untuk menang, tetapi untuk mempertahankan dan memperkuat relasi. Jadi, pastikan Anda berdebat dengan adil dan menghormati, pertahankan tetap fokus pada masalah yang dihadapi. Jangan memulai pertengkaran atas hal-hal yang tidak dapat diubah.
Kiat 5: siap dengan pasang surut kehidupan
Penting untuk menyadari bahwa Anda dan pasangan tidak akan selalu berada dalam kondisi yang sama. Misalnya, mungkin menghadapi masalah yang membuat stres, seperti kematian anggota keluarga dekat, Anda kehilangan pekerjaan, dan sakit berat. Hal ini dapat memengaruhi setiap pihak dan mempersulit relasi satu sama lain.
Anda dan pasangan mungkin memiliki gagasan berbeda dalam mengelola keuangan atau membesarkan anak, masing-masing terbiasa mengatasi stres dengan caranya sendiri, dan kesalahpahaman dapat dengan cepat berubah menjadi frustrasi atau kemarahan. Dalam hal ini, perlu mengingat bahwa Anda dan pasangan adalah sebuah tim yang harus terus bergerak maju bersama untuk melewati masa-masa sulit. Termasuk di sini perlunya saling terbuka untuk berubah.
Perubahan tidak bisa dihindari dalam hidup, dan fleksibilitas sangat penting untuk beradaptasi dengan perubahan yang selalu terjadi dalam relasi apa pun. Hal ini memungkinkan Anda dan pasangan tumbuh bersama melalui saat-saat baik dan buruk.
Sebagai penutup, semua kiat yang diuraikan di atas, hendaknya dijalani sesuai situasi dan budaya yang dianut, sehingga jalinan relasi terasa tidak dibuat-buat atau dipaksakan.
Agustine Dwiputri, Dosen PTT di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Psikolog Klinis