logo Kompas.id
OpiniMemahami Gaya Elemental
Iklan

Memahami Gaya Elemental

Poin keberhasilan suatu kalimat adalah makin sederhana, makin ringkas, justru makin efektif. Gaya bahasa berbunga-bunga biasanya malah menyesatkan.

Oleh
Kurnia JR
· 2 menit baca
Almarhum Sapardi Djoko Damono membacakan puisi karyanya saat peluncuran <i>Tesamoko: Tesaurus Bahasa Indonesia </i>Edisi Kedua yang disusun Eko Endarmoko di Jakarta, Senin (23/5/2016). Tesaurus merupakan sebuah tipe karya referensi yang menyajikan kosakata, variasi bahasa, atau disiplin ilmu secara sistematis berdasarkan jaringan sinonim antarkata dalam ranah makna.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Almarhum Sapardi Djoko Damono membacakan puisi karyanya saat peluncuran Tesamoko: Tesaurus Bahasa Indonesia Edisi Kedua yang disusun Eko Endarmoko di Jakarta, Senin (23/5/2016). Tesaurus merupakan sebuah tipe karya referensi yang menyajikan kosakata, variasi bahasa, atau disiplin ilmu secara sistematis berdasarkan jaringan sinonim antarkata dalam ranah makna.

Apa yang terpikir ketika Anda membaca kalimat berikut ini? ”Ia mencoba menepis wajah Marni yang masih terngiang hangat di dalam kepalanya”. Pola kalimat semacam ini ibarat kerikil yang tiba-tiba berserakan di dalam ruangan. Tentu saja, tak pada tempatnya kerikil bagi lantai keramik rumah.

Sayang sekali jika keasyikan membaca sebuah cerita yang dibangun dengan gagasan yang bagus mendadak buyar gara-gara satu kalimat yang makna anasir-anasirnya tidak saling selaras, bahkan justru berbenturan. Problem sintaktis serupa ini relatif sering terjadi pada banyak penulis muda.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000