Meningkatkan Kesejahteraan Perawat
Pada umumnya perawat yang baru mulai kerja mendapat penghasilan yang belum mencukupi. Bahkan, ada yang sudah bekerja sepuluh tahun penghasilan masih kurang untuk hidup dengan dua anak.
Tahun ini saya akan pensiun sebagai perawat. Saya bersyukur dapat menjalani profesi saya dengan selamat. Menjadi perawat sebenarnya bukan cita-cita saya. Sejak kecil saya ingin menjadi guru, tetapi orangtua saya kurang mendukung.
Memang kehidupan guru pada waktu itu kurang menarik. Akhirnya saya memilih keperawatan karena profesi tersebut dapat mendukung peningkatan kesehatan masyarakat.
Saya memulai tugas saya sebagai perawat di puskesmas dan banyak melakukan kunjungan rumah untuk meninjau kehidupan harian pasien dan keluarga. Pada saat itulah saya menyadari masih banyak saudara kita yang belum mendapat makan yang cukup, apalagi perumahan yang sehat dan lingkungan bersih. Saya berusaha untuk mengajak masyarakat hidup lebih sehat di tengah kesederhanaan mereka.
Profesi keperawatan masih mempunyai risiko pekerjaan yang tinggi, masa kerja yang panjang, serta penghasilan yang masih belum mencukupi.
Setelah mempunyai istri, saya pindah kerja, bertugas sebagai perawat di ruang perawatan bedah rumah sakit. Saya cukup lama di sana. Setelah mendapat pelatihan dan pendidikan tambahan, saya menjadi perawat di kamar bedah sampai sekarang.
Pekerjaan perawat sebenarnya menyenangkan, dapat menolong orang lain. Namun, profesi perawat juga memerlukan kesabaran. Profesi keperawatan belum dapat memberikan kehidupan yang cukup untuk keluarga. Saya sekarang sudah punya tiga anak, seorang kuliah dan dua orang di SMU. Mereka membutuhkan biaya pendidikan yang lumayan. Istri saya tidak bekerja, menjadi ibu rumah tangga.
Saya sendiri merasa lebih aman jika istri tidak bekerja sehingga anak-anak mendapat perhatian penuh dari ibu mereka. Sebagai ayah, waktu saya untuk berkomunikasi intens dengan anak masih terbatas. Kerja saya sebagai perawat di kamar bedah mengharuskan saya untuk bekerja, baik giliran pagi, siang, maupun malam. Istri saya yang lebih berperan membimbing dan mengarahkan anak-anak, baik dalam pendidikan maupun kehidupan sehari-hari.
Saya merasa bersyukur menjadi perawat. Saya banyak kontak dengan pasien dan keluarga. Saya ikut merasa bahagia jika pasien dapat pulang dari rumah sakit dalam keadaan baik. Suasana kerja di kamar bedah juga cukup nyaman.
Baca juga: Tenaga Kesehatan Kita Distigma, Diancam, Belum Dibayar
Tim kami cukup kompak dan saling mendukung. Tak jarang dokter bedah menyediakan makan malam jika kami harus operasi malam hari. Selama saya berdinas di kamar bedah, dokter bedah juga sering membantu jika kami ada kesulitan dalam pembiayaan pendidikan anak.
Saya membayangkan agar perawat di masa mendatang mendapat penghasilan yang lebih baik. Salah satu dasar generasi muda memilih jurusan pendidikan adalah karena penghasilan. Penghasilan perawat di Indonesia masih jauh dibandingkan dengan negara lain.
Bagaimana agar penghasilan perawat dapat lebih meningkat sehingga dapat bekerja dengan tenang? Mohon pendapat Dokter. Terima kasih.
D di B
Profesi keperawatan merupakan profesi yang amat diperlukan di negeri kita. Kita bersyukur jumlah perawat di negeri kita sudah hampir mencapai 600.000 orang. Cukup banyak, tetapi belum cukup untuk melayani penduduk kita yang mencapai 279 juta jiwa.
Saya juga merasa khawatir dengan minat generasi muda untuk menjadi perawat. Generasi sekarang cenderung pragmatis. Mereka akan memilih pekerjaan dengan penghasilan yang baik, jam kerja yang lebih pendek, serta risiko pekerjaan yang kecil. Profesi keperawatan masih mempunyai risiko pekerjaan yang tinggi, masa kerja yang panjang, serta penghasilan yang masih belum mencukupi.
Saya setuju dengan pendapat Anda, penghasilan perawat di Indonesia harus ditingkatkan. Perawat harus dapat hidup beserta keluarganya dengan sejahtera. Kita tentu berharap pemerintah dan pimpinan unit pelayanan, baik rumah sakit maupun unit kerja lainnya, memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan perawat.
Risiko perawat untuk tertular penyakit dari pekerjaannya masih tinggi. Upaya pencegahan penyakit di kalangan perawat masih terbatas. Imunisasi hepatitis B, influenza, dan lain-lain masih harus bayar sendiri. Peralatan perlindungan diri jika ada kejadian luar biasa sering kurang memadai. Perawat juga dapat menularkan penyakit kepada keluarga di rumah serta lingkungannya. Karena itu, pencegahan penyakit di kalangan perawat penting dilakukan.
Baca juga: Nasib Tenaga Kesehatan di Ujung Tanduk
Bagaimana dengan penghasilan perawat kita? Pada umumnya perawat yang baru mulai kerja mendapat penghasilan yang belum mencukupi.
Bahkan, ada yang sudah bekerja sepuluh tahun penghasilan masih kurang untuk hidup dengan dua anak. Dibandingkan dengan pekerjaan sekretaris, pekerja di bidang perhotelan, dan lain-lain, penghasilan perawat masih terhitung rendah.
Sekarang di rumah sakit, perawat sudah mendapat tambahan jasa medis, tetapi jumlahnya masih kecil. Sulit bagi perawat untuk punya rumah sendiri tanpa bantuan keluarga.
Saya percaya perhimpunan profesi keperawatan sudah lama memahami dan memikirkan bagaimana agar keluarga perawat dapat hidup cukup. Jika mengandalkan gaji dan bonus saja, memang akan sulit. Apalagi jika pasangan tidak bekerja.
Kami di Pelita Desa punya konsep rumah produktif, yaitu rumah yang dimanfaatkan untuk menambah penghasilan keluarga. Dapur dapat digunakan untuk memasak produk kuliner. Ruang tamu dapat digunakan untuk les privat atau menerima upah jahitan dan sebagainya.
Halaman dapat dimanfaatkan untuk tanaman atau ternak yang cepat menghasilkan. Selain itu, dari segi penghuni, setiap anggota keluarga, baik bapak, ibu, adik, maupun anak-anak, diusahakan produktif tidak ada yang membuang-buang waktu.
Baca juga: Terbuka, Peluang Kerja di Era ”Better Normal"
Akan lebih baik jika anggota keluarga dapat punya penghasilan meski berdiam di rumah. Sekarang terbuka kesempatan untuk menjadi dropshipper serta reseller. Juga kita dapat mengajar secara online.
Bahkan, banyak anak muda yang menjadi youtuber. Peluang untuk mendapat penghasilan di rumah pada era digital ini semakin terbuka. Mungkin anak Anda yang sudah atau kuliah dapat memikirkan bagaimana agar dapat ikut dalam menambah penghasilan keluarga tanpa harus mengorbankan kegiatan sekolah mereka. Istri Anda juga dapat dikembangkan bakatnya untuk menghasilkan uang, apalagi anak-anak sudah dewasa.
Saya berharap masa pensiun Anda sebagai perawat akan dapat dinikmati dengan baik bersama keluarga. Sudah tentu kita juga berharap semua pihak dapat memikirkan bagaimana kesejahteraan perawat Indonesia dapat ditingkatkan sehingga minat generasi muda akan tetap tinggi untuk menjadi perawat. Mereka akan bersedia ditempatkan di mana saja di Indonesia, termasuk di daerah terpencil, karena kesejahteraan mereka terjamin.
Samsuridjal Djauzi, Dokter RS Cipto Mangunkusumo