Kemiskinan karena Kelebihan Konsumsi Gula

ZULIAN FATHA NURIZAL

Seorang pemuda melakukan deteksi dini dalam neoropati perifer dalam acara peringatan Hari Diabetes Sedunia 2022 di Jakarta pada Rabu (9/11/2022). Pada 2021, Indonesia berada pada peringkat lima negara dengan jumlah orang dengan diabetes terbanyak di dunia. Masyarakat diharapkan tidak malu untuk memeriksakan diri jika terdapat gejala, agar penanganan dapat dilakukan secara maksimal.

Liputan Kompas tentang konsumsi gula yang berlebihan memberi peringatan pada kita. Akibat masalah itu, ancaman kesehatan berlanjut ke masalah kemiskinan.

BACA JUGA : Diabetes Makin Membebani Biaya Jaminan Kesehatan

Dari gambaran ini tampak jelas hubungan antara konsumsi gula yang berlebih tanpa disertai aktifitas fisik yang mencukupi membawa mereka ke kemiskinan. Dengan melihat potensi orang yang menderita diabetes maka masalah ini akan memberi kontribusi yang nyata di dalam angka kemiskinan nasional. Masalah makin berat karena penderita menjadi tidak produktif. Di beberapa kasus anggota keluarga lainnya juga menjadi tidak produktif karena harus menangani sanak mereka yang terkena diabetes. Masalah yang lebih besar adalah anggaran kesehatan pemerintah, baik untuk penanganan maupun riset diabetes, akan makin besar. Peruntukkan anggaran ini akan mengurangi anggaran di sektor yang lain atau sebenarnya bisa dialihkan untuk kegiatan produktif. Sebaliknya bila kita bisa menangani masalah diabetes maka anggaran tersebut bisa digunakan untuk keperluan lain, termasuk penanganan kemiskinan yang masih menjadi masalah besar negeri ini.Jurnalisme data tentang konsumsi gula selama dua hari yang dilakukan harian ini perlu menjadi pemicu semua pihak untuk beraksi. Masyarakat perlu bertindak dengan menekan konsumsi komoditas tersebut. Di sisi lain ide tentang pengendalian konsumsi melalui pengenaan cukai bisa diangkat kembali.