logo Kompas.id
OpiniPabrik Tawa sejak Dagelan...
Iklan

Pabrik Tawa sejak Dagelan Mataram hingga Era Medsos

Di masa represif, dengan gaya humoristik, Warkop punya semboyan ”tertawalah sebelum tertawa itu dilarang”. Sejak zaman Dagelan Mataram hingga era medsos, orang terus mencari tawa karena katanya, tertawa itu obat mujarab.

Oleh
Frans Sartono
· 7 menit baca
Frans Sartono
SALOMO

Frans Sartono

Suara tawa cekikikan tiba-tiba terdengar keras di dalam kereta rel listrik di Jakarta. Para penumpang menengok ke sumber suara, termasuk mereka yang setengah terkantuk, lalu terbangun karena ada ledakan tawa.

Rupanya, tawa itu tersulut dari telepon seluler. Si penumpang menyimak konten komedi yang ramai di media sosial. Dan hanya lewat ponsel di genggaman tangan, orang bisa mencari tawa dan bahagia karenanya.

Editor:
SRI REJEKI
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000