Harapan baru membentang lagi di komunitas pencinta sepak bola seiring terpilihnya Ketua Umum PSSI 2023-2027 Erick Thohir. Jangan sampai asa itu mati muda.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Puluhan tahun sepak bola Indonesia bukan lagi yang terkuat, bahkan untuk level regional yakni Asia Tenggara. Padahal, dari sisi potensi, Tanah Air ini tak pernah kekurangan pemain-pemain berbakat. Ada sejumlah prestasi di tim yunior kita dalam beberapa tahun terakhir, seperti juara AFF U-19 pada 2013 dan kampiun AFF U-23 pada 2019. Namun, tim senior kita tetap saja bukan ”singa garang” di Asia Tenggara.
Jika kita runut ke belakang, Indonesia terakhir kali merebut medali emas sepak bola SEA Games adalah saat SEA Games Manila 1991. Tepatnya, 32 tahun yang lalu.
Terhitung baru dua kali tim ”Garuda” meraih emas SEA Games, sebelumnya dalam SEA Games Jakarta 1987. Kedua emas itu di era kepengurusan Ketua Umum PSSI Kardono.
Dalam gelaran Piala Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF), lebih pahit lagi, kita belum pernah juara. Dari 14 kali perhelatan, prestasi terbaik Indonesia adalah lima kali menjadi pemenang kedua. Thailand mengemas trofi terbanyak yakni tujuh, Singapura empat, Vietnam dua, dan Malaysia satu.
Seusai era Kardono pada 1991, sekian lamanya kita menunggu prestasi membanggakan itu dan tak kunjung muncul. Pasca-era Kardono, sembilan ketua umum PSSI sudah berusaha melakukan yang terbaik, mulai dari Azwar Anas, Agum Gumelar, Nurdin Halid, Djohar Arifin Husin, La Nyalla Mattalitti, Edy Rahmayadi, Joko Driyono, Iwan Budianto, dan Mochamad Iriawan.
Sembilan kali itu pula, di setiap kali pergantian tampuk kepemimpinan PSSI, publik berharap tercapainya prestasi sepak bola kita. Betapa tidak? Di Indonesia, sepak bola salah satu olahraga paling populer di masyarakat, selain bulu tangkis. Ironisnya, jika dibandingkan dengan prestasi bulu tangkis yang mendunia, prestasi sepak bola kita stagnan.
Terpilihnya Erick Thohir sebagai ketua umum PSSI dan Ratu Tisha sebagai wakil ketua umum memunculkan harapan baru. Erick yang menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikenal sebagai sosok konseptor dan pekerja keras, serta beberapa kali membuktikan kinerjanya.
Untuk menyebut contoh, bagaimana Erick menyiapkan Asian Games Jakarta-Palembang 2018 dan mengupayakan reformasi BUMN, termasuk pencapaian signifikan, dengan kelebihan dan kekurangannya, tentu. Sosok Erick juga dikenal pencinta olahraga, khususnya bola basket, serta sepak bola.
Tiga aspek prioritas Erick, yakni suporter, fasilitas pelatihan, dan peningkatan kualitas tim nasional, semuanya penting. Kita tunggu hasil pembenahan ketiganya. Yang tak kalah penting tentu pembenahan kompetisi di liga profesional, juga liga-liga usia muda berkelanjutan.
Upaya Erick membenahi mutu wasit salah satunya juga sudah ditunjukkan dengan bertanya langsung ke beberapa wasit. Semoga dengan niat tulus, semangat, kerja keras, dan nyali, yang terakhir ini disebut Erick saat pencalonan, prestasi yang didamba itu segera teraih.