Suporter dan tim nasional menjadi dua elemen utama yang paling awal hendak dibenahi PSSI di era Erick Thohir. Maka, Komite Adhoc Suporter dan Badan Tim Nasional akan segera dibentuk.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR, NINA SUSILO, KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Erick Thohir memulai langkah transformasi sepak bola nasional dengan mencoba menyelesaikan tiga masalah mendasar. Ketiga masalah itu adalah soal suporter, fasilitas pelatihan, dan peningkatan kualitas tim nasional.
Erick menganggap pentingnya pembinaan serius terhadap suporter klub-klub di Indonesia. Menurut dia, Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang, 1 Oktober lalu, tidak akan menjadi peristiwa yang terakhir apabila tidak ada tindakan konkret pembinaan suporter.
Terakhir, terjadi kericuhan di luar Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, di sela laga Liga 1 antara PSIS Semarang kontra Persis Solo, Jumat (17/2/2023). Kericuhan suporter yang mengakibatkan sejumlah orang terluka itu terjadi hanya sehari setelah Erick terpilih sebagai Ketua Umum PSSI 2023-2027.
”Setelah membahas persoalan di Semarang, keputusan Komite Eksekutif (Exco PSSI) adalah membuat Komite Adhoc Suporter. Ini diputuskan karena transformasi sepak bola harus melibatkan suporter. Jadi, harus ada keseriusan,” kata Erick, Sabtu (18/2/2023), seusai rapat Exco PSSI di kantor PSSI, Jakarta.
Menteri Badan Usaha Milik Negara itu menambahkan, Komite Adhoc Suporter dibuat bukan untuk menyalahkan suporter, melainkan melindungi mereka. ”Kita harus memastikan aturan-aturan yang disepakati dengan pemerintah,” ucapnya.
Menurut Erick, masalah suporter harus menjadi prioritas karena segala hal yang berkaitan dengan mereka akan memberikan dampak langsung kepada kompetisi sepak bola profesional di Tanah Air. Sebagai contoh, akibat Tragedi Kanjuruhan, Liga 1 sempat dihentikan sementara. Adapun Liga 2 dan 3 belum bisa dilanjutkan.
Kalau negara lain, seperti India, punya cetak biru 2023-2047. Kita juga tak boleh ketinggalan, harus punya cetak biru bagaimana mempersiapkan timnas.
Ketua Forum Komunikasi Suporter Indonesia Richard Achmad Supriyanto menyambut baik rencana PSSI membentuk Komite Adhoc Suporter. Akan tetapi, ungkapnya, federasi harus menjelaskan dan menentukan secara jelas tugas dan regulasi komite itu. Ia pun berharap perwakilan kelompok suporter ada di dalam komite tersebut nantinya.
”Sebagai langkah awal, baiknya Pak Erick mengumpulkan dan berbicara dengan teman-teman suporter bersama manajemen klub mereka untuk menyatukan visi bersama. Persoalan itu tidak mudah karena setiap klub punya banyak kelompok (suporter) dengan beragam pandangan,” ujarnya.
Selanjutnya, demi membenahi dua persoalan timnas, Erick juga membentuk Komite Adhoc Infrastruktur dan Badan Tim Nasional. Komite Adhoc Infrastruktur bertugas membangun pusat latihan timnas.
Pekan depan, komite itu akan langsung bertugas, yaitu melihat lokasi lahan untuk pusat latihan timnas. Ia menargetkan pusat latihan itu berdiri tahun depan dan memiliki empat lapangan latihan. Selama ini, PSSI tidak memiliki pusat latihan sendiri alias kerap menyewa.
”Komitmen pembangunan pusat latihan itu dilakukan bersama. Pendanaannya tak hanya dari FIFA yang sudah menyampaikan komitmennya, tetapi juga dari (sumber) lain. Lokasinya? Tunggu saja,” ucap mantan Presiden Inter Milan itu.
Rencana Erick itu sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo. Pada Jumat (17/2/2023), seusai menghadiri peringatan hari lahir Partai Persatuan Pembangunan, ia mengingatkan soal pentingnya pembangunan infrastruktur pendukung PSSI.
”Saya waktu omong-omong dengan Shin Tae-yong (Pelatih Timnas Indonesia), butuh lima lapangan dalam satu lokasi. Ada penginapan, kolam renang, untuk olahraga pemain-pemainnya,” ujar Presiden Jokowi.
Pada era PSSI pimpinan Mochamad Iriawan (2019-2023), pusat latihan itu diwacanakan akan dibangun di Bali. Namun, lantas tidak ada kelanjutannya. Iriawan lalu menyampaikan, Presiden Jokowi berkomitmen memberikan tanah seluas 50 hektar untuk pembangunan pusat latihan timnas di Ibu Kota Negara (IKN).
Dihidupkan kembali
Selain membangun markas latihan timnas, Erick juga akan menghidupkan kembali Badan Tim Nasional (BTN) yang sempat dibentuk PSSI pada masa kepemimpinan Djohar Arifin Husin. Badan itu bertugas sejak 2013 hingga saat PSSI dibekukan FIFA pada 2015.
Akan saya tanyakan peta jalan (cetak biru transformasi sepak bola) nasional itu. Semua harus terencana secara detail kalau mau sepak bola kita maju.
Tujuan utama pembentukan BTN itu adalah menentukan target multitahun tim ”Garuda”. Puncaknya, Erick ingin Indonesia tampil di Piala Dunia mulai tahun 2040-an.
”Kalau negara lain, seperti India, punya cetak biru 2023-2047. Kita juga tak boleh ketinggalan, harus punya cetak biru bagaimana mempersiapkan timnas,” katanya.
Direncanakan, pekan depan, rancangan cetak biru itu akan disampaikan Erick kepada Presiden Jokowi. ”Akan saya tanyakan peta jalan (cetak biru transformasi sepak bola) nasional itu. Sudah ada atau belum? Apa saja targetnya? Untuk mencapai target itu, apa yang dilakukan? Semua harus terencana secara detail kalau mau sepak bola kita maju,” ujar Presiden.
Adapun terkait kericuhan di Semarang, polisi telah memeriksa sekitar 20 orang. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap kejadian itu menjadi evaluasi bersama.