Komunitas internasional menilai permukiman Yahudi di daerah pendudukan Palestina tergolong ilegal dan hanya menambah ketegangan di Timur Tengah.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Rencana Israel mempersenjatai warga Yahudi di daerah pendudukan Tepi Barat dikhawatirkan akan menciptakan spiral kekerasan baru.
Berbagai kalangan dibuat terperangah saat pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akhir pekan lalu melontarkan rencana mempersenjatai warga sipil Yahudi di permukiman Tepi Barat. Tentu menjadi pertanyaan, mengapa Pemerintah Israel sampai mengambil kebijakan sekeras itu. Sejauh diberitakan, kebijakan itu untuk menghadapi ancaman serangan warga Palestina.
Kondisi umum di daerah permukiman Yahudi di Tepi Barat memang digambarkan tidak aman, beberapa hari terakhir. Gelombang kekerasan pecah lagi. Sebagai gambaran, 10 warga Palestina tewas oleh tembakan aparat keamanan Israel pekan lalu. Sebaliknya, tujuh warga Yahudi tewas diserang warga Palestina di pinggiran kota Jerusalem. Jatuhnya korban di kedua pihak menimbulkan ketegangan, dan berpotensi memicu konflik yang lebih luas.
Mungkin saja sebagai antisipasi, Israel tak hanya meningkatkan mobilisasi aparat keamanan, tetapi juga berencana mempersenjatai warga sipil Yahudi di daerah permukiman di Tepi Barat. Bahkan, Pemerintah Israel berencana merobohkan rumah-rumah warga Palestina, yang dicurigai militan dan mengancam keamanan warga Yahudi.
Berbagai kalangan menilai rencana Israel merobohkan rumah warga Palestina dan mempersenjatai warga Yahudi tergolong berlebihan. Tindakan itu justru memancing ketegangan dan mendorong spiral kekerasan baru.
Sekadar gambaran, sekitar 700.000 warga Yahudi hidup di daerah permukiman di Tepi Barat, yang diduduki sejak perang tahun 1967. Sementara penduduk Arab Palestina sekitar dua juta jiwa. Kehadiran ratusan ribu warga Yahudi di Tepi Barat tentu saja mendesak dan menggusur sebagian penduduk Palestina sebagai pemilik wilayah itu. Banyak penduduk Palestina terpaksa hidup di pengungsian.
Komunitas internasional menilai permukiman Yahudi di daerah pendudukan Palestina tergolong ilegal dan hanya menambah ketegangan di Timur Tengah. Berbagai kalangan mendesak Israel menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat, tetapi tak digubris sama sekali.
Tentu saja perdamaian Timur Tengah tidak akan terwujud jika Israel tak menarik diri dari daerah pendudukan Tepi Barat milik Palestina. Tanda-tanda Israel menarik mundur tidak tampak. Sebaliknya, Israel terkesan memperkuat kehadirannya, seperti terlihat, antara lain, pada rencana mempersenjatai warga sipil Yahudi di area Tepi Barat.
Namun, rencana Israel mempersenjatai warga sipil Yahudi sudah pasti hanya akan menambah rasa permusuhan, dendam, dan kebencian, yang sudah berlangsung ratusan tahun, lebih-lebih dalam 100 tahun terakhir. Segera terbayang, langkah Israel itu tidak membantu upaya penyelesaian damai atas konflik Timur Tengah yang sudah berlarut-larut.