Serangan Israel Paling Mematikan di Kamp Jenin, 9 Warga Palestina Tewas
PBB mencatat serangan pasukan komando militer Israel ke kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat, 26 Januari 2023, menelan korban jiwa terbanyak sejak tahun 2005. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan tiga hari berkabung.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·4 menit baca
JENIN, KAMIS — Pasukan komando Israel menyerbu kamp pengungsi Palestina di Jenin, wilayah pendudukan Tepi Barat, Kamis (26/1/2023), menewaskan sedikitnya sembilan warga Palestina dan melukai 12 orang lainnya. Dalam hampir setahun terakhir, kamp pengungsi Jenin kerap jadi target operasi militer Israel.
Melihat banyaknya korban yang jatuh, operasi pada Kamis ini disebut sebagai satu serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir. Sejak memulai pencatatan tahun 2005, PBB belum pernah mencatat jumlah korban dalam satu operasi di Tepi Barat sebanyak korban serangan itu.
Salah satu korban meninggal dalam serangan itu adalah seorang perempuan berusia 60 tahun. Wakil Gubernur Jenin Kamal Abu al-Rub kepada kantor berita AFP mengatakan, warga yang tinggal di Jenin hidup dalam ”kondisi perang sebenarnya”. Ia menyebut tentara Israel ”menghancurkan semua dan menembaki apa saja yang bergerak”.
Menteri Kesehatan Palestina May al-Kaila menuding militer Israel menembakkan gas air mata ke sebuah rumah sakit di kamp tersebut. Banyak anak-anak muntah akibat gas air mata. Rekaman video di rumah sakit itu menunjukkan sejumlah perempuan menggendong anak-anaknya keluar dari ruang perawatan.
Rumah Sakit Jenin mengidentifikasi perempuan lanjut usia yang tewas dalam serangan itu bernama Magda Obaid. Kementerian Kesehatan Palestina sebelumnya mengidentifikasi korban lainnya adalah Saeb Azriqi (24). Ia dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis setelah tertembak dan meninggal karena luka parah.
Brigade Martir Al-Aqsa, sayap milisi bersenjata yang berafiliasi dengan kelompok Fatah, juga mengklaim salah satu korban tewas adalah Izz al-Din Salahat sebagai petempur.
Juru bicara Otoritas Palestina, Nabil Abu Rudeinah, mengatakan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan tiga hari berkabung dan memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang. Rudeineh mengecam keras kekerasan yang terjadi. Ia menyeru komunitas internasional untuk mengecam serangan Israel tersebut.
Gas air mata ke rumah sakit
Akram Rajoub, Gubernur Jenin, kepada kantor berita AP mengatakan, militer Israel menghalangi tim medis yang akan mengevakuasi para korban luka-luka. Tentara Israel juga menembakkan gas air mata ke rumah sakit di kamp pengungsi. Banyak anak bayi terdampak. Operasi-operasi di rumah sakit itu juga terhenti.
”Kami meminta komunitas internasional membantu warga Palestina menghadapi pemerintahan ekstrem sayap kanan dan melindungi rakyat kami,” kata Rajoub.
Kami meminta komunitas internasional membantu warga Palestina menghadapi pemerintahan ekstrem sayap kanan dan melindungi rakyat kami.
Militer Israel mengakui mengirim pasukan khususnya ke Jenin untuk menangkap para anggota kelompok Jihad Islam yang mereka duga akan melancarkan ”sejumlah serangan teror besar”. Tidak seperti biasa, operasi mereka kali ini digelar di siang bolong. Namun, mereka membantah telah menembakkan gas air mata ke dalam rumah sakit.
”Tak satu pun orang menembakkan gas air mata secara sengaja ke rumah sakit,” kata seorang jubir militer Israel kepada AFP. ”Tetapi, aktivitas (operasi militer) tidak jauh dari rumah sakit dan mungkin saja sebagian gas air mata itu masuk (ke rumah sakit) lewat jendela.”
Mengenai tudingan menghalangi tugas tim medis, militer Israel berkilah, pasukan mereka menutup jalan-jalan untuk memudahkan operasi di kamp pengungsi itu. Kemungkinan langkah ini mempersulit upaya tim medis mencapai para korban luka.
Pemerintahan ekstrem kanan
Kekerasan terbaru di kamp Jenin berlangsung setelah pemerintah baru yang berhaluan kanan memimpin Israel. Di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, pemerintahan Israel saat ini disebut pemerintahan paling kanan yang pernah ada sejak Israel berdiri tahun 1948.
Salah satu misi kampanye pemerintahan Israel saat ini adalah mengambil tindakan keras terhadap warga Palestina dan menggenjot pembangunan permukiman ilegal di wilayah-wilayah pendudukan yang ingin dijadikan Palestina sebagai wilayah negaranya. Serangan ke Jenin hari ini juga terjadi beberapa hari sebelum kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke teritorial itu.
Ketegangan antara Palestina dan Israel meningkat sejak Israel melancarkan serangan pada musim semi tahun lalu menyusul serangkaian serangan Palestina yang menewaskan 19 warga Israel. Serangan-serangan berikutnya pada tahun lalu menyebabkan hingga 30 warga Israel tewas.
Di pihak Palestina, hampir 150 orang tewas pada 2022. Kelompok pegiat HAM Israel, B’Tselem, menyebut tahun 2022 itu sebagai tahun paling mematikan sejak 2004. Berganti tahun 2023, kekerasan tetap meningkat. Sejak awal tahun baru ini saja sudah 29 warga Palestina tewas.
Negara tetangga Jordania dan kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, mengecam keras serangan Israel ke Jenin, Kamis ini. ”Respons dari kelompok perlawanan (Hamas) terhadap apa yang terjadi di Jenin hari ini tidak akan ditunda-tunda,” ujar Saleh Arouri, salah satu pejabat teras Hamas.
Liga Arab meminta ”pertanggungjawaban penuh Pemerintah Israel yang dipimpin Netanyahu atas pembunuhan mengerikan ini”. Organisasi itu juga menyerukan masyarakat internasional bertindak terhadap Israel. (AP/AFP/REUTERS)