Pertemuan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dengan Presiden China Xi Jinping barulah awal. Dunia menanti implementasi pembicaraan mereka di Bali.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Wajah gembira dua pemimpin itu terlihat ketika mereka saling mendekat serta bersalaman. Menurut The New York Times, Xi yang sering muram di pertemuan-pertemuan puncak sekarang menampilkan wajah penuh senyum saat bertemu Biden. Presiden Amerika Serikat juga kelihatan tak mau kalah untuk menunjukkan senyumnya.
Pertemuan bilateral AS-China berlangsung di Bali saat hubungan kedua negara berada di titik paling rendah. Muncul kekhawatiran bahwa perang di antara kedua negara bisa pecah sewaktu-waktu yang dipicu oleh ketegangan di Taiwan.
Kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan beberapa waktu lalu memicu latihan militer besar-besaran China di laut sekitar Taiwan. Bagi Beijing, isu Taiwan merupakan dasar kebijakan luar negeri mereka. Dorongan pihak asing terhadap kemerdekaan Taiwan dinilai melanggar ”garis merah” atau melewati batas.
Di sisi lain, AS menempatkan China sebagai pesaing. Akses China terhadap produk canggih, seperti semikonduktor mutakhir, dihambat. Produk-produk semacam itu dinilai bisa membantu China untuk mengembangkan persenjataan canggih seperti rudal hipersonik, yang tentu mengancam kekuatan militer AS.
Di tengah situasi yang mencemaskan banyak kalangan, pertemuan Biden dan Xi digelar. Tak berlebihan kiranya komunitas internasional menanti pertemuan mereka dan menaruh harapan ada sinyal yang menyejukkan. Biden dan Xi menyadari harapan tersebut meski di sisi lain keduanya memahami pertemuan di Bali bukan ajang berkompromi.
Berlangsung selama lebih dari tiga jam, pertemuan bilateral menyaksikan bagaimana kedua pihak menyampaikan secara gamblang prinsip-prinsip kebijakan luar negeri mereka dalam merespons dinamika hubungan AS-China. Biden menegaskan, antara lain, Washington tidak mendukung kemerdekaan Taiwan dan sepenuhnya mengakui ”satu China”. Adapun Xi, di samping menyebut isu Taiwan sebagai fondasi kebijakan luar negeri China, menyampaikan, antara lain, prinsip bahwa Beijing menghindari konfrontasi dan mendorong pemulihan ekonomi global.
Setelah pertemuan usai, komunitas internasional sekarang menanti tim kerja dari kedua negara untuk mengimplementasikan komitmen yang disampaikan Biden serta Xi. Kepentingan bersama kedua negara untuk memitigasi perubahan iklim dapat menjadi pintu masuk ”hidup berdampingan” yang produktif di tengah perbedaan China-AS.
Sebagai dua negara besar, China dan AS memikul tanggung jawab yang juga sangat besar. Wajah dunia dan nasib penduduk Bumi ditentukan oleh cara keduanya mengelola persaingan serta perbedaan kepentingan.