Keketuaan G20 merupakan peluang bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya di dunia.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Beberapa hari lagi, Konferensi Tingkat Tinggi G20 akan digelar di Bali pada 15-16 November 2022. Mata dunia akan tertuju ke sana dan berharap KTT ini sukses.
Media internasional dan nasional yang telah mendaftar untuk meliput perhelatan G20, hingga pekan lalu, setidaknya sudah tercatat 468 media. Ada 1.465 jurnalis internasional dan 363 jurnalis nasional akan hadir di Bali dan 81 jurnalis yang akan mengikuti secara virtual.
Kesuksesan keketuaan Indonesia bisa dilihat dari dua hal. Pertama, sukses pelaksanaan. Banyak kalangan dilibatkan, mulai dari anggota legislatif, pengusaha, agamawan, pemuda, perempuan, dan komunitas lainnya. Gaung pelaksanaan G20 pun menjadi lebih menggema di dalam negeri, juga luar negeri, tidak lagi terkesan sangat elitis.
Kedua, sukses atas kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dari forum yang diikuti 19 negara dengan perekonomian besar dunia, dan satu blok kawasan Uni Eropa. Meski masih diliputi banyak ketidakpastian, sejauh ini, ratusan agenda pertemuan telah berjalan dan tidak ada yang dibatalkan, termasuk pertemuan di tingkat menteri.
Sebanyak 16 kepala negara dan satu organisasi kawasan telah mengonfirmasi kehadirannya di KTT G20. Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping pun telah mengonfirmasi akan hadir. Presiden Rusia Vladimir Putin, menurut Presiden Joko Widodo, juga sudah menyatakan ingin hadir, tetapi belum bisa memutuskan.
Kehadiran para kepala negara ini akan menjadi prestasi besar Indonesia karena saat ini kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja. Banyak negara bahkan tengah menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah setelah diterpa pandemi Covid-19 lebih dari dua tahun. Belum lagi dampak perang Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung hampir setahun yang menyebabkan rivalitas antarnegara kian menguat. ”Kepala-kepala negara sedang pusing,” kata-kata Presiden Joko Widodo saat wawancara khusus dengan harian Kompas.
Apakah pertemuan KTT ini akan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan atau sekadar menghasilkan catatan semata yang tidak mudah diimplementasikan, masih menjadi tanda tanya besar. Di sinilah persoalan terberat bagi Indonesia yang mendapat amanat memegang keketuaan G20.
Kepiawaian Indonesia mengajak dan mengondisikan para kepala negara G20 untuk mempunyai perasaan sama dan bersama-sama mengatasi masalah kemanusiaan yang terjadi di dunia ini menjadi kuncinya. Hal ini juga merupakan amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Keketuaan G20 juga merupakan peluang bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya di dunia. Kepercayaan dunia pada Indonesia pun akan terbangun. Seperti dikatakan Direktur Utama Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva, Indonesia menjadi titik terang di tengah kesuraman dunia.