Komunikasi Konstruktif untuk Jembatani Rusia-Ukraina Perlu Terus Didorong
Presiden Jokowi telah berkomunikasi dengan Presiden Putin dan Presiden Zelenskyy terkait forum G20 dan juga Black Sea Grain Initiative. Komunikasi konstruktif harus terus didorong untuk menjembatani kedua negara itu.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN/LAILY RACHEV
Presiden Joko Widodo bertemu Presiden Vladimir Putin di Istana Kremlin, Rusia, Kamis (30/6/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo dinilai perlu terus mendorong komunikasi yang konstruktif untuk menjembatani Rusia dan Ukraina karena konflik kedua negara telah menjadi salah satu faktor krisis pangan global. Namun, tidak cukup hanya dengan komunikasi, idealnya Rusia dan Ukraina juga dapat dilibatkan dalam kerja sama untuk memastikan tidak ada hambatan pada rantai logistik pangan.
Aksi konkret beserta sanksi terkait keamanan gandum diharapkan dapat mengembalikan harga gandum seperti sebelum perang. ”Saat ini, meski ada tren menurun, harga gandum di pasar spot internasional masih mencapai 851 dollar AS per bushel, sementara harga gandum pada 2021 senilai 512 dollar AS per bushel,” kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira ketika dihubungi, Jumat (4/11/2022).
Menurut Bhima, situasi masih tingginya harga gandum ini perlu terus diangkat di forum multilateral, seperti G20. ”Terlebih efek perang memicu gelombang proteksionisme ekspor di sejumlah negara penghasil pangan,” katanya.
Suasana wawancara khusus tim Kompas dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/11/2022). Wawancara khusus ini terkait dengan persiapan pelaksanaan KTT G20 dan situasi politik Tanah Air jelang Pemilu 2024.
Beberapa hari lalu, Presiden Jokowi telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam sesi wawancara khusus dengan Kompas di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (3/11/2022), Presiden Jokowi menuturkan isi pembicaraannya lewat telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
”Saya berbicara dua hal kemarin. Konfirmasi kehadiran beliau di forum G20. Beliau ingin hadir, tetapi belum bisa memutuskan saat ini. Kemudian yang kedua mengenai Black Sea Grain Initiative. Mengenai Black Sea Grain, beliau menyampaikan bahwa akan meneruskan kesepakatan itu. Saya kira ini bagus sekali berita ini. Dan, kemarin, saya sampaikan ke Sekjen (PBB) Antonio Guterres berita ini,” kata Kepala Negara.
Selanjutnya, pada Jumat siang, melalui akun Twitter resminya, Presiden Jokowi juga menuturkan tentang pembicaraannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy terkait situasi di Ukraina dan Black Grain Initiative pada 3 November 2022.
Sebelumnya, dalam unggahan melalui akun Twitter resminya, Presiden Volodymir Zelensky juga menyampaikan telah berbicara dengan Presiden Jokowi. Mereka mendiskusikan arti penting keberlanjutan Inisiatif Gandum. Ukraina disebutnya siap melanjutkan untuk menjadi penjamin keamanan pangan global. Perhatian pun diberikan terkait persiapan menuju pertemuan G20.
KOMPAS/KRIS MADA
Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu di Istana Mariinsky, Kyiv, Ukraina, pada Rabu (29/6/2022). Dalam pertemuan itu, Jokowi menawarkan menjadi pembawa pesan perdamaian dari Zelenskyy kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Selepas bertemu Zelenskyy, Presiden Jokowi akan bertolak Ke Mokswa, Rusia, dan menemui Putin.
Mampu bertahan
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko melalui siaran pers menuturkan bahwa perekonomian Indonesia mampu bertahan saat dunia terancam resesi. Ekonomi Indonesia tetap akan tumbuh meski pertumbuhannya melambat.
Hal ini disampaikan Moeldoko untuk menepis anggapan berbagai pihak bahwa Indonesia akan mengalami resesi pada 2023. ”Masyarakat tidak perlu khawatir. Ekonomi tetap tumbuh meski trennya slowdown. Jadi, yang punya banyak uang silakan belanjakan uangnya karena itu akan menjaga perekonomian kita terus bergerak,” kata Moeldoko di Bina Graha, Jakarta, Jumat (4/11/2022).
Masyarakat tidak perlu khawatir. Ekonomi tetap tumbuh meski trennya slowdown. Jadi, yang punya banyak uang silakan belanjakan uangnya karena itu akan menjaga perekonomian kita terus bergerak.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Siluet proyek gedung bertingkat dengan latar belakang matahari terbenam di selatan Jakarta, Minggu (30/10/2022). Guncangan ekonomi akibat dampak krisis energi dan pangan diprediksi masih melanda dunia pada 2023. Namun, optimisme perlu terus dipelihara mengingat Indonesia memiliki alam yang kaya dan sumber daya yang menunjang daya tahan.
Moeldoko mengatakan bahwa peringatan Presiden Jokowi tentang ancaman resesi global bukan untuk menakut-nakuti, tetapi lebih pada seruan agar Indonesia waspada terhadap kondisi pasar global. ”Di mana telah terjadi perlambatan ekonomi di negara maju serta ancaman krisis energi, pangan, dan krisis keuangan global akibat naiknya tensi geopolitik,” ujarnya.
Kondisi tersebut, lanjutnya, sudah berdampak ke Indonesia. Perlambatan pertumbuhan negara-negara maju menyebabkan permintaan terhadap barang ekspor berkurang. Akibatnya, nilai ekspor dan impor Indonesia turun dan pada gilirannya nilai surplus perdagangan dapat menurun.
”Dampaknya terhadap perekonomian kita tentu saja ada, tapi tidak terlalu besar. Karena sejauh ini komponen utama PDB kita adalah konsumsi rumah tangga (dalam negeri). Kita harus tetap optimistis dan terus waspada,” kata Moeldoko.