Profesi perencana keuangan dapat dimanfaatkan oleh keluarga untuk mendapatkan arahan menyusun rencana keuangan. Misalnya, untuk mempersiapkan pendidikan anak hingga memilih produk asuransi yang sesuai.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
Setiap tanggal 5 Oktober, dunia memperingati Hari Perencanaan Keuangan Dunia. Tujuan penyelenggaraan peringatan ini adalah untuk mengedukasi publik mengenai pentingnya memahami masalah keuangan sejak dini agar keuangan keluarga dapat dikelola lebih baik. Melalui kesempatan ini, keberadaan profesi perencana keuangan diharapkan dapat lebih dikenal masyarakat.
Para perencana keuangan dari sejumlah negara berpartisipasi dalam peringatan ini dengan berbagai cara. Asosiasi profesi perencana keuangan, seperti Financial Planning Standard Board Indonesia, membuat seminar tentang perencanaan keuangan.
Profesi perencana keuangan belum menjadi profesi terkenal seperti profesi dokter, guru, atau pilot yang sering disebut anak-anak sebagai profesi impian. Namun, keberadaan para perencana keuangan ini sangat membantu keluarga atau pribadi yang ingin menata keuangannya.
Seperti dokter yang membantu menjaga kesehatan badan, para perencana keuangan juga diperlukan untuk menjaga kesehatan keuangan. Pada kenyataannya, profesi ini masih belum banyak dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan bantuan mengenai bagaimana menata keuangan dengan lebih baik lagi.
Selama ini, para perencana keuangan lebih banyak dimanfaatkan oleh korporasi, seperti bank, untuk memberikan arahan agar investasi lebih fokus sesuai kebutuhan. Atau juga oleh perusahaan yang ingin memberikan bekal kepada karyawan yang akan memasuki masa purnabakti.
Sebenarnya, profesi perencana keuangan juga dapat dimanfaatkan oleh keluarga untuk mendapatkan arahan dalam menyusun rencana keuangan. Misalnya, untuk mempersiapkan pendidikan anak hingga membantu memilihkan produk asuransi yang paling sesuai kebutuhan keluarga sehingga tidak terjebak sekadar mengikuti promosi dari agen asuransi.
Perencana keuangan terikat dengan kode etik yang melindungi kliennya. Potensi benturan kepentingan dihilangkan dengan melaksanakan kode etik ini. Misalnya, dengan memberikan jasa yang berintegritas.
Seorang perencana keuangan, misalnya, bertemu dengan klien yang akan segera pensiun, tetapi sang klien ingin berinvestasi pada instrumen derivatif yang rumit seperti opsi. Padahal, ia belum memiliki keterampilan yang memadai. Maka, perencana keuangan tersebut harus berterus terang. Dia tidak boleh serta-merta membiarkan kliennya berinvestasi di produk derivatif, tetapi menyarankan kliennya untuk lebih dulu mempelajari instrumen tersebut karena lebih rumit ketimbang instrumen di pasar primer, seperti saham.
Perencana keuangan terikat dengan kode etik yang melindungi kliennya. Potensi benturan kepentingan dihilangkan dengan melaksanakan kode etik ini.
Seorang perencana keuangan juga memegang prinsip kompetensi. Artinya, dia memiliki kemampuan, keahlian, juga pengetahuan untuk memberikan jasa pelayanan yang kompeten.
Dunia keuangan sangat dinamis. Berbagai kejadian, seperti kenaikan suku bunga, perubahan aturan pajak, juga berbagai investasi produk baru, selalu bermunculan. Seorang perencana keuangan dituntut tetap up to date atas segala perubahan yang terjadi di bidang keuangan.
Hasil survei tentang literasi keuangan dari Otoritas Jasa Keuangan 2019 menunjukkan, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 38,03 persen, sedangkan indeks inklusi mencapai 76,19 persen.
Artinya, secara umum masyarakat Indonesia sudah banyak terpapar oleh informasi tentang keuangan, tetapi belum paham, seperti ditunjukkan oleh indeks literasi yang masih rendah. Tidak mengherankan, investasi bodong dengan berbagai variannya tetap disukai dan menelan banyak korban.
Bertanya kepada perencana keuangan dapat menghindarkan dari ketidaktahuan semacam itu. Perencana keuangan profesional dapat membantu penempatan investasi yang tepat sesuai tujuan dan situasi klien. Selain itu, perencana keuangan juga memberikan evaluasi sehingga tujuan investasi dan rencana dapat tetap sejalan.
Profesi perencana keuangan juga dapat dimanfaatkan oleh keluarga untuk mendapatkan arahan menyusun rencana keuangan. Misalnya saja, untuk mempersiapkan pendidikan anak hingga membantu memilihkan produk asuransi yang paling sesuai dengan kebutuhan keluarga.
Menurut survei pensiun tahun 2022 dari Employee Benefits Research Institute yang dikutip Forbes, satu dari dua pekerja dewasa dan para pensiunan di AS, berkonsultasi dengan perencana keuangan profesional. Mereka yang tidak memiliki perencana keuangan hampir separuhnya mengatakan, kelak akan memerlukan bantuan perencana keuangan.
Memang, berkonsultasi dengan perencana keuangan memerlukan biaya ekstra. Ketika kita tidak ingin mengeluarkan biaya ekstra untuk berkonsultasi, belajar lebih keras mengenai perencanaan keuangan dapat menjadi pilihan. Beberapa firma perencana keuangan memberikan kelas-kelas yang dapat dimanfaatkan.