Bahaya obat menyumbang 50 persen dari keseluruhan bahaya yang dapat dicegah dalam perawatan medis. Kesalahan pengobatan terjadi ketika sistem pemberian obat yang lemah dan atau faktor manusia.
Oleh
FX WIKAN INDRARTO
·4 menit baca
Pemberian obat adalah intervensi yang paling banyak digunakan dalam perawatan kesehatan, dan kerugian terkait pengobatan yang kurang tepat merupakan proporsi terbesar dari total kerugian yang dapat dicegah. Mengakui beban substansial ini dan mengakui kompleksitas pencegahan dan pengurangan bahaya terkait pengobatan, Hari Keselamatan Pasien Sedunia (World Patient Safety Day) pada 17 September 2022 mengambil tema Keamanan Obat (Medication Safety).
Kampanye ini diharapkan dapat mengkonsolidasikan berbagai upaya terkait tantangan keselamatan pasien global, yaitu pengobatan tanpa bahaya (medication without harm). Kampanye ini menekankan perlunya mengadopsi pendekatan sistem, mempromosikan praktik pengobatan yang aman untuk mencegah kesalahan pengobatan, dan mengurangi bahaya terkait pengobatan.
Bahaya obat menyumbang 50 persen dari keseluruhan bahaya yang dapat dicegah dalam perawatan medis. Sebesar 42 miliar dollar AS dari total pengeluaran kesehatan global di seluruh dunia dapat dihindari jika kesalahan pengobatan dapat dicegah.
Setiap tahun terjadi 134 juta peristiwa buruk karena perawatan pasien yang tidak aman di rumah sakit, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kondisi ini berkontribusi terhadap 2,6 juta kematian.
Sekitar 15 persen dari biaya di rumah sakit berhubungan dengan kegagalan langkah keselamatan pasien (treating patient safety failures) di negara anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Selain itu, sekitar 4 dari 10 pasien dirugikan dalam layanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan rawat jalan. Padahal, diperkirakan hingga 80 persen kerugian ini dapat dihindari.
Menyadari keselamatan pasien sebagai prioritas kesehatan global, dengan semangat ‘tidak seorang pun boleh dirugikan dalam perawatan kesehatan’, semua negara anggota WHO menetapkan 17 September sebagai Hari Keselamatan Pasien Sedunia. Fokus perhatian tahun ini adalah pada pengobatan tanpa bahaya.
Praktik pengobatan yang tidak aman dan kesalahan pengobatan adalah penyebab utama cedera dan kerusakan organ tubuh pasien, yang sebenarnya dapat dihindari. Kesalahan pengobatan dapat terjadi pada berbagai tahap proses penggunaan obat.
Kesalahan pengobatan terjadi ketika sistem pemberian obat yang lemah dan atau faktor manusia, seperti kelelahan dokter atau petugas rumah sakit lainnya, kondisi lingkungan yang buruk atau kekurangan staf. Semua itu dapat mempengaruhi praktik peresepan, pencatatan, pengeluaran, administrasi dan pemantauan penggunaan obat, yang kemudian dapat mengakibatkan kerusakan organ parah, cacat, dan bahkan kematian pasien. Berbagai intervensi untuk mengatasi frekuensi dan dampak kesalahan pengobatan telah dikembangkan, namun implementasinya bervariasi.
Bahkan 15 persen dari pengeluaran anggaran kesehatan terbuang untuk menangani semua aspek efek samping obat.
Secara global, biaya yang terkait dengan kesalahan pengobatan diperkirakan mencapai 42 miliar dollar AS per tahun, belum termasuk upah yang hilang, produktivitas yang menurun, atau biaya perawatan kesehatan yang tidak perlu. Bahkan 15 persen dari pengeluaran anggaran kesehatan terbuang untuk menangani semua aspek efek samping obat. Sekitar 15 persen dari total pengeluaran rumah sakit di negara-negara OECD adalah untuk mengatasi akibat langsung dari efek samping obat, dengan kejadian yang paling berat termasuk tromboemboli vena, dekubitus, dan infeksi di rumah sakit.
Infeksi di rumah sakit mempengaruhi 14 dari setiap 100 pasien yang dirawat inap di rumah sakit. Dari setiap 100 pasien yang dirawat di rumah sakit di tujuh negara berpenghasilan tinggi dan 10 negara berpenghasilan rendah dan menengah akan memperoleh infeksi terkait perawatan kesehatan atau Health Care-Associated Infections (HAI), yang memengaruhi ratusan juta pasien di seluruh dunia.
Setiap tahun sekitar 3,2 juta pasien di Uni Eropa mengalami HAI dan 37.000 di antaranya meninggal sebagai akibat langsung. Langkah pencegahan dan pengendalian infeksi yang sederhana dan murah, seperti kebersihan tangan yang tepat, dapat mengurangi frekuensi HAI hingga lebih dari 50 persen.
Selain itu, lebih dari satu juta pasien meninggal setiap tahun akibat komplikasi tindakan bedah. Tindakan pembedahan oleh dokter masih menghasilkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi secara global. Setidaknya 7 juta orang per tahun mengalami komplikasi bedah yang melumpuhkan, yang mana lebih dari 1 juta orang meninggal.
Meskipun angka kematian perioperatif terkait pembiusan atau tindakan anestesi semakin turun selama 50 tahun terakhir, sebagian merupakan hasil dari upaya untuk meningkatkan keselamatan pasien perioperatif. Namun masih tetap 2-3 kali lebih tinggi terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, daripada di negara berpenghasilan tinggi.
Sementara penggunaan radiasi telah meningkatkan luaran klinis layanan kesehatan, paparan terhadap radiasi juga merupakan masalah kesehatan dan keselamatan masyarakat. Penggunaan radiasi pengion untuk keperluan medis merupakan penyumbang tunggal terbesar dalam paparan radiasi terhadap populasi dari sumber buatan.
Di seluruh dunia, ada lebih dari 3,6 miliar pemeriksaan x-ray dilakukan setiap tahun, dengan sekitar 10 persen di antaranya terjadi pada anak. Selain itu, ada lebih dari 37 juta tindakan kedokteran nuklir dan 7,5 juta prosedur radioterapi yang dilakukan setiap tahun. Penggunaan radiasi medis yang tidak tepat atau oleh petugas yang tidak terampil dapat menyebabkan bahaya kesehatan bagi pasien dan petugas profesional perawatan kesehatan di sekitarnya.
Diperlukan mobilisasi luas dari para pemangku kepentingan, yang mendukung tindakan berkelanjutan untuk mencapai pengobatan tanpa bahaya. Momentum Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2022 mengingatkan kita agar ‘tidak seorang pun boleh dirugikan saat memperoleh pengobatan dan perawatan kesehatan.’
FX Wikan Indrarto, Dokter Spesialis Anak di RS Panti Rapih Yogyakarta; Lektor Fakultas Kedokteran UKDW; Alumnus S3 UGM