Pengaruh bahasa Inggris terasa tidak hanya pada struktur kalimat, tetapi juga pada pilihan kata. Kata dengan imbuhan ”–ing” salah satunya. Bagaimana cara kita menghindari penggunaan ”-ing”?
Oleh
Nur Adji
·3 menit baca
Kata-kata yang mengandung -ing kerap kita temukan dalam beragam jenis tulisan. Banyak media massa yang malah sudah menganggap kata-kata dengan -ing tersebut sebagai kata bahasa Indonesia.
Penandanya jelas: kata tersebut ditulis dengan huruf tegak, bukan italik. Kata-kata dengan -ing tersebut—dalam bahasa Inggris dikenal sebagai gerund—terkadang ditulis tanpa mengindahkan maknanya.
Kasus demikian biasanya kita temukan dalam berita olahraga. Misalnya, kalimat Pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, yang dijuluki ”The Dadies” itu, turun ke ranking ke-4 BWF. Berita lain, dengan isi yang sama, menulis Pasangan yang dijuluki ”The Dadies” itu turun ke peringkat ke-4 BWF.
Kata ranking yang tertulis dalam berita pertama dimaksudkan penulisnya sebagai urutan, posisi, atau peringkat. Tentu saja dari segi makna, penulisan ranking dalam susunan kalimat demikian tidak tepat.
Dalam bahasa Indonesia, imbuhan -ing yang melekat pada kata ranking disamakan dengan imbuhan pe-an. Maka, jika diindonesiakan, ranking akan menjadi pemeringkatan.
Pemeringkatan adalah ’proses, cara, perbuatan menyusun urutan berdasarkan tolok ukur tertentu’. Kedudukan dalam urutan itu disebut peringkat (rank). Yang menjadi catatan, kata rank sebagai padanan peringkat tidak diserap bahasa Indonesia.
Karena itu, kalimat contoh pertama dianggap tidak tepat. Bandingkan dengan contoh kedua yang menggunakan kata peringkat.
Pemeringkatan bisa digunakan dalam contoh kalimat berikut ini: ”Webometrics mengadakan pemeringkatan perguruan tinggi terbaik berdasarkan banyak faktor”, atau ”Pemeringkatan perguruan tinggi yang dilakukan Webometrics didasarkan pada banyak faktor”.
Jika tetap ingin menggunakan ranking, kata pemeringkatan dalam kedua kalimat di atas dapat diganti dengan ranking, tetapi ditulis dengan karakter miring (italik).
Namun, kata rangking berbeda maknanya dengan ranking. Rangking adalah keranjang bertutup (lihat KBBI).
Mengingat kata berimbuhan -ing merupakan gerund (pembendaan kata kerja), kata tersebut biasanya berada di awal kalimat. Contoh: ”Ranking perguruan tinggi yang dilakukan Webometrics didasarkan pada banyak faktor”.
Jika di tengah kalimat, kita terpaksa mencari pilihan kata lain yang cocok disandingkan dengan ranking, yang maknanya kurang lebih sama dengan makna pada kalimat sebelumnya. Misalnya, ”Webometrics membuat ranking perguruan tinggi terbaik berdasarkan banyak faktor”.
Ada juga yang bermaksud menulis, atau bermaksud mengindonesiakan, ranking dengan kata rangking. Namun, kata rangking berbeda maknanya dengan ranking. Rangking adalah keranjang bertutup (lihat KBBI).
Selain kata ranking, kita pun sering menemukan kata lain dengan imbuhan -ing. Beberapa di antaranya dianggap pengguna bahasa sudah menjadi bagian dari bahasa Indonesia. Sebut saja kata catering, briefing, editing, marketing, dan over acting. Dalam kasus seperti ini, pengguna bahasa diharapkan menghindari penulisan versi Inggris semacam itu.
Jalan lain dapat ditempuh. Selain menggunakan imbuhan pe-an, pengguna bahasa dapat mencari padanan yang tepat dari kata-kata tersebut.
Editing, misalnya, dapat diganti menjadi pengeditan, alih-alih penyuntingan. Sementara catering dapat dipadankan menjadi jasa boga, briefing dengan taklimat, marketing dengan pemasaran, dan over acting dengan banyak tingkah. Untuk over acting, ada juga yang memadankannya dengan laku lajak ’tingkah laku yang berlebihan’.
Cara lain yang paling mudah, tetapi tidak diharapkan, adalah dengan menuliskan kata-kata tersebut dengan karakter miring. Namun, pilihan tersebut hendaknya merupakan cara paling akhir setelah usaha menggunakan imbuhan pe-an dan pemadanan menemui jalan buntu.