logo Kompas.id
OpiniDepolitisasi dan Oposisi...
Iklan

Depolitisasi dan Oposisi Ideologis

Kekosongan oposisi ideologis harus segera diisi agar depolitisasi dan negasi perlahan memudar dan berganti bentuk menjadi partisipasi politik yang orisinal. Oposisi ideologis dapat mengambil bentuk apa saja.

Oleh
RENDY PAHRUN WADIPALAPA
· 6 menit baca
Ilustrasi
SUPRIYANTO

Ilustrasi

Sebuah peringatan lama yang mendadak terdengar makin nyata datang dari filosof Slavoj Zizek (2008) yang melihat gejala kepasifan masyarakat sipil dari politik praktis. Orang menyumbang sesuatu dari dirinya untuk negara, tetapi tak lagi dilandasi oleh kesadaran heroik bahwa semua adalah upaya untuk mengartikulasikan makna dirinya sebagai warga negara. Sebaliknya, semua yang terberi datang dari perasaan enggan karena hanya dengan memberi itulah ia bisa menghindar dari keadaan yang rumit dan menyulitkan.

Dalam dimensi yang sama, orang berada di bilik suara dengan ketakpastian, kekosongan rasa, sehingga yang menggerakkannya semata-mata hanyalah sebuah kewajiban rutin belaka. Jargon dan imbauan memilih ditelan, tetapi tak pernah sungguh-sungguh dicerna. Bukan karena ketakmampuan dalam memahami, melainkan justru karena substansi imbauan itu begitu tipis dan tak relevan, tetapi juga begitu magis sehingga siapapun merasa tetap perlu untuk memberi suaranya meski tahu itu sia-sia.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000