logo Kompas.id
OpiniSeni Menggeliat Keluar dari...
Iklan

Seni Menggeliat Keluar dari Pandemi

Selain seniman dan pemilik galeri, keriuhan seni juga mempekerjakan kurator, staf galeri, kru pameran, tim promosi, dan ekspedisi. Profesionalisme untuk memutar roda ini tak cukup dibayar dengan kopi dan puisi senja.

Oleh
Lynda Ibrahim
· 5 menit baca
.
DIDIE SW

.

”Mantab, alias makan tabungan,” lugas perupa Eko Nugroho menjawab saat saya tanya bagaimana hidup berkesenian selama 2,5 tahun pandemi Covid-19. Dua pameran solo termasuk di mancanegara dibatalkan. Proyek baru kelas seni terpaksa dialihkan ke bentuk daring, padahal fasilitas fisik telah didirikan.

Seretnya bisnis seni rupa selama pandemi sudah saya dengar dari beberapa pemilik galeri di Jakarta dan Yogyakarta yang menolak disebut namanya. Galeri terpaksa memotong gaji staf, sementara pembeli, bila ada, bisa minta diskon sampai separuh harga. Eko mengaku karyanya pernah sejauh itu ditawar, tetapi ia tolak. Menurut Eko, ia dan timnya bertahan karena anggota tim multi-talenta dan luwes bertukar-peran walau ia tak yakin terus bertahan bila, amit-amit, pandemi sampai 4 tahun lamanya.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000