Revitalisasi Kampung Pancasila, Menjawab Tantangan Kontemporer Indonesia
Revitalisasi Kampung Pancasila memegang peranan penting dalam menyikapi perkembangan ideologi-ideologi yang tidak sejalan dengan Pancasila yang marak berkembang akhir-akhir ini.
Oleh
FREGA WENAS
·5 menit baca
Beberapa bulan lalu, publik dikejutkan dengan pawai kendaraan bermotor yang dilakukan oleh organisasi Khilafatul Muslimin. Organisasi ini bercita-cita mendirikan negara Islam di Indonesia. Menindaklanjuti pawai tersebut, kepolisian telah menahan para tokohnya di Lampung.
Memang ironis keberadaan Khilafatul Muslimin di Indonesia. Di sekolah-sekolah yang didirikan organisasi ini di sejumlah wilayah di Tanah Air, ada larangan untuk menghormat bendera Merah Putih. Bahkan, organisasi ini juga tidak mengizinkan pemasangan foto Presiden Republik Indonesia. Menurut kepolisian, organisasi ini bahkan menggunakan nama lain untuk lembaga pendidikan yang dikelolanya sehingga tersamar.
Mencermati kondisi tersebut, perlu ada peningkatan kesadaran dan pemahaman akan ideologi Pancasila. Sejak berdirinya Indonesia, Pancasila telah dipilih oleh para pendiri bangsa sebagai dasar negara. Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, ras, dan antargolongan menjadi sebuah kapital, keunikan, dan keunggulan buat Indonesia.
Memang, perjuangan Kemerdekaan Indonesia kala itu diawaki dan didukung oleh beragam pihak yang mewakili kemajemukan tersebut. Wajar apabila kemudian menjadi hal mendasar yang harus dipegang teguh oleh setiap warga negara Indonesia.
Dihadapkan dengan perkembangan kontemporer saat ini, ideologi dapat dengan mudah melintas antarnegara karena kemudahan yang tersedia melalui kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Selain itu, dampak dari globalisasi dalam beberapa dekade terakhir bukan hanya memungkinkan pergerakan manusia dan barang dari satu negara ke negara lain, melainkan juga ideologi. Hal ini menjadi tantangan kontemporer tersendiri buat Indonesia mengingat masuknya sejumlah ideologi yang bertentangan dengan Pancasila ke Tanah Air, seperti ideologi Khilafatul Muslimin.
Di usia Kemerdekaan Indonesia yang ke-77 tahun, kehadiran kelompok-kelompok pengusung ideologi yang bertentangan dengan Pancasila itu menjadi sebuah tantangan tersendiri. Namun, bukan berarti tidak ada langkah-langkah yang dilakukan dalam menyikapi fenomena tersebut. Salah satunya adalah program revitalisasi Kampung Pancasila yang digalakkan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
Program Kampung Pancasila awalnya digagas oleh KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman saat menjabat sebagai Pangdam Jaya. Adapun intensinya untuk meningkatkan kembali pemahaman serta kesadaran bernegara dan berbangsa dengan memedomani Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pelaksanaannya, setiap Kodim di lingkungan Kodam Jaya membina sejumlah kampung melalui beragam kegiatan positif yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai Pancasila, baik kepada anak-anak, pemuda, maupun orang dewasa. Setiap Koramil ditugaskan untuk membina paling tidak satu Kampung Pancasila di wilayahnya. Bahkan, proyeksinya adalah terbentuknya Kampung Pancasila di setiap kecamatan.
Di usia Kemerdekaan Indonesia yang ke-77 tahun, kehadiran kelompok-kelompok pengusung ideologi yang bertentangan dengan Pancasila itu menjadi sebuah tantangan tersendiri.
Setiap Kampung Pancasila memiliki beberapa kader yang bertugas menjadi fasilitator maupun penggerak apabila diadakan kegiatan di wilayahnya. Kegiatan yang dilakukan sangat beragam, mulai dari lomba lukis mural bertemakan Pancasila, ceramah, perlombaan, ataupun permainan yang berhubungan dengan Pancasila hingga kegiatan interaktif yang melibatkan nara sumber pakar Pancasila. Bahkan, di sejumlah wilayah, Kampung Pancasila ini juga dijadikan role model menyatunya keberagaman di masyarakat.
Melihat nilai positif dari keberadaan Kampung Pancasila yang berada di wilayah Kodam Jaya tersebut, TNI AD kemudian melakukan revitalisasi Kampung Pancasila. Sebagai bagian dari revitalisasi ini, TNI AD menjadikannya sebagai program nasional yang dijalankan oleh setiap Kodam.
Sebagai tindak lanjutnya, setiap Kodam ditugaskan untuk membentuk dan membina Kampung Pancasila sebagaimana yang diinisiasi oleh Kodam Jaya. Kreativitas dari setiap Kodim hingga Koramil menciptakan keberagaman dan keunikan masing-masing dari Kampung Pancasila yang ada di wilayahnya. Kearifan lokal dipadukan dengan nilai-nilai Pancasila sehingga lebih membumikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berperan penting
Revitalisasi Kampung Pancasila yang menjadi atensi TNI AD ini memegang peranan penting dalam menyikapi perkembangan ideologi-ideologi yang tidak sejalan dengan Pancasila yang marak berkembang dalam beberapa waktu terakhir. Karakter dari generasi-generasi seperti generasi Y atau milenial, generasi Z, hingga generasi alpha yang sangat bergantung pada kemajuan teknologi di mana dalam kesehariannya tidak dapat lepas dari gawai maupun media sosial menciptakan tantangan kontemporer tersendiri.
Kehadiran sejumlah aplikasi seperti Whatsapp, Telegram, atau Signal memudahkan dalam berbagi konten berupa narasi, foto, maupun video. Mereka mudah percaya dengan beragam konten tersebut, apalagi apabila dibagikan oleh tokoh idolanya dalam akun media sosialnya, meskipun validitasnya belum jelas.
Inisiasi merevitalisasi Kampung Pancasila memang terlihat sederhana, tetapi bermakna strategis. Berdasarkan catatan sejarah, Pancasila telah melewati beberapa ujian, baik ketika terjadi sejumlah pemberontakan di Tanah Air seperti DI/TII, hingga Gerakan 30 September 1965, yang berupaya menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi lain.
Saat ini, kehadiran kelompok maupun organisasi yang mengusung ideologi yang tidak sejalan dengan Pancasila seperti Khilafatul Muslimin haruslah disikapi dengan cermat dan responsif sehingga tidak berkepanjangan. Oleh karena itu, revitalisasi Kampung Pancasila nanti tidak boleh hanya bergantung pada moda konvensional yang dilakukan secara tatap muka, tetapi juga memberdayakan media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, hingga Tiktok. Kodam Jaya melombakan konten-konten Kampung Pancasila dengan menggunakan aplikasi Tiktok menjadi sebuah terobosan tersendiri.
Kemajuan zaman melalui hadirnya teknologi modern dan juga globalisasi yang bukan hanya terbatas pada pergerakan manusia dan barang tetapi juga ideologi perlu diantisipasi. Hal itu karena keduanya dapat menyebabkan distorsi dan disrupsi dalam kehidupan bernegara dan berbangsa yang menjadi tantangan kontemporer Indonesia.
Semoga revitalisasi Kampung Pancasila yang dilakukan TNI AD saat ini dapat berjalan dengan baik dan didukung oleh semua elemen masyarakat. Pancasila adalah ideologi negara sehingga sudah sewajarnya setiap warga negara Indonesia memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.