Niat China bukan sekadar menang terkait Taiwan. China diduga sudah melampaui itu, termasuk memblokade kekuatan laut musuh. Jumlah kapal perang China sudah melebihi kepemilikan Jerman, India, Spanyol, dan Inggris.
Oleh
Redaksi
·3 menit baca
Latihan gabungan militer 17 negara pimpinan Amerika Serikat sedang berlangsung di Australia. Di tengah itu, China kembali menggelar latihan perang di Laut China Timur.
Dalam pengumuman pada Minggu (21/8/2022), otoritas maritim Provinsi Zhejiang menyatakan, wilayah udara dan perairan Zhejiang ditutup pada Senin (22/8/2022). Semua kapal dan pesawat yang tidak dioperasikan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China diminta menjauhi lokasi latihan. Sebab, latihan menggunakan roket dan rudal asli.
Latihan terbaru militer China itu dekat dengan pangkalan AS di Kadena, Okinawa, tempat transit Ketua DPR AS Nancy Pelosi dalam rangkaian lawatan ke Asia pada awal Agustus 2022. Ini merupakan latihan terbaru China sejak latihan tak kunjung berhenti mulai 4 Agustus 2022.
Latihan-latihan ini memunculkan saling tuding antara AS dan China. AS menuduh China meningkatkan ketegangan di kawasan. Duta Besar China untuk AS Qin Gang, Sabtu (6/8/2022), menuduh AS menjadi troublemaker.
China tidak lagi sekadar latihan. ”Latihan ini memperlihatkan sikap tak gentar China untuk mempertahankan kedaulatan wilayah, sekaligus memperlihatkan kemampuan,” kata Mayor Jenderal Meng Xiangqing, peneliti di PLA National Defense University di Beijing (China Daily, 7/8/2022).
Latihan China tidak saja memperlihatkan kemarahan atas kunjungan Pelosi. ”Mereka melakukan itu setiap tahun,” kata Drew Thompson dari National University of Singapore (CNN, 5/8/2022). ”China menunjukkan daya serang dan bisa mengisolasi Taiwan dari luar,” kata Carl Schuster, mantan Direktur Operasional US Pacific Command’s Joint Intelligence Center di Hawaii.
Latihan ini kemungkinan menjawab cara AS untuk meruntuhkan theory of victory yang digenggam China, seperti disebutkan Thomas H Shugart III dari Defense Program Center for a New American Security di hadapan Kongres AS pada 18 Februari 2022. AS dan sekutu harus aktif latihan bersama untuk menggoyahkan keyakinan China.Theory of victory salah satunya merujuk kiat perang filsuf Sun Tzu, yakni menang dengan perang singkat dan tanpa biaya besar.
Lebih dari itu, niat China bukan sekadar menang terkait Taiwan. China diduga sudah melampaui itu, termasuk memblokade kekuatan laut musuh. Shugart mengindikasikan, keunggulan AS dalam pertempuran tidak pernah terlihat lagi dalam 75 tahun terakhir di samudra. Andaikan pun AS menang dalam serangan di Irak dan sejumlah negara lain, hal itu terjadi karena leluasanya pasukan AS memasuki daerah ini, termasuk leluasa menyerang lewat udara.
Jika ada persepsi soal keunggulan AS, itu harus dipikir ulang saat menghadapi China. Jumlah kapal perang China sudah melebihi kepemilikan Jerman, India, Spanyol, dan Inggris, menurut China Power Project. Lebih dari itu, China belajar dari serangan AS di Irak, dan mendalami taktik serangan udara dan pelumpuhan jaringan informasi militer musuh.