Seputar Kesepian
Kita dikondisikan untuk mencari kebahagiaan di luar diri kita sendiri. Tak mungkin mereka sepenuhnya dan terus-menerus memuaskan kita dengan kehadiran total dan perhatian penuh kasih dari mereka.
Kesepian menjadi topik hangat karena kondisi itu tampaknya meningkat akhir-akhir ini. Kemungkinan besar masalahnya diperburuk oleh jarak sosial yang harus dilakukan selama pandemi Covid-19.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Kita rindu untuk terhubung dengan orang lain dan ingin dicintai. Hampir kita semua pernah mengalami kesepian dan ini tidak mudah.
Dalam buku Love Hurts (2016), Lodro Rinzler mengingatkan kita bahwa setiap orang mengalami kesepian. Pada saat tertentu ada jutaan orang, jika bukan miliaran, yang merasa kesepian. Anda tidak pernah benar-benar sendirian dalam kesepian Anda.
Ketika kita menyadari bahwa semua penderitaan, termasuk kesepian adalah pengalaman manusia bersama, hal ini menjadi dasar untuk hubungan itu sendiri. Jadi, dalam hal ini kita semua bersama-sama.
Arti dan dimensinya
Arash Emamzadeh (2022), ahli psikologi klinis dan neuropsikologi mengatakan kesepian berarti kesadaran akan ketidaksesuaian antara yang diinginkan dan kualitas atau kuantitas hubungan yang dicapai. Kesepian adalah pengalaman yang tidak menyenangkan di mana seseorang merasakan defisit hubungan. Kesepian memiliki banyak dimensi, termasuk dimensi sosial dan emosional.
Beberapa dari kita merasa kesepian ketika benar-benar sendirian dan tidak ada orang di sekitar kita, sementara yang lain merasa kesepian ketika mereka sebenarnya dikelilingi oleh banyak orang.
Orang yang mengalami kesepian sosial merasa seperti bukan bagian dari kelompok yang memiliki minat yang sama, yang bukan milik mereka. Sementara mereka yang mengalami kesepian emosional merasa kurang adanya keintiman.
Kesepian sosial, yaitu perasaan tidak menyenangkan yang dihasilkan dari persepsi tidak memiliki koneksi dengan orang lain, kesulitan berintegrasi sosial atau mengalami kekurangan jaringan sosial. Mereka yang lebih mungkin mengalami kesepian sosial termasuk orang-orang yang pindah ke sekolah atau pekerjaan baru atau bermigrasi ke tempat baru. Penelitian menemukan bahwa pria lansia dan mereka yang berpendidikan rendah lebih mungkin mengalami kesepian sosial.
Sementara kesepian emosional, yaitu perasaan tidak menyenangkan yang dihasilkan dari persepsi bahwa seseorang kehilangan ”hubungan kelekatan yang intim” atau bahwa hubungan yang ada tidak memadai. Kesepian emosional adalah pengalaman yang sangat umum pada orang yang baru saja berpisah. Penelitian menemukan bahwa orang yang belum menikah, hidup sendiri, menganggur, memiliki indeks massa tubuh yang tinggi, atau mengalami tekanan psikologis (misalnya kecemasan dan depresi) lebih mungkin untuk melaporkan kesepian emosional.
Beberapa dari kita merasa kesepian ketika benar-benar sendirian dan tidak ada orang di sekitar kita, sedangkan yang lain merasa kesepian ketika mereka sebenarnya dikelilingi oleh banyak orang. Hal yang kedua ini tentunya adalah jenis kesepian yang lebih buruk.
Tara Well (2017), Profesor Psikologi pada Barnard College di Columbia University, menganggap kesepian sebagai hal yang normal, bahkan selalu ada dalam hubungan kita. Kita mungkin percaya bahwa begitu kita menemukan ”yang Esa”, kita tidak akan pernah kesepian lagi. Tapi ini jarang terjadi.
Kita dikondisikan untuk mencari kebahagiaan di luar diri kita sendiri. Tidak peduli seberapa besar orang lain mencintai kita, tak mungkin mereka sepenuhnya (dan terus-menerus) memuaskan kita dengan kehadiran total dan perhatian penuh kasih dari mereka.
Baca Juga: Mengurangi Kesepian Selama Pandemi
Seperti yang ditunjukkan oleh psikiater Buddhis, Mark Epstein, ada kesepian yang melekat, ”rasa perpisahan”, bahkan dalam hubungan terdekat kita. Ada bagian dari diri kita yang tidak bisa diisi oleh orang lain karena kita terpisah dari mereka. Jadi, kita akan selalu memiliki potensi untuk merasa kesepian bahkan dalam hubungan dekat.
Kita harus menjaga diri dan menahan perasaan kita sendiri sebagai orang dewasa, sehingga kita dapat terhubung dengan orang lain bukan karena putus asa, tetapi dari mengetahui dan menerima diri sendiri serta kerentanan kita secara mendalam. Dengan cara ini, kita sebenarnya dapat menjangkau orang lain ketika kita merasa kesepian tanpa membutuhkan atau mengharapkan mereka untuk meringankannya. Ini adalah kebebasan sejati dalam hubungan apa pun. Ini memang merupakan pandangan yang agak filosofis. Lalu bagaimana bila kita secara praktis ingin menghadapi rasa kesepian ini?
Cara mengatasi
Barton Goldsmith (2022), seorang terapis, kolumnis dan penulis pemenang penghargaan, memberikan beberapa cara untuk melewati saat kita merasa kesepian, baik untuk mengasah keterampilan sosial kita maupun untuk memerangi kesepian yang merupakan bagian dari kesedihan karena isolasi, khususnya di masa pandemi ini.
1. Biarkan TV menyala jika Anda sendirian.
Film, acara permainan, bahkan berita (jika tidak terlalu menyedihkan) akan mengisi ruang Anda dengan suara manusia lain. Ini mengingatkan bahwa Anda tidak sendirian.
2. Jadikan panggilan aplikasi Zoom atau semacamnya sebagai prioritas.
Jika Anda sudah lama tidak bertemu orang yang dicintai, pertemuan virtual adalah anugerah. Panggilan video telah berevolusi dari alat bisnis menjadi alat bertahan hidup, karena membantu kita tetap terhubung dengan orang lain.
3. Berjalan keliling.
Berjalan baik untuk Anda dalam banyak hal. Latihan ini menurunkan kecemasan dan depresi, ketika melewati dan menyapa orang, menemui bunga mekar dan berbagai binatang akan mencerahkan suasana hati Anda.
4. Berkumpul dengan orang lain di luar keluarga dekat Anda.
Bahkan, jika Anda hidup dengan pasangan atau bagian dari keluarga yang lebih besar, Anda mungkin juga merindukan interaksi sosial dengan orang lain. Ini cukup normal karena manusia saling membutuhkan.
Baca Juga: Kesepian, Kecemasan, dan Keterhubungan
5. Rawat rumah dan taman Anda.
Rumah yang selalu ditata dengan baik, termasuk lingkungan sekitar, menanam pohon, bunga, dan merawatnya dengan penuh kasih akan memberi imbalan berupa karunia keindahan, rasa puas, dan bahagia melihat hasilnya.
6. Lakukan olahraga luar ruangan setiap hari.
Berada di alam dan udara segar tidak langsung menghilangkan kesepian, tetapi membuat segalanya lebih baik untuk tubuh, pikiran, dan jiwa Anda.
7. Berbuat baik.
Dengan membantu orang-orang yang tengah berjuang untuk kelangsungan hidup mereka selama masa-masa sulit, kita dapat memberi dan mengatasi masalah bersama. Bisa dengan memberi uang, makanan, nasihat, bahkan hanya ada di sana untuk mendengarkan, kita selalu dapat menawarkan kasih, kemurahan hati, dan kebaikan kepada orang-orang di sekitar. Kita akan melihat bahwa sedikit kebaikan membuat orang merasa lebih baik.
Memberi dapat membuat kita merasa bermakna dan berguna. Ada rasa bersyukur dapat membantu orang lain di saat dunia membutuhkan bantuan lebih dari sebelumnya.
Salam semangat.