Tiadanya pemain kita di semifinal East Ventures Indonesia Terbuka 2022 harus dievaluasi. Meski perlu juga dipahami sebagai bagian dari pematangan dan regenerasi.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Aksi pebulu tangkis Indonesia hanya bisa dinikmati para penggemar setia hingga Jumat (17/6/2022), saat perempat final. Malangnya, keempat wakil tim ”Merah Putih” gugur. Keempatnya adalah Anthony Ginting di tunggal putra, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Ramadhanti (ganda putri), dan dua wakil ganda putra, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich YY Rambitan serta Fajar Alfian/M Rian Ardianto.
Hasil ini tamparan bagi Indonesia, khususnya untuk Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Indonesia tanpa gelar juara kadang terjadi, tetapi kala itu setidaknya kita meloloskan wakil di final. Tetapi, tanpa pemain di semifinal dalam turnamen di Jakarta, itu sulit diterima.
Kegagalan meloloskan wakil di semifinal ini yang pertama sejak Indonesia Terbuka dihelat pada 1982, atau dalam 40 tahun. Bagi Indonesia yang negara elite bulu tangkis, sepatutnya hasil ini menjadi yang pertama sekaligus terakhir.
Para pemain telah menampilkan aksi terbaik. Yeremia Rambitan berlaga hingga cedera lutut, saat skor match point 20-18 untuk mereka di gim ketiga. Ganda Pramudya/Yeremia akhirnya menyerah 14-21, 21-12 dan 20-22 dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia). Begitu juga Ginting yang memaksa Viktor Axelsen (Denmark) bermain tiga gim, sebelum kalah 21-13, 19-21, 21-9.
Pada laga final Minggu (19/6/2022), empat partai diisi pemain China. Mereka hadir di ganda campuran melalui Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong, lalu Wang Zhi Yi (tunggal putri), Zhao Jun Peng (tunggal putra), dan Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi (ganda putra). Zheng/Huang dan Liu/Ou tampil sebagai juara.
Perlu diwaspadai kebangkitan China, yang tahun-tahun terakhir membatasi pengiriman atlet ke luar negeri gegara pandemi. Kembalinya China mengubah peta persaingan. Tentu, tanpa mengabaikan rival lain, seperti Jepang, Korea Selatan, Denmark, Thailand, Malaysia, Taiwan, dan India.
Selain faktor eksternal, di internal kita perlu memaksimalkan proses pematangan dan regenerasi pemain di semua nomor. Karena itu, saat andalan kita sedang tidak dalam performa terbaik, pelapis bisa menambal. Pemain pelapis juga diproyeksikan sudah siap jika andalan meredup.
Patut disyukuri, dalam turnamen yunior Yonex Bonn International di Bonn, Jerman, berakhir Sabtu (18/6/2022), kita meraih dua gelar juara, yakni di tunggal putri melalui Stephanie Widjaja, dan Amri Syahnawi/Winny Kandou (ganda campuran). Sebelumnya di turnamen yunior Lithuanian International, kita meraih lima gelar melalui Syabda P Belawa (tungggal putra), Aisyah S Fatetani (tunggal putri), M Rayhan NF/Rahmat Hidayat (ganda putra), Nethania Irawan/Febi S (ganda putri), dan Amri/Winny di ganda campuran.
Proses regenerasi yang dijalani Syabda Belawa dan kawan-kawan mesti dikawal dengan sesempurna mungkin demi mempertahankan kejayaan Indonesia sebagai negara elite bulu tangkis dunia.