Strategi Pengembangan Pariwisata Lombok
Kehadiran Sirkuit Mandalika dan digelarnya sejumlah ajang olahraga internasional dapat menjadi batu loncatan yang kokoh dalam rangka mendorong kemajuan pariwisata Lombok.
Kawasan Mandalika di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), memiliki potensi wisata olahraga dan alam yang memesona. Tuntasnya perhelatan World Superbike dan Idemitsu Asia Talent Cup pada 19 November 2021 di Mandalika merupakan pembuktian bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah kejuaraan balap motor dunia. Namun, keberhasilan penyelenggaraan perhelatan ini masih menyimpan beberapa pekerjaan rumah untuk perbaikan.
Badan Pusat Statistik mencatat, pada Oktober 2020 di NTB baru ada 983 akomodasi dengan 10.664 kamar dan 14.969 tempat tidur. Pada akhir November 2021, penginapan di kawasan Kuta, Mandalika, Kota Mataram, hingga kawasan Pantai Senggigi telah terisi penuh.
Pascaperhelatan tersebut, Litbang Kompas mencatat kontribusi akomodasi di NTB melonjak di atas 7 persen. Bahkan, pada triwulan II 2021 meningkat hingga 64 persen. Kenaikan ini menunjukkan program pemerintah pengembangan Mandalika berhasil mendorong kemajuan wisata di wilayah itu.
Peningkatan pariwisata superprioritas memang perlu diarahkan kepada kualitas produk, layanan, keramahtamahan, pengelolaan, dan pemeliharaan. Mandalika diharapkan dapat menjadi magnet pariwisata di NTB secara luas dan Lombok secara khusus. Kehadiran sirkuit berkelas dunia di Mandalika makin menunjukkan kekuatan destinasi superprioritas sebagai pusat kekuatan ekonomi baru daerah.
Di penghujung November 2021, penulis berkesempatan melakukan perjalanan darat mengitari seluruh kabupaten di Lombok. Bermula dari menyambangi kawasan Sirkuit Mandalika, Kuta Mandalika, Gunung Tunak, dan Pantai Aan di Lombok Tengah.
Hari berikutnya mengunjungi Senggigi, Sekotong, Gili Nanggu, Gili Kedis, dan Gili Sudak di Lombok Barat. Selanjutnya berpindah ke Lombok Timur menyusuri desa Sembalun, Bukit Selong, dan Bayan. Hari terakhir melakukan perjalanan ke Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air di Lombok Utara.
Baca juga:
- Saat Wajah Mandalika Kembali Bergairah
- Mandalika, Magnet Baru Wisata di Indonesia
- Wisata Lombok, Pulau Seribu Masjid
Penulis mengamati bahwa hiruk-pikuk keberhasilan perhelatan Superbike belum sepenuhnya menyentuh dan berdampak pada sejumlah destinasi wisata lokal lainnya di Lombok. Beberapa kali mengunjungi Lombok sebelumnya, sejumlah destinasi wisata unggulan selain Mandalika belum mengalami kemajuan yang berarti pasca-perhelatan ini.
Bertepatan dengan perhelatan tersebut, pemerintah kabupaten di Lombok belum sepenuhnya dapat memainkan peranan penting dan memanfaatkan momentum pembangunan kawasan Mandalika ini untuk meningkatkan dan memperbaiki infrastuktur serta dukungan terhadap destinasi wisata yang sudah ada.
Dengan berkolaborasi, pemerintah daerah harus segera melakukan perbaikan: infrastruktur, komunikasi dan koordinasi, akses lanjutan ke destinasi wisata, akomodasi yang nyaman, serta kapasitas insan kepariwisataan.
Strategi pengembangan pariwisata Lombok perlu difokuskan kepada aspek ”6A”, yaitu Aksesabilitas, Atraksi, Amenitas, Adanya Paket yang Tersedia, Aktivitas, dan Agen/Institusi Pendukung.
Untuk meningkatkan aksesabilitas transportasi menuju Lombok perlu dilakukan penambahan frekuensi penerbangan, peningkatan kapasitas pelabuhan dan dermaga penumpang, serta pembangunan dermaga kapal cepat. Pelayanan rute penerbangan langsung perlu segera dibuka kembali dan diperbanyak. Selain itu, pelayanan transportasi dalam kota dan intra-pulau juga perlu disediakan secara aman serta nyaman.
Di perairan Lombok banyak dijumpai titik selam dan kawasan selancar ombak. Peningkatan atraksi melalui penentuan ulang lokasi selam dan snorkeling perlu dilakukan (berdasarkan kategori pemula, madya, dan advance) serta dikelola dengan baik dan bertaraf internasional.
Penataan desa adat sebagai salah satu wisata budaya dan penyelenggarakan agenda festival rutin secara berkala perlu dilakukan untuk mengundang wisatawan berkunjung. Selain itu, sebagai diferensiasi Lombok dari destinasi wisata lainnya seperti ajang wisata olahraga, juga dapat dikembangkan dan ditawarkan wisata air terjun dan selancar. Khusus untuk Senggigi dan Gili Trawangan, dapat dibangun fasilitas leisure premium dengan target wisatawan kelas atas.
Khusus bagi para penyelam, perlu dilengkapi dengan rumah sakit selam khusus dengan fasilitas bilik hiperbarik dan tenaga kesehatan selam yang andal. Peningkatan kebersihan dan sanitasi juga mendesak dilakukan, terutama di destinasi wisata desa dan non-bahari. Fasilitas MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition) serta akomodasi perlu ditambah, antara lain, hotel dan resor dengan kualitas pelayanan internasional serta homestay yang nyaman perlu pula mendapat perhatian, terutama di Kuta Mandalika dan remote area. Selain itu, perlu didukung oleh fasilitas keamanan, akses informasi, dan Wi-Fi.
Sudah umum dalam pariwisata, penawaran tempat wisata dalam satu paket atau kemasan. Paket tersebut bertujuan untuk menarik wisatawan, selain menawarkan harga yang terjangkau dan untuk memudahkan dalam berkunjung ke suatu tempat. Misalnya saja, begitu menginap di satu hotel namun ditawarkan dalam satu paket kunjungan ke satu-dua tempat yang lain. Bisa juga ditawarkan menginap di satu hotel plus mendapat paket selam.
Mengunjung suatu tempat atau destinasi wisata, tentu juga membutuhkan banyak aktivitas dan tidak hanya berdiam diri di tempat akomodasi. Daya tarik lain adalah adanya aktivitas yang berada di sekitar tempat akomodasi tersebut. Hal ini dapat berupa kunjungan ke tempat-tempat menarik serta berjalan menyusuri situs lama yang bersejarah (misalnya masjid kuno Bayan), dan sebagainya. Aktivitas yang khas yang tidak ditemui di destinasi wisata lain merupakan salah satu kunci menarik wisatawan.
Agen dan institusi pendukung menjadi sarana yang perlu diperhatikan. Meski bersifat pendukung, tidak kalah penting perannya dalam sebuah tempat/kawasan pariwisata. Ketiadaan agen perjalanan, warung internet, SPBU, dan juga tempat penukaran valuta asing sering kali menjadi pertimbangan ketika wisatawan hendak berkunjung.
Kehadiran Sirkuit Mandalika dan digelarnya sejumlah ajang olahraga internasional dapat menjadi batu loncatan yang kokoh dalam rangka mendorong kemajuan pariwisata Lombok, NTB. Diperlukan kesadaran, komitmen, dan keseriusan pemerintah daerah dalam membangkitkan serta membangunnya. Pada prinsipnya, Mandalika bukan menjadi substitusi destinasi-destinasi wisata lainnya di Lombok, tetapi bersifat komplementer.
Diperlukan kesadaran, komitmen, dan keseriusan pemerintah daerah dalam membangkitkan serta membangunnya.
Sebagai penutup, dalam rangka pengembangan pariwisata Lombok perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Berbagai faktor pendukung yang dapat menjadi faktor kunci keberhasilan pembangunan pariwisata di Lombok adalah pembenahan faktor penunjang lingkungan (sanitasi, kebersihan, dan teknologi informasi), kebijakan dan kondisi (regulasi, penetapan harga yang wajar, dan kelestarian lingkungan), infrastruktur (bandara, pelabuhan, terminal, jalan, listrik, telekomunikasi, dan air tawar) serta sumber daya alam (obyek wisata, pemandangan, budaya, dan kearifan lokal).
Strategi pengembangan pariwisata Lombok harus difokuskan kepada perbaikan konektivitas dan aksesabilitas (bandara dan pelabuhan, frekuensi penerbangan, transportasi intra dan antar pulau, serta pembangunan dermaga modern); penonjolan atraksi yang unik dan kalender tahunan kegiatan berskala internasional; serta peningkatan amenitas terkait fasilitas sanitasi, kesehatan, dan akomodasi kelas dunia, termasuk akses informasi dan layanan Internet yang handal.
Para pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengembangan pariwisata di kawasan ini perlu menata ulang tata kelola dan benturan regulasi, memelihara obyek wisata dan meminimalkan kerusakan lingkungan perairan, meningkatkan layanan pariwisata berkelas dunia, menjaga kebersihan lingkungan, serta meningkatkan keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Lombok.
* Mohammad Hamsal,
Dosen DRM, Universitas Bina Nusantara; Anggota ISMS