Kilas Balik Cerpen Kompas 2021: Semangat yang Tak Pernah Surut
Cerpen-cerpen yang dipublikasi di harian Kompas edisi Minggu, dan juga penerbitan buku kumpulan cerpen Kompas, merupakan sumbangsih dan kepeduliannya dalam melanjutkan perjalanan sastra Indonesia ke depan.
Hiruk-pikuk permasalahan Covid-19 yang melanda rakyat Indonesia selama ini tidak menyurutkan semangat para cerpenis Indonesia untuk melahirkan cerpen-cerpen terbaiknya. Tak ketinggalan juga peran surat kabar Kompas dalam menyediakan ruang publikasi untuk para cerpenis memublikasikan karya cerpennya.
Keduanya saling menyatu sehingga timbul pemikiran di kalangan pembaca, surat kabar Kompas edisi Minggu tanpa cerpen terasa kurang nikmat. Peran surat kabar Kompas dalam menjaga roh kehidupan sastra Indonesia sudah terbukti dari masa ke masa.
Pada 1990, Kompas pernah mengadakan sayembara penulisan cerpen. Namun, sayang pada saat itu, belum sempat diumumkan cerpenis pemenangnya. Pada 1992, Kompas kembali menerbitkan kumpulan cerpen terbaik terbitan tahun 1991. Kumpulan cerpen tersebut diberi nama ”Kado Istimewa”.
Baca juga: Sastra dan Kewarasan Kita
Hal yang sama masih dilanjutkan di tahun 1993, Kompas menerbitkan kumpulan cerpen berjudul ”Pelajaran Mengarang” (HB Jassin, 1994, Koran dan Sastra Indonesia). Penerbitan kumpulan cerpen masih berlangsung sampai saat ini.
Dengan demikian, kita tentu dapat memperkirakan sudah berapa banyak buku kumpulan cerpen yang telah diterbitkan Kompas? Sudah berapa banyak kumpulan cerpen berhasil menghiasi rak buku berbagai perpustakaan (dalam dan luar negeri)? Sudah berapa banyak pula buku-buku kumpulan cerpen tersebut dijadikan rujukan para mahasiswa (di jenjang S-1, S-2, maupun S-3) dalam maupun luar negeri?
Apa yang telah dilakukan Kompas selama ini sangat berdampak baik terhadap perjalanan sastra Indonesia.
Yang jelas, apa yang telah dilakukan Kompas selama ini sangat berdampak baik terhadap perjalanan sastra Indonesia. Setidaknya dapat dilihat dari tiga aspek. Pertama, pertumbuhan tema cerpen yang dilahirkan. Kedua, pertumbuhan cerpenis yang dilahirkan. Ketiga, penghargaan yang telah diberikan oleh Kompas kepada para cerpenis yang karya cerpennya terpilih sebagai cerpen terbaik pilihan Kompas.
Pertumbuhan tema cerpen
Selama tahun 2021 Kompas tidak kurang telah menerbitkan 44 cerpen pilihan. Keempat puluh empat cerpen tersebut menyajikan tema-tema yang bervariasi. Mulai tema yang berkaitan dengan kegelisahan jiwa akibat lemahnya iman. Hal ini sebagaimana terlihat dalam cerpen berjudul Perahu Penjemput Arwah.
Tokoh Nakamura selalu bermimpi buruk jika saat dirinya meninggal tidak dilaksanakan menurut tata cara agama Buddha, tetapi menurut agama Kristen. Dirinya tidak meninggal di kampung halamannya sebagaimana yang diinginkannya.
Semua jelas berkaitan dengan lemahnya iman yang dimiliki seseorang sehingga dirinya tidak pasrah dan ikhlas. Karma buruk yang diderita tokoh Bella akibat perbuatan ayahnya yang suka main dengan pelacur (cerpen Malaikat Pencabut Nyawa). Tokoh aku sebagai seorang dokter desa yang hampir diperkosa oleh seorang tokoh masyarakat saat menjalankan tugasnya (cerpen Cakar Dubuk Tutul).
Baca cerpen: Malaikat Pencabut Nyawa
Tokoh aku yang sampai trauma mau berumah tangga karena melihat ibunya yang gagal bersuami sampai tiga kali (cerpen Sore Bersama Ibu). Haji Neknang yang kecewa dengan menantunya karena selalu sibuk, hampir tidak memikirkan anak, istri, dan dirinya (cerpen Lebaran Haji Nenknang). Rosa stres akibat istrinya selingkuh dengan lelaki lain (cerpen Metamarfosa Rosa).
Pak Bondo khawatir, setelah perusahaan diserahkan kepada anaknya, menjadi bangkrut. Habislah harta yang selama ia peroleh dengan susah payah. Akhirnya menderita insomnia (cerpen Pangus Ukulele). Seorang adik merasa kehilangan yang luar biasa hingga merasakan hari-hari kehidupannya sunyi. Termasuk saat datangnya hari ulang tahunnya (cerpen Ulang Tahun).
Selain berkaitan dengan kegelisahan jiwa karena lemahnya iman seseorang, Kompas juga menyajikan tema tentang pandangan yang keliru akibat terlalu percaya dengan mitos yang ada selama ini. Percaya boleh, tentu terlalu percaya juga tidak baik.
Naspin nekat menyelam beberapa hari demi memperoleh akar bahar tiga warna. Menurut ayahnya, akar bahar tiga warna mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Hal itu dibantah ibu Naspin bahwa mitos itu tidak benar. Buktinya, ayah Naspin juga meninggal (cerpen Akar Bahar Tiga Warna).
Baca cerpen: Akar Bahar Tiga Warna
Parjo sebagai cucu Mbah Darmo dipaksa warga masyarakat untuk melakukan selamatan dengan cara membagikan makanan untuk mengusir roh Mbah Darmo agar tidak mengganggu warga masyarakat. Parjo terpaksa menyanggupi permintaan sang dukun, walaupun sesungguhnya dirinya tak mampu. Parjo akhirnya bunuh diri (cerpen Hantu Mbah Darmo).
A Ma yang selalu memelihara ramuan leluhur sebagai obat menyembuhkan berbagai penyakit (cerpen Sihir Keluarga). Tokoh aku selalu tidak bisa tidur karena selalu mendengar suara burung gagak. Suara itu seakan malaikat pencabut nyawa datang menghampirinya (cerpen Gagak).
Cerpen Kompas juga menyajikan tema tentang manusia-manusia yang rakus. Manusia-manusia yang seakan tidak takut lagi dengan dosa dan murkanya Tuhan.
Cerpen Kompas juga menyajikan tema tentang manusia-manusia yang rakus. Manusia-manusia yang seakan tidak takut lagi dengan dosa dan murkanya Tuhan. Badal tertangkap tangan mencuri getah milik Budir. Ternyata Budir juga pernah mengalami hal yang sama dengan Badal. Termasuk si penadah karet rakyat yang selalu mengurangi mata timbangan saat membeli karet rakyat (cerpen Akhirnya Kita Semua Menjadi Maling).
Tuhan sudah mulai bosan dengan perilaku manusia yang rakus. Tuhan telah menciptakan benda seperti meteor yang suatu saat dijatuhkan ke bumi menimpa manusia, maka habislah bangsanya manusia (cerpen Kaum Pengganti).
Persahabatan Wiwin dengan Sawitri menjadi renggang akibat perilaku Wiwin yang berhubungan sesama wanita. Hal ini menurut Sawitri merupakan perbuatan yang sangat dibenci Tuhan (cerpen Kematian Seorang Pelukis).
Muntalwan tega mempermalukan ayah Badru di depan umum, dengan cara menagih utang di depan jemaah masjid selesai shalat jemaah. Perbuatan ini menyebabkan Toya benci Muntalwan. Begitu juga Badru (cerpen Toya).
Ayah tokoh aku sangat kecewa karena ladang tempat dirinya selama ini berkebun diambil begitu saja oleh seseorang. Tanpa ada pemberitahuan dan tanpa ada penggantian (cerpen Tanah Warisan Leluhur).
Baca cerpen: Tanah Warisan Leluhur
Ama Ola menjadi stres karena dikhianati istrinya, yaitu menikah dengan lelaki lain tanpa seizinnya. Kabar bahagia berupa ucapan selamat Natal dari sang istri tercinta ternyata ucapan sakit hati dari suami baru istrinya tersebut (cerpen Kabar di Malam Natal).
Selain tema-tema tersebut, Kompas edisi Minggu juga menyajikan tema-tema berkaitan dengan cinta. Kresna sangat mencintai ayah dan ibunya. Oleh sebab itu, setelah dewasa, dirinya berusaha menemukan di mana ayah dan ibunya dimakamkan (cerpen Aku Ngenteni Tekamu…).
Tokoh aku terlibat cinta terlarang. Tokoh aku telanjur mencintai lelaki yang sudah beristri. Cinta tokoh aku berakhir dengan kekecewaan karena ternyata lelaki yang dicintainya itu tidak mau menceraikan istrinya (cerpen Perihal Menyederhanakan Cinta).
Tokoh aku mencintai Mak Len. Namun, Mak Len tak menerimanya. Mak Len lebih memilih Haji Zainudin. Sampai suami Mak Len yang bernama Zainudin wafat, tokoh aku masih mengharapkan dirinya dapat menjadi suami Mak Len (cerpen Rahasia Bubur Panas).
Cerpen Kompas juga pernah mengangkat kehidupan seorang cerpenis yang tidak menjanjikan.
Cerpen Kompas juga pernah mengangkat kehidupan seorang cerpenis yang tidak menjanjikan. Tokoh ia pernah kehilangan motivasi menulisnya setelah dirinya pingsan selama tujuh jam. Setelah dirinya meminum alkohol untuk menghilangkan kekalutan pikiran tentang kehidupannya (cerpen Jalan Melingkar).
Cerpen Kompas juga pernah mengangkat tentang memelihara warisan leluhur, seperti tokoh Karl Hendric selalu memperkenalkan masakannya dari ramuan rempah leluhur (cerpen Lelaki yang Menabur Rempah).
Baca cerpen: Lelaki yang Menabur Rempah
Selain itu juga tema tentang keadilan dan perhatian, seperti Nyonya Martha merasa Romos Linus tidak berlaku adil kepada dirinya. Mengapa Nyonya Elisabet yang jarang memberikan sumbangan ke gereja diangkat sebagai Keluarga Kudus. Sementara dirinya yang rajin datang ke gereja dan rajin menyumbang tidak (cerpen Keluarga Kudus).
Begitu juga tokoh aku yang merasa dirinya kurang mendapat perhatian dari teman terdekatnya. Tokoh aku merasa teman dekatnya itu hanya dekat dengannya bila ada keperluan saja (cerpen Redian dan Kultas Tuanya).
Semua tema cerpen tersebut jelas merupakan potret kehidupan masyarakat kini, yang apabila boleh meminjam istilah Subagio Sastrowardoyo sebagai manusia-manusia perbatasan.
Anugerah Cerpen Terbaik Kompas 2021
Tahun 2021, Kompas melaksanakan penganugerahan cerpen terbaik pilihan Kompas. Menurut Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra, dalam usia yang ke-53 tahun, Kompas sudah menerbitkan sebanyak 2.679 cerpen, dari berbagai cerpenis. Dengan membaca buku kumpulan cerpen Kompas, kita bisa merasakan pergolakan dinamika yang ada dalam masyarakat, khususnya lima dekade ke belakang ini.
Tidak hanya itu, para cerpenis melalui ketajaman pikiran, perenungan, dan nilai rasanya telah mampu melahirkan cerpen-cerpen yang sarat makna. Penganugerahan cerpen Kompas tahun 2021 merupakan wujud ucapan terima kasih harian Kompas kepada para penulis cerpen yang telah membagi gagasannya melalui cerpen di harian Kompas. Ajang pemilihan cerpen terbaik surat kabar Kompas tahun 2021 ini cerpen Macan karya Seno Gumira Aji Darma. Kita perlu berikan ucapan selamat kepada Mas Seno, dan terus berkaya, menghasilkan cerpen-cerpen terbaiknya.
Apa yang telah dilakukan Kompas selama ini jelas merupakan sumbangsih dan kepeduliannya dalam melanjutkan perjalanan sastra Indonesia ke depan. Hal itu telah dibuktikan dan telah teruji, sebagaimana yang diperlihatkan sampai saat ini. Saya sebagai pengamat dan penikmat cerpen Kompas sangat mendukung. Sukses!
Suhardi, Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang