Kenaikan Harga Pangan Domestik akibat Transmisi Harga Pangan Global
Peningkatan terakhir menandai kenaikan selama empat bulan berturut-turut dalam indeks harga pangan global serta menempatkan indeks November pada level tertinggi sejak Juni 2011.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Harga sejumlah kebutuhan pokok melonjak. Fenomena ini menjadi sinyal, terjadi transmisi kenaikan harga pangan global terhadap komoditas pangan lokal.
Harga sejumlah bahan pangan pokok, seperti minyak goreng dan cabai merah, tidak terkendali pada Natal tahun ini. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, komoditas pangan pokok yang melonjak harganya ialah minyak goreng, cabai merah, telur ayam ras, dan bawang merah.
Per 24 Desember 2021, harga minyak goreng curah naik 3,49 persen secara bulanan menjadi Rp 17.800 per liter, di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 11.000 per liter (Kompas, 27 Desember 2021).
Lonjakan harga di atas hanyalah sebagian potret masalah yang sedang terjadi. Kenaikan harga yang drastis itu sebenarnya sudah diingatkan oleh berbagai kalangan sejak beberapa bulan lalu. Peringatan itu terkait dengan tren kenaikan indeks harga pangan global yang dikeluarkan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).
Indeks harga pangan telah naik secara terus-menerus sejak Agustus tahun lalu. Pada saat itu indeks baru masih di bawah angka 100, tetapi kemudian menjadi 108,8 pada akhir tahun lalu.
Indeks tersebut terus naik dan sempat turun sedikit pada bulan Juni-Juli, tetapi kemudian kembali naik lagi. Indeks pada November lalu sebesar 134,4 atau naik 1,6 poin (1,2 persen) dari Oktober dan 28,8 poin (27,3 persen) dari November 2020. Peningkatan terakhir menandai kenaikan selama empat bulan berturut-turut dalam indeks harga pangan global serta menempatkan indeks November pada level tertinggi sejak Juni 2011.
Di antara beberapa indeks bahan pangan yang diukur pada November tahun ini, untuk komoditas biji-bijian dan susu terjadi kenaikan paling signifikan. Kemudian diikuti oleh kenaikan indeks komoditas gula, sedangkan untuk komoditas daging dan minyak nabati sempat turun. Penurunan indeks harga daging dan minyak nabati hanya sedikit dibandingkan bulan sebelumnya.
Melihat semua komoditas itu, kita perlu waspada karena Indonesia harus mengimpor sebagian besar komoditas itu. Kenaikan harga pangan global dipastikan akan ikut menaikkan harga pangan lokal. Gandum, susu, gula, daging, dan lain-lain merupakan produk yang pengadaannya seluruh dan sebagian harus didatangkan dari luar negeri.
Kita tidak bisa berbuat banyak, bahkan termasuk pada komoditas minyak kelapa sawit yang diproduksi di dalam negeri. Kenaikan harga belum mempunyai tanda-tanda berhenti. Apalagi La Nina di dalam negeri memperparah beberapa produksi komoditas meski menguntungkan untuk pertanaman padi. Pasokan air melimpah.
Upaya yang bisa dilakukan hanyalah menghentikan kemungkinan perburuan rente dan aksi aji mumpung di dalam rantai pasok. Pemerintah bisa mencegah tindakan kejahatan itu di samping merapikan sistem logistik. Pengaruhnya tidak besar, tetapi setidaknya masih bisa diupayakan.