Kita kadang tidak menyadari kata-kata yang kita tuliskan atau ujarkan berasal dari akar kata yang sama. Kata sejenis itu ternyata dapat ditemukan di dalam KBBI. Misalnya, kata yang mengandung arti ’dua’.
Oleh
Teguh Candra
·4 menit baca
Suatu saat, tiba-tiba terlintas di kepala sebuah pertanyaan: kenapa angka atau bilangan 2 harus disebut atau dibaca dua. Kenapa bukan wuwa atau wawu?
Pemikiran soal angka 2 yang harus dibaca sebagai dua itu begitu memikat dan memunculkan keinginan untuk membahasnya. Pikiran itu muncul karena ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang mengandung bunyi du dan memiliki arti ’dua’ di dalamnya.
Pemikiran soal angka 2 yang harus dibaca sebagai dua itu begitu memikat dan memunculkan keinginan untuk membahasnya.
Sejumlah kata yang berhasil saya temukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ke-5 adalah dua, duo, duet, duel, duplet, dual, duplo, dan duplik. Anda yang penasaran mungkin dapat menambahkan contoh lainnya.
Tahukah Anda bahwa semua kata yang saya jadikan contoh tersebut diawali suku kata atau bunyi du dan mengandung kata ’dua’ dalam artinya?
Saya mulai dengan contoh kata dua itu sendiri. Dalam KBBI disebutkan bahwa dua berarti 1) bilangan yang dilambangkan dengan angka 2 (Arab) atau II (Romawi); 2) urutan ke-2 sesudah pertama dan sebelum ke-3. Keduanya berkelas numeralia (kata bilangan).
Contoh:
1. Dua perempuan itu seperti kebingungan menentukan arah di tengah kerumunan massa.
2. Sebagai orang kedua di perusahaan itu, Dono biasa mewakili atasannya dalam rapat internal perusahaan.
Kata berikut, yang mengandung arti ’dua’, ialah duo. Duo berarti kolaborasi atau kemitraan di antara dua orang (dalam musik, olahraga, dan sebagainya). Contoh: Xavi Hernandes dan Iniesta adalah duo pesepak bola Barcelona yang sangat ditakuti pada zamannya.
Kata duet ternyata juga mengandung makna ’dua’. Perhatikan pemaknaan dalam KBBI berikut. Duet ialah 1) gubahan musik untuk dua suara (orang) atau untuk dua alat musik; 2) nyanyian yang dilagukan berdua atau musik yang dimainkan oleh dua orang.
Contoh:
1. Irma dan Ita menyanyikan ”Terserah Boy”, yang pernah dipopulerkan Atiek CB, secara duet.
2. Duet gitar dan biola dalam lagu itu terdengar sangat menyayat hati.
Kata yang mengandung makna ’dua’ lainnya adalah duel. Dalam berita olahraga, kata ini kerap dipakai untuk memberi efek kuat pada berita yang ditulis.
Tambahan lagi, obyek pemberitaan dalam tulisan tersebut adalah dua orang atau dua tim yang merupakan”musuh abadi”. Keduanya berperang tanding untuk menunjukkan siapa yang paling unggul.
Duel berarti 1) perkelahian di antara dua orang untuk menyelesaikan persoalan (dengan pedang atau pistol, di tempat dan pada waktu yang telah ditetapkan); 2) perang tanding. Contoh: Manchester City akan melangsungkan duel melawan Manchester United pada pukul 21.00 WIB.
Ada pula kata duplet. Kata yang biasa dikenal dalam dunia permusikan ini mengandung arti ’tiga ketuk dibagi dua dengan nilai tempo yang sama’. Contoh: Anak-anak, siapa yang tahu arti kata duplet?
Setelah duplet, dalam KBBI ditemukan kata dual. Lagi-lagi kata tersebut mengandung unsur du. Arti kata dual menurut KBBI ialah ’terdiri atas dua bagian atau elemen yang mirip; kembaran’.
Contoh:
1. Mobil itu memiliki sistem dual kantong udara di area ruang kemudinya.
2. Ponsel yang memiliki slot kartu SIM ganda (dual SIM) harus mengaktifkan kartu SIM di dua slot tersebut agar tidak diblokir.
Kata lain yang mengandung makna ’dua’, tetapi jarang digunakan, ialah kata duplo. Kata berkelas adjektiva ini memiliki arti ’rangkap dua (tentang surat)’. Contoh: Surat duplo itu dikirimkan kepada saya sebagai peringatan.
Satu lagi kata yang mengandung unsur du ialah duplik. Kata yang diambil dari istilah hukum ini bermakna ’jawaban kedua (dari terdakwa atau pembela) sebagai jawaban atas replik’. Contoh: Duplik yang diajukan terdakwa ditolak majelis hakim.
Dua suku kata atau lebih
Jika kita perhatikan, semua contoh di atas terdiri dari dua suku kata dengan suku kata pertama mengandung du. Semua contoh tersebut mengandung arti ’dua’.
Tidak hanya yang bersuku kata dua, sebetulnya dalam kamus juga ditemukan kata yang mengandung du dan yang bersuku kata tiga atau lebih. Misalnya, dualisme, duplikat (penduplikatan), dan duplikasi (menduplikasi).
Jadi, dari mana asal du sebenarnya? Apakah arti du memang ’dua’? Apakah du berasal dari kata dwi yang memiliki bunyi tengahan u sehingga mengandung bunyi du apabila diucapkan?
Pengamatan secara sekilas ini hanya untuk menunjukkan kepada pembaca bahwa banyak kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari satu akar. Dari satu akar tersebut kemudian berkembang menjadi kata-kata baru, yang terkadang sulit dicari lagi asal-usulnya.
Masalah ini menarik untuk dicermati dan menjadi bahan kajian untuk dipecahkan bersama.