Telemedisin, Peluang dan Tantangan
Pandemi Covid-19 kian menyadarkan akan arti penting percepatan teknologi kesehatan. Ini bisa menjadi peluang untuk meratakan akses layanan kesehatan di daerah-daerah yang saat ini masih timpang.
Untuk mengatasi beban rumah sakit akibat ditemukannya banyak kasus baru Covid-19, pemerintah menyediakan layanan telemedisin. Pemerintah bekerja sama dengan sejumlah penyedia telemedisin agar pasien yang sedang isolasi mandiri di rumah dapat memperoleh konsultasi dan bahkan juga pengobatan yang diperlukan.
Mengingat jumlah kasus baru Covid-19 di negeri kita semakin banyak dan 80 persen mungkin menjalani isolasi mandiri, jumlah pasien yang memerlukan telemedisin tentu akan meningkat tajam. Sebagai pensiunan di bidang kesehatan masyarakat, saya menyadari bahwa sebenarnya layanan telemedisin sudah lama dijalankan, tetapi belum berkembang dengan baik.
Di Thailand ada layanan konsultasi melalui radio untuk desa-desa terpencil. Dokter atau perawat dari desa terpencil secara teratur mendapat kesempatan untuk berkonsultasi dengan dokter di kota melalui radio pada waktu yang telah ditentukan. Sekarang dengan kemajuan teknologi bukan hanya dialog antara petugas di desa terpencil dan dokter konsultan di kota, melainkan juga keadaan pasien, hasil laboratorium dan pemeriksaan radiologi, USG, dan lain-lain dapat dikirim dengan mudah dan dapat dibaca dengan baik.
Untuk telemedisin ini bukan hanya kalangan tenaga kesehatan yang harus mengubah sikap, masyarakat juga harus disiapkan.
Dengan dimulainya layanan telemedisin untuk pasien Covid-19 ini, saya percaya bahwa layanan telemedisin secara umum juga akan berkembang pesat dan ini dapat mengubah peta layanan kesehatan di negeri kita. Para pakar kesehatan, terutama pakar kesehatan masyarakat, sudah harus mengantisipasi pengembangan telemedisin ini.
Sekarang telemedisin digunakan karena keterpaksaan, pasien takut ke rumah sakit, tenaga kesehatan membatasi diri untuk bertemu langsung dengan pasien. Namun, di masa depan telemedisin akan berkembang sedemikian rupa meski pandemi Covid-19 ini sudah dapat dikendalikan.
Telemedisin di negeri kita akan dapat memeratakan layanan kesehatan ke daerah terpencil dan bahkan dapat menghemat biaya dan tenaga sumber daya kesehatan. Namun, layanan ini memerlukan perubahan sikap, baik perubahan sikap tenaga kesehatan maupun masyarakat.
Layanan kedokteran dimulai dari hubungan dokter pasien yang akrab dan tatap muka. Dokter tak hanya memerlukan data dari riwayat penyakit, pemeriksaan jasmani, dan hasil pemeriksaan penunjang, tetapi juga harus memperhatikan wajah pasien yang sedang sakit dan mungkin juga amat khawatir dengan penyakitnya. Kontak dokter pasien yang dekat dan bertatap muka dapat mengurangi rasa kekhawatiran pasien di samping informasi yang benar tentang penyakitnya.
Ke depan, kemajuan teknologi informasi akan semakin berkembang. Kemajuan ini akan membawa perubahan besar pada layanan kesehatan, misalnya penggunaan artificial intelligence untuk mengolah data. Gambar pasien, foto, dan pemeriksaan yang menggunakan imaging akan dapat dilihat dengan jelas. Bahkan sudah mulai berkembang robotic surgery.
Baca juga : Mengatasi Keterbatasan Fasilitas Kesehatan
Saya hanya seorang pengamat kesehatan masyarakat, bukan seorang tenaga klinis. Karena itu, dapatkah Dokter menggambarkan peluang untuk pengembangan telemedisin di Indonesia serta dampaknya pada pelayanan kesehatan baik terhadap aspek sumber daya manusia, peralatan kedokteran, maupun sektor pembiayaan? Apakah peraturan dan pembiayaan sudah dapat mengakomodasi telemedisin di masa depan? Terima kasih atas penjelasan Dokter.
M di J
Saya pernah bekerja sebagai dokter spesialis penyakit dalam di Kalimantan Timur tahun 1976 sampai 1981. Waktu itu saya dokter spesialis penyakit dalam pertama dan selama hampir lima tahun hanya seorang diri di Provinsi Kalimantan Timur yang luasnya satu setengah kali Pulau Jawa. Saya secara teratur harus berkeliling ke rumah sakit kabupaten, biasanya dengan pesawat terbang perintis yang penumpangnya hanya enam orang.
Pada kesempatan berkunjung ke rumah sakit kabupaten, saya melayani pasien yang memerlukan konsultasi, tetapi sebenarnya yang tak kalah penting adalah berdiskusi dengan dokter umum yang merawat pasien di rumah sakit tersebut. Jadi, kunjungan tersebut bermanfaat bukan hanya dari segi pelayanan kesehatan, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan dokter umum setempat.
Komunikasi dokter spesialis di rumah sakit provinsi dengan dokter umum di rumah sakit kabupaten waktu itu masih terbatas melalui telepon rumah (waktu itu sambungan telepon belum bisa langsung, harus melalui operator telepon dan untuk tersambung perlu waktu agak lama). Sekarang kita punya telepon genggam. Kita dapat berkomunikasi dengan Whatsapp atau aplikasi lainnya, mengirim data baik berupa teks maupun gambar. Karena itu, layanan konsultasi menjadi lebih mudah.
Baca juga : Manfaatkan 11 Layanan Daring ”Telemedicine” untuk Pasien Isolasi Mandiri Covid-19
Namun, tidak seluruh kasus dapat ditangani melalui telemedisin. Untuk tindakan medis, misalnya operasi, pertolongan persalinan, dan pemasangan alat bantu napas harus, dikerjakan oleh tenaga kesehatan yang terampil. Karena itu, dokter umum di daerah harus dilatih untuk melakukan tindakan medis yang sering diperlukan.
Pada waktu saya menjadi mahasiswa kedokteran, kami mendapat pengalaman untuk melakukan operasi usus buntu, operasi buli-buli, menolong patah tulang, menolong persalinan yang ada komplikasi, serta tindakan medis lainnya.
Sekarang pendidikan kedokteran telah membuat batas kemampuan yang tegas untuk dokter umum, spesialis, maupun dokter konsultan. Meski dalam situasi daerah terpencil batas tersebut memungkinkan untuk dilanggar karena keadaan darurat.
Salah satu hambatan dalam telemedisin adalah pembiayaan. Dalam skema pembiayaan BPJS kita, biasanya dukungan pembiayaan diberikan pada situasi dokter berkonsultasi dan tatap muka dengan pasien.
Aturan mengenai dukungan dana untuk layanan telemedisin harus dibicarakan baik dari segi aturan maupun besarannya. Sebenarnya telemedisin akan menghemat biaya karena dapat memotong biaya transportasi dan akomodasi.
Tantangan lain adalah kepuasan pasien. Pasien biasanya merasa puas setelah bertemu dengan dokter favoritnya. Dokter bertangan dingin masih menjadi kepercayaan di masyarakat. Meski mempunyai klasifikasi sesama dokter spesialis bedah, misalnya, pasien lebih suka memilih dokter favoritnya, bukan karena kemampuan dan latar belakang pendidikan dokter.
Dari segi profesi kedokteran sendiri juga ada tantangan di bidang etika dan aturan terutama menyangkut kerahasiaan dan penggunaan data pasien. Namun, jika kita semua bersama sepakat untuk mengembangkan telemedisin, di masa depan layanan ini akan berkembang dan dapat memberi kontribusi kepada masyarakat.
Baca juga : Dokter Dipacu Hasilkan Riset dan Inovasi
Bagaimana kira-kira perkembangan telemedisin di masa depan? Banyak pakar memperkirakan perkembangannya akan pesat, cakupannya akan meluas, dan mutunya juga akan semakin baik berkat dukungan teknologi informasi yang terus berkembang.
Sebentar lagi kita akan memasuki era 5 G, data akan semakin cepat terkirim. Robotic surgery mungkin dapat dilakukan antarkota, pasien di kamar operasi di Maluku, sedangkan dokter yang mengoperasi ada di depan komputernya di Jakarta.
Pengembangan suatu inovasi tentu akan menimbulkan pro dan kontra. Biasanya hanya sekitar 2,5 persen orang yang dengan cepat menerima perubahan. Sebagian besar ikut arus, baru akan setuju jika sudah cukup banyak orang yang menjalaninya.
Nah, untuk telemedisin ini bukan hanya kalangan tenaga kesehatan yang harus mengubah sikap, masyarakat juga harus disiapkan. Tingkat literasi masyarakat di bidang teknologi informasi harus ditingkatkan sehingga dapat mengakses layanan yang didukung oleh kemajuan teknologi ini.
Saya beranggapan telemedisin akan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat kita dapat menikmati pemerataan layanan kesehatan. Namun, pemerintah harus menyiapkan sarana yang diperlukan.
Masih banyak daerah terpencil yang belum menikmati listrik, apalagi layanan jaringan yang amat diperlukan untuk telemedisin ini. Terima kasih atas usulan Anda untuk memajukan telemedisin di negeri kita.