Mencegah Kerapuhan di Usia Lanjut
Meski kerapuhan pada usia lanjut bersifat alamiah, kita dapat mencegahnya atau memperlambatnya. Di antaranya dengan asupan makanan yang bergizi seimbang dan berolahraga.

Samsuridjal Djauzi
Saya dan suami sama-sama berprofesi guru. Tahun ini kami memasuki usia pensiun. Di rumah, selain kami berdua, ada putri kami yang tertua bersama suami dan dua anak remaja. Selain itu, kami juga mempunyai asisten rumah tangga yang tugas utamanya adalah membersihkan rumah dan mencuci pakaian.
Anak saya suka memasak dan kebetulan dia sudah tujuh tahun ini memutuskan berhenti bekerja karena suaminya sibuk di bagian pemasaran sebuah perusahaan swasta. Suaminya sering bepergian ke daerah sehingga putri saya memutuskan untuk di rumah dan menjaga kedua anaknya. Anak mereka dua putri berusia 14 dan 12 tahun. Usia yang sangat memerlukan bimbingan ibunya.
Semasa pensiun ini, saya dan suami mempunyai waktu banyak di rumah. Habis shalat Subuh, saya dan suami berjalan kaki di permukiman kami sekitar 3 kilometer. Kami juga mulai ikut arisan dan pengajian di permukiman. Sebenarnya di permukiman kami juga ada perkumpulan senam bersama di taman yang tak jauh dari rumah saya, tetapi selama pandemi Covid-19 kegiatan tersebut terhenti.
Kami suami istri pada dasarnya cukup sehat. Suami saya ada hipertensi, tetapi terkendali dengan minum obat darah tinggi. Saya sendiri ada penyakit jantung koroner, kolesterol, dan penipisan tulang terutama di tulang kaki.
Para pakar sependapat bahwa untuk mewujudkan sehat di usia lanjut sudah harus dimulai sejak dini sekali, yaitu sejak masih menjadi janin dalam kandungan.
Saya sekarang rajin mengikuti ceramah agama dan kesehatan. Suami saya juga aktif di permukiman sebagai penasihat bisnis remaja yang ada di permukiman kami. Kami merasa senang jika di usia lanjut ini dapat tetap aktif dan bermanfaat bagi masyarakat. Saya juga cukup erat dengan kedua cucu perempuan saya. Sebagai mantan guru, saya berusaha untuk menanamkan nilai-nilai yang baik kepada kedua cucu saya.
Pertanyaan saya adalah bagaimana saya dan suami dapat tetap sehat di usia lanjut? Saya mendengar, ketika usia lanjut, berbagai fungsi organ tubuh kita, seperti mata, telinga, jantung, paru, otot, tulang, dan ginjal, menurun. Banyak orang usia lanjut yang berada dalam keadaan rapuh. Fungsi organ tubuhnya menurun sehingga rentan untuk jatuh dan menjadi sakit. Bagaimana caranya agar para orang lansia dapat tetap aktif, mandiri, serta bermanfaat untuk keluarga dan masyarakat sekitar? Bagaimana mencegah kerapuhan di usia lanjut? Terima kasih atas penjelasan Dokter.
M di J
Pertama, saya ingin mengucapkan selamat kepada Anda dan suami yang telah menyelesaikan tugas sebagai guru dan sekarang menikmati usia pensiun. Semasa bekerja aktif, banyak orang yang mengimpikan pensiun dalam keadaan sehat, mandiri secara finansial, serta masih dapat menjadi narasumber untuk pengalaman semasa aktif dulu.
Baca juga : Warga Lansia Indonesia Mau Dibawa ke Mana?
Kelompok usia lanjut atau para senior mendapat tempat tertentu di masyarakat kita. Dalam pertemuan keluarga, biasanya para senior akan dihargai baik dalam penempatan tempat duduk, pemikiran, maupun nasihat mereka.
Karena itu, senior yang mampu menjadi penasihat keluarga dan masyarakat akan merasa punya peran dalam masyarakat. Namun, tak sedikit warga lansia dalam keadaan kesehatan yang kurang baik dan meski sewaktu muda mempunyai ilmu dan pengalaman yang kaya, hal itu tak dapat disampaikan kepada generasi muda karena kesehatannya terganggu, sudah sering lupa, dan tak dapat berpikir secara teratur.
Nah, kapan kita mulai memikirkan untuk mewujudkan sehat dan berguna di usia tua? Banyak orang yang berpendapat untuk mewujudkan sehat di usia lanjut mulai di masa pensiun, ada juga yang memulai sejak usia dewasa muda. Namun, para pakar sependapat bahwa untuk mewujudkan sehat di usia lanjut sudah harus dimulai sejak dini sekali, yaitu sejak masih menjadi janin dalam kandungan.

Seorang warga lanjut usia menggerakkan kakinya sambil berjemur di area parkir gedung pertemuan di kawasan Larangan, Kota Tangerang, Banten, Jumat (4/6/2021). Kegiatan olahraga ringan sambil berjemur di pagi hari menjadi kegiatan rutin para warga lansia untuk menjaga kebugaran tubuh.
Kita kenal istilah 1.000 hari pertama dalam kehidupan, yaitu masa dalam kandungan ibu dan sekitar dua tahun setelah lahir. Para pakar kesehatan menyimpulkan, jika 1.000 hari pertama dapat dijaga dengan baik gizi, imunisasi, dan pendidikan usia dini, anak yang tumbuh kembang akan menjadi orang dewasa yang produktif, bahkan dapat terus menjadi warga lansia yang bijak dan menjadi panutan masyarakat.
Saya merasa senang dengan niat Anda bersama suami untuk sehat di usia lanjut. Secara alamiah memang terjadi penurunan berbagai fungsi tubuh pada usia lanjut. Selain itu, warga lansia juga biasanya mengidap penyakit kronik, seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit paru kronik, dan penyakit diabetes melitus. Ada warga lansia yang hanya mempunyai satu penyakit, tetapi juga ada yang mempunyai beberapa penyakit sehingga kebugaran tubuhnya terganggu serta dia harus minum obat yang cukup banyak untuk mengendalikan penyakit kronik tersebut.
Baca juga : Lansia Butuh Layanan Kesehatan Terintegrasi
Untuk menilai kebugaran warga lansia dikenal istilah sindrom kerapuhan (frailty). Sindrom tersebut terdiri atas berbagai keadaan, seperti kehilangan berat badan 4,5 kilogram dalam setahun terakhir; kemampuan otot menurun, yang dapat diukur dari kemampuan menggenggam benda; merasa lelah jika melakukan kegiatan, misalnya hanya berjalan 200 meter saja sudah lelah; tidak mampu naik tangga; juga penyakit kronik yang cukup banyak akan menjadikan warga lansia mudah mengalami kerapuhan.
Jika ada di antara lima sindrom tersebut, warga lansia dianggap mengalami kerapuhan. Kerapuhan akan memengaruhi kegiatan sehari-hari, kemandirian dalam menjaga diri.
Pada umumnya warga lansia yang mencapai umur 80 tahun sudah memerlukan dukungan untuk mengadakan aktivitas. Nah, apa yang dapat dilakukan untuk mencegah kerapuhan di usia lanjut?

Meski kerapuhan ini bersifat alamiah, kita dapat mencegahnya atau memperlambatnya. Apa yang perlu dilakukan agar tidak mengalami kerapuhan di usia lanjut?
Warga lansia memerlukan masukan gizi yang cukup dan seimbang. Makanya, selain mengandung kalori yang cukup, komposisi karbohidrat, protein, dan lemaknya harus seimbang. Hindari mengonsumsi banyak gula, garam, serta lemak. Jangan lupa berolahraga. Kebiasaan berolahraga sejak anak-anak jangan dihentikan pada usia lanjut.
Warga lansia juga memerlukan olahraga yang teratur. Dengan berolahraga secara teratur, warga lansia dapat meningkatkan massa ototnya, perbaikan pernapasan, kekuatan jantung, ataupun keadaan kesehatan psikisnya.
Ingat, fungsi pendengaran dan penglihatan pada warga lansia menurun sehingga kewaspadaan untuk menghindari kecelakaan juga menurun.
Para lansia yang mengidap penyakit kronik sebaiknya berkonsultasi dengan dokter yang merawatnya, bagaimana cara berolahraga yang aman dan bermanfaat. Jika berolahraga di tempat umum, harus mempertimbangkan segi keamanan. Jika olahraga jalan kaki, hendaknya dilakukan di jalur jalan kaki (trotoar), jangan sampai terjadi kecelakaan karena ditabrak kendaraan. Ingat, fungsi pendengaran dan penglihatan pada warga lansia menurun sehingga kewaspadaan untuk menghindari kecelakaan juga menurun.
Vitamin dan mineral juga baik dikonsumsi, tetapi tak perlu secara berlebihan. Jangan lupa konsultasi teratur untuk pengendalian penyakit kronik. Kita berharap gizi yang baik, olahraga, bantuan vitamin dan suplemen, serta kehidupan sehari-hari yang menyenangkan akan meningkatkan derajat kesehatan warga lansia serta akan mencegah warga lansia cepat masuk ke situasi kerapuhan.
Saya senang Anda sekarang bersama suami peduli pada masalah kesehatan. Saya berharap Anda bersama suami sehat selalau, dapat menikmati hari-hari dengan anak cucu serta dapat ikut mengawal keluarga besar Anda menuju keluarga yang sehat dan bahagia.