Berkembangnya varian-varian baru virus SARS-CoV-2 memperparah situasi. Baru-baru ini bahkan ditemukan lagi mutan dari Covid-19, yaitu N440K, yang diduga memiliki kemampuan menularkan 15 kali lipat lebih cepat.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Berharap yang terbaik, bersiap yang terburuk, dan lakukanlah apa yang bisa kita kerjakan. Kata-kata bijak itu penting kita camkan jika melihat situasi belakangan ini.
Berbagai faktor menunjukkan betapa besar kemungkinan terjadinya peningkatan kasus Covid-19 di negeri ini. Menjadi pertanyaan besar adalah sudahkah kita bersiap untuk menghadapinya? Atau, kita cenderung mengabaikannya?
Meminimalkan mobilitas warga pada liburan Lebaran 2021, pemerintah telah membuat peraturan bagi masyarakat yang melakukan perjalanan antarkota/kabupaten, provinsi, ataupun antarnegara, baik yang menggunakan transportasi darat, kereta api, laut, maupun udara. Sekitar 150.000 petugas dikerahkan untuk berjaga. Upaya itu mampu menekan mobilitas penduduk, tetapi peningkatan mobilitas penduduk tetap tak terhindarkan.
Data mobilitas penduduk yang terekam google.com/covid19/mobility menunjukkan, sejak peraturan perjalanan diberlakukan pada 22 April 2021, pergerakan penduduk masih terus meningkat di semua kategori tempat, seperti ritel dan rekreasi, toko bahan makanan dan apotek, taman, pusat transportasi umum, tempat kerja, dan area permukiman.
Apabila melihat data perkembangan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per hari di laman Covid19.go.id, terlihat jika sejak Januari terus menurun, tetapi sejak April melandai, dan bahkan cenderung meningkat sejak awal Mei.
Perkembangan kasus Covid-19 secara global juga kembali meningkat. Laporan mingguan WHO pada 4 Mei 2021 menyatakan, jumlah kasus Covid-19 secara global berada pada level tertinggi dalam dua minggu berturut-turut sejak awal pandemi, yaitu mencapai 5,7 juta kasus baru per minggu. Wilayah Asia Tenggara mengalami peningkatan yang nyata, baik dalam kasus maupun kematian.
Wilayah Asia Tenggara mengalami peningkatan yang nyata, baik dalam kasus maupun kematian.
Berkembangnya varian-varian baru virus SARS-CoV-2 memperparah situasi. Baru-baru ini bahkan ditemukan lagi mutan dari Covid-19, yaitu N440K yang diduga memiliki kemampuan menularkan 15 kali lipat lebih cepat. Sejumlah varian baru yang lebih cepat menular dan berisiko meningkatkan keparahan itu diduga telah mengalami transmisi lokal di Tanah Air. Kondisi ini kian memperbesar kemungkinan terjadinya gelombang kedua Covid-19 di negeri ini jika kita lengah dan tidak bertindak tepat, cepat, juga serentak.
Pemerintah pernah menargetkan akan mengoptimalkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro sampai tingkat rukun tetangga. Pemeriksaan orang bergejala dan tanpa gejala Covid-19, pelacakan 30 orang yang pernah kontak dekat dengan warga yang positif Covid-19, hingga tempat isolasi diterapkan sampai tingkat RT. Namun, rencana ini belum terealisasi secara merata dan menyeluruh.
Kita tentu berharap gelombang kedua Covid-19 tidak terjadi, tetapi jauh lebih penting lagi bersiap manakala itu terjadi. Seperti halnya wabah flu Spanyol 1918 dan gelombang kedua Covid-19 di India, apabila terjadi akan lebih parah. Sudah bersiapkah kita atau hanya berharap?