Jangan sampai tragedi India terjadi pada kita karena ongkosnya akan sangat mahal. Pandemi bisa berlangsung lebih panjang, dan ini berarti kerugian besar untuk kemaslahatan bangsa.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Belum selesai vaksinasi untuk membangun kekebalan kelompok, varian virus sudah bermunculan. Tanpa protokol kesehatan ketat, pandemi bisa berlangsung lama.
Hingga saat ini, diketahui ada tiga varian baru virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Varian ini muncul di Inggris, India, dan Afrika Selatan. Varian baru diketahui lebih mudah menular sehingga memerlukan tingkat kewaspadaan lebih, apalagi ketiganya diketahui sudah masuk ke Indonesia.
Virus memang bereplikasi secara alami. Saat bereplikasi, kadang terjadi perubahan sedikit, kadang banyak, yang kemudian disebut mutasi. Virus dengan satu atau lebih mutasi inilah yang kemudian disebut varian. Semakin besar peluang virus menyebar, semakin cepat pula virus bereplikasi dan kemungkinan bermutasi. Oleh karena itu, upaya pencegahan penyebaran menjadi kunci.
Sebenarnya mutasi tidak selalu memengaruhi kemampuan virus menginfeksi. Namun, kita tetap perlu berhati-hati karena dampaknya tergantung di bagian virus mana mutasi berlangsung. Kalau, misalnya, terjadi di bagian transmisi, penyebaran bisa lebih cepat atau lambat. Demikian pula halnya jika terjadi di bagian yang menyebabkan sakit, hal itu bisa menentukan tingkat keparahan.
Di sisi lain, vaksin Covid-19 yang sedang dibuat atau sudah disetujui penggunaannya diharapkan sudah mengantisipasi setidaknya satu varian. Ini karena vaksin dibuat dalam spektrum luas untuk membangun sistem kekebalan tubuh dan sel. Dengan demikian, mutasi virus tidak langsung membuat vaksin menjadi kurang efektif. Kalaupun kemudian terjadi penurunan efektivitas, produsen vaksin bisa segera mengubah komposisi untuk mengatasinya.
Maka, sambil mempelajari varian baru dan keefektifan pelbagai vaksin, kita perlu mengerjakan semua yang bisa kita buat untuk menghentikan penyebaran virus. Taat protokol kesehatan menjadi keharusan karena sudah terbukti inilah cara paling ampuh agar tidak menulari dan tertulari.
Kita sudah belajar dari India, ketika kerumunan massa dalam upacara keagamaan dan keengganan memakai masker memicu gelombang kedua penularan Covid-19. Sesuatu yang sudah pasti harus kita cegah menjelang Lebaran ini.
Kerumunan di Tanah Abang, menumpuknya penumpang di stasiun dan terminal pemberangkatan, atau berjejalnya orang di tempat-tempat berbuka puasa bisa menjadi bibit-bibit penyebaran Covid-19 dan semua variannya. Perlu diantisipasi pula bagaimana pelaksanaan shalat Id nanti agar tetap berjalan sesuai protokol kesehatan.
Diperlukan petugas yang ramah, santun, tetapi tegas dalam mengatur tingkah polah manusia Indonesia yang punya seribu satu cara untuk mengakali peraturan. Jangan sampai tragedi India terjadi pada kita karena ongkosnya akan sangat mahal. Pandemi bisa berlangsung lebih panjang, dan ini berarti kerugian besar untuk kemaslahatan bangsa.