Pindah Pekerjaan atau Bertahan?
Jika masalahnya ada pada relasi dengan atasan, cari tahu apakah Anda bisa menemukan cara untuk meminimalkan kontak dengannya. Kita semua rentan dibuat sengsara oleh orang yang berada dalam posisi berkuasa atas kita.
Kebanyakan orang dewasa harus bekerja untuk mendapatkan penghasilan agar dapat menghidupi dirinya. Namun, tak jarang mereka bermasalah di tempat kerjanya dan merasa sudah tak sanggup lagi untuk bertahan.
Menurut Pat Olsen (2009), jika Anda tidak menyukai pekerjaan Anda, pergi bekerja setiap hari bisa menjadi suatu tantangan atau ancaman hidup. Anda tentu pernah mendengar tentang seseorang yang sangat tidak tahan di tempat kerjanya sehingga langsung berhenti atau marah-marah kepada bosnya.
Kehilangan kendali di tempat kerja seperti ini tentu tidak membantu siapa pun dan mungkin berdampak pada pekerjaan Anda saat ini dan di masa depan. Anda tidak akan pernah tahu kapan Anda akan bekerja lagi dengan salah satu kolega saat ini, bukan?
Pat Olsen mengutip Catherine McCarthy, seorang psikolog klinis, yang menjelaskan tanda-tanda seseorang tidak betah di tempat kerja, antara lain merasa lesu, marah atau mudah tersinggung, tidak bisa tidur nyenyak atau justru berlebihan, mengandalkan minuman/rokok atau makanan tak sehat untuk menghibur diri sendiri, serta menarik diri dari teman dan berbagai aktivitas. Semua ini mungkin menunjukkan kesedihan atau kecemasan yang mendasari, yang tidak boleh diabaikan.
Beberapa alasan
Secara umum, tentu ada beragam alasan seseorang ingin pindah dari tempat kerjanya, seperti tidak cocok dengan rekan kerja, benturan dengan atasan, maupun pekerjaannya sendiri. Ia dapat juga kecewa dengan kebijakan perusahaan, jam kerja, bayaran/fasilitas yang diterima, lingkungan kerja, ketidakcocokan tujuan, kurangnya kesempatan pengembangan diri, dan sebagainya.
Lindsay Kramer (2020) secara khusus membicarakan sikap dan kepribadian dari sang karyawan. Sebagian individu lebih suka bekerja daripada yang lain. Beberapa orang bahkan menggambarkan dirinya sebagai ”pecandu kerja” karena banyaknya waktu yang mereka habiskan untuk bekerja. Namun, beberapa yang lain bertujuan untuk bekerja sesedikit mungkin untuk menghidupi diri dan keluarganya.
Beberapa alasan orang tidak mau bertahan bekerja di antaranya adalah karena perasaan malu, ada kegelisahan, kurangnya kepuasan pribadi dari pekerjaan, kurangnya motivasi untuk melakukan tugas dengan baik, tidak menyukai kondisi kerja tertentu seperti terlalu banyak duduk atau pekerjaan fisik, dan adanya pengalaman buruk dengan rekan kerja atau atasan.
Dalam kondisi demikian, disarankan untuk mengidentifikasi apa yang membuat Anda tidak ingin terus bekerja di situ. Setelah mendapatkannya, lanjut dengan memfokuskan pencarian kerja pada profesi yang sesuai dengan kebutuhan dan ciri pribadi Anda. Misalnya, jika Anda adalah individu pemalu yang tidak menyukai pekerjaan yang membutuhkan interaksi intensif dengan klien dan kolega, Anda akan bahagia dengan peran bekerja secara sendirian.
Jika cacat fisik atau kurangnya kebugaran membuat Anda ingin menghindari pekerjaan yang mengandalkan tugas fisik, mendapatkan pekerjaan berbasis meja kursi atau posisi lain yang tidak memerlukan banyak usaha fisik dapat membuat hari kerja Anda nyaman.
Pertanyaan dan saran
Brett dan Kate McKay (2020) menyarankan agar sebelum pindah bekerja, individu mempertimbangkan berbagai pertanyaan penting yang berkait dengan alasannya.
Pertama-tama Anda harus bertanya kepada diri sendiri. Apakah saya benar-benar ingin pindah ke karier baru sama sekali? Atau apakah saya hanya merasa gelisah, mungkin karena saya merasa sangat santai dan tidak memanfaatkan peluang sebaik-baiknya?
Hanya Anda yang bisa menjawabnya, dan ini layak dipertimbangkan secara perlahan dan cermat. Anda hanya memiliki satu kehidupan dan akan lebih baik melihat bahwa kehidupan ini menawarkan Anda peluang untuk pemenuhan diri, untuk sukses dan bahagia.
Jika masalahnya ada pada relasi dengan atasan, cari tahu apakah Anda bisa menemukan cara untuk meminimalkan kontak dengannya. Kita semua rentan dibuat sengsara oleh orang yang berada dalam posisi berkuasa atas kita. Tidak peduli seberapa yakinnya kita, kita akan kecewa oleh atasan yang terus-menerus menggagalkan dan membuat frustrasi upaya terbaik kita. Atasan mungkin juga senang tidak terlalu sering berjumpa dengan Anda, jadi cari tahu apakah Anda dapat menemukan cara yang sah untuk menghindarinya.
Buat daftar setiap tugas yang Anda tangani selama waktu kerja. Anda mungkin menemukan bahwa telah bekerja terlalu keras atau terlalu sedikit, atau memiliki aktivitas dan tanggung jawab yang tidak memadai dan menjadi bosan. Pilah tugas yang disukai dan yang tidak disukai. Anda mungkin tidak memberikan perhatian memadai pada pekerjaan yang Anda tak sukai, dan ada karyawan yang telah dipersiapkan daripada Anda yang akan melakukan tugas secara lebih baik.
Tentu berguna meluangkan waktu untuk memikirkan apa yang ingin Anda lakukan selanjutnya. Pekerjaan seperti apa, dan jika mungkin, atasan seperti apa yang diinginkan. Ini sesuai dengan aksioma militer kuno yang menyatakan bahwa ”waktu yang dihabiskan untuk pengintaian jarang terbuang percuma”.
Meskipun tidak menyukai apa yang dilakukan sekarang, Anda dapat menjadikannya alat untuk mencapai tujuan sebelum Anda pindah. Jika Anda mencadangkan sebagian dari gaji Anda untuk pelatihan kerja di masa depan, misalnya, Anda membuat pekerjaan Anda berhasil dan perlu terus melakukannya.
Banyak orang beralih dari satu pekerjaan yang dirasa tidak cocok ke pekerjaan lain dengan pemikiran itu adalah hal biasa. Namun, mereka membayar harga yang mahal untuk jenis stres yang biasa ini. Jika Anda memilih untuk tidak mengubah karakter Anda dari dalam ke luar, setidaknya Anda dapat menempatkan diri Anda dalam pekerjaan yang menghasilkan yang terbaik dari diri Anda, bukan yang terburuk.
Jika Anda tidak tahan terhadap kritik, menempatkan diri di bawah pengawasan atasan yang cerewet akan membuat Anda sakit hati atau bahkan bisa dipecat. Jadi, kemungkinan pilihannya lebih baik berwiraswasta, atau setidaknya bekerja dalam situasi yang lebih mandiri.
Dalam hal apa Anda berfungsi paling baik, dengan pikiran atau dengan tangan? Apakah Anda seorang guru senam yang frustrasi karena terjebak di balik meja? Juru masak paruh waktu yang seharusnya menjalankan restoran? Apakah Anda paling bahagia dengan angka, fakta, atau kata-kata? Dengan orang atau benda? Dengan detail atau dengan konsep yang luas?
Setelah memiliki gambaran tentang bidang tempat Anda ingin bekerja, pertimbangkan pekerjaan spesifik tersebut. Jika area tersebut baru bagi Anda, apakah Anda harus mulai dari bawah? Apakah menguntungkan bagi Anda untuk meningkatkannya? Atau bisakah Anda masuk di level yang lebih tinggi?
Apakah keterampilan dan pengalaman Anda dapat dialihkan dari bidang saat ini ke yang baru? Apakah diperlukan pelatihan tambahan atau peningkatan gelar pendidikan untuk pekerjaan tersebut? Atau Anda hanya perlu waktu istirahat untuk mengonsolidasikan keuntungan maupun menerima kemunduran yang diperoleh?
Semakin besar perubahan karier Anda, semakin banyak waktu yang harus diberikan kepada diri sendiri untuk menentukan pilihan masa depan Anda.
Semoga lebih puas dan bahagia.