Proud Boys, dan pendukung lain Trump yang disebut Trumpisme, merupakan isu yang dikhawatirkan akan mengganggu Presiden Joe Biden. Hal yang menyejukkan, pendukung Trump ini tak memiliki akar kuat dalam jaringan Republik.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Amerika Serikat sibuk dengan urusannya sendiri. Itulah yang disukai dua musuh besar AS, yakni Rusia dan China. Urusan domestik ini termasuk isu Trumpisme.
Oleh sebab itu, tak heran jika mantan Presiden AS Donald Trump diputuskan untuk dimakzulkan meski sudah lengser. Menambah itu, Kanada menyatakan kelompok pendukung Trump beraliran kanan jauh bernama Proud Boys sebagai kelompok teroris pada 4 Februari 2021 di Ottawa, Kanada. Konsekuensi status teroris adalah pemerintah bisa menciduk kepemilikan dan memutuskan jaringan keuangan kelompok itu, berdasarkan Anti-Terrorism Act, aturan Kanada.
Proud Boys, kelompok inti dalam gerakan supremasi kulit putih AS, juga memiliki pengikut di Kanada. Pendiri Proud Boys adalah Gavin McInnes yang berkembang di Kanada serta melancarkan sentimen kebencian di Kanada. ”Kelompok ini dan pendukungnya secara terbuka mendorong, merencanakan, dan menjalankan kegiatan kekerasan terhadap mereka yang dipersepsikan sebagai lawan ideologi dan politik,” demikian pernyataan Kementerian Keamanan Publik Kanada. ”Ekstremisme kekerasan tidak memiliki tempat di Kanada,” kata Menteri Keamanan Publik Kanada Bill Blair.
Proud Boys turut beraksi dalam serangan ke Capitol Hill, Gedung Kongres AS, pada 6 Januari 2021. Aksi ini menjadi dasar pemakzulan Trump. Kelompok ini juga turut melakukan aksi protes di sejumlah kota di Kanada serta menyerukan kecurangan pemilu AS, 3 November 2020.
Proud Boys, dan pendukung lain Trump yang disebut Trumpisme, merupakan isu yang dikhawatirkan akan mengganggu Presiden Joe Biden (The Los Angeles Times, edisi 24 September 2020). Thomas B Edsall, kolumnis The New York Times, 7 Oktober 2020, menuliskan artikel berjudul ”If Trump Loses the Election, What Happens to Trumpism?” yang memperingatkan Trumpisme akan terus menggoyang.
Hal yang menyejukkan, para pendukung Trump ini tidak memiliki akar kuat dalam jaringan besar Partai Republik dan tidak didukung para tokoh Republikan secara massal. Ideologi para pendukung Trump ini juga bukan merupakan warna utama dari kelompok-kelompok yang selama ini berakar di Republikan. Senator AS Bernie Sanders menyebut kelompok Trump dan pendukungnya ini hanya merupakan para penghasut kekacauan dan bersikap rasis.
Membuat AS sibuk dengan dirinya, sebuah teori yang diajukan pakar hubungan internasional AS, John Mearsheimer. Rusia dan China ingin leluasa dengan sepak terjang internasionalnya. Niat ini, terutama Rusia, terpenuhi lewat Trump. Harian The Guardian edisi 29 Januari 2021 mengutip Yuri Shvets, seorang mantan agen KGB, agen rahasia era Uni Soviet yang kini tinggal di AS, menyatakan Trump adalah ”mainan” Rusia yang sudah dibidik sejak 40 tahun silam.
Oleh sebab itu, pemberangusan Trumpisme adalah hal logis. Dunia masih membutuhkan AS dari arus fasisme global yang diusung Rusia dan China.