Langkah yang diambil Singapura dan Thailand mengingatkan betapa pandemi belum akan berakhir dalam waktu dekat. Langkah pengetatan pembatasan sosial perlu diambil setiap saat ketika terjadi tren yang mengkhawatirkan.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Menginjak tahun yang baru, kewaspadaan terhadap pandemi Covid-19 tak boleh berkurang. Sebaliknya, kewaspadaan dan kesiagaan harus ditingkatkan.
Kewaspadaan itulah yang diperlihatkan dua negara tetangga, Singapura dan Thailand. Seperti diberitakan Kompas edisi Sabtu (2/1/2021), ibu kota Thailand, Bangkok, akan menutup sekolah selama dua pekan setelah libur Tahun Baru. Pusat penitipan anak, rumah jompo, taman kanak-kanak, dan tempat kursus juga ditutup pada 4-17 Januari 2021. Adapun fasilitas publik, seperti taman hiburan, taman bermain, pemandian umum, dan panti pijat, ditutup sejak Sabtu lalu.
Langkah itu dilakukan menyusul kemunculan ratusan kasus positif Covid-19 yang mayoritas dari kluster pekerja migran di Provinsi Samut Sakhon, bagian dari wilayah Metropolitan Bangkok. Kebijakan pengetatan pembatasan sosial diambil juga karena muncul kluster di Provinsi Rayong. Kasus Covid-19 dari kluster-kluster tersebut terdeteksi telah menyebar ke Bangkok. Guna memastikan penularan tak meluas di Bangkok, tidak ada pilihan bagi pemerintah setempat selain memperketat pembatasan sosial.
Negara lainnya di Asia Tenggara, yakni Singapura, memperketat pembatasan pergerakan manusia dengan melarang masuk pelancong yang memiliki riwayat perjalanan dari Afrika Selatan mulai 4 Januari 2021. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya strain baru SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, yang bersirkulasi di Afrika Selatan.
Tahun baru 2021 ditandai kehadiran vaksin Covid-19 yang diproduksi beberapa produsen. Vaksinasi awal pun dilakukan di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Singapura.
Keberadaan vaksin memberikan harapan, tetapi tetap harus disadari, masih ada pekerjaan besar yang membentang di depan mata, yakni proses pemberian vaksin secara masif. Tak mudah mewujudkan vaksinasi massal, terutama di negara dengan wilayah luas dan jaringan layanan pemberian vaksin kurang prima. Bahkan, meski pemberian vaksin cukup berhasil, ada kemungkinan pandemi tak bisa berakhir tuntas karena virus terus bermutasi.
Karena itu, keberadaan vaksin tidak boleh membuat negara mana pun mengendurkan penerapan protokol kesehatan. Bahkan, di tengah lonjakan angka kasus baru Covid-19 di sejumlah negara, kewaspadaan harus terus ditingkatkan. Pengetesan, penelusuran, dan pelayanan kesehatan perlu terus diperkuat. Hanya dengan cara ini, kasus baru bisa dicegah dan tingkat kematian ditekan. Selain itu, kepatuhan warga memakai masker, menjaga jarak, dan sering cuci tangan juga tak boleh berkurang.
Langkah yang diambil Singapura dan Thailand mengingatkan betapa pandemi belum akan berakhir dalam waktu dekat. Langkah pengetatan pembatasan sosial perlu diambil setiap saat ketika terjadi tren yang mengkhawatirkan, entah itu lonjakan jumlah kasus baru, hingga kemunculan strain baru virus penyebab Covid-19.